PENDAHULUAN
Ternak-ternak dipelihara untuk dimanfaatkan tenaga/diambil hasilnya
dengan cara mengembangbiakkannya sehingga dapat meningkatkan pendapatan para
petani. Agar ternak peliharaan tumbuh sehat dan kuat, sangat diperlukan
pemberian pakan. Pakan memiliki peranan penting bagi ternak, baik untuk
pertumbuhan ternak muda maupun untuk mempertahankan hidup dan menghasilkan
produk (susu, anak, daging) serta tenaga bagi ternak dewasa. Fungsi lain dari
pakan adalah untuk memelihara daya tahan tubuh dan kesehatan. Agar ternak
tumbuh sesuai dengan yang diharapkan, jenis pakan yang diberikan pada ternak
harus bermutu baik dan dalam jumlah cukup. Pakan yang sering diberikan pada
ternak kerja antara lain berupa: hijauan dan konsentrat (makanan penguat).
J E N I S PAKAN
1. Hijauan Segar
Hijauan segar
adalah semua bahan pakan yang diberikan kepada ternak dalam bentuk segar, baik
yang dipotong terlebih dahulu (oleh manusia) maupun yang tidak (disengut
langsung oleh ternak). Hijauan segar umumnya terdiri atas daun-daunan yang
berasal dari rumput-rumputan, tanaman bijibijian/ jenis
kacang-kacangan.Rumput-rumputan merupakan hijauan segar yang sangat disukai
ternak, mudah diperoleh karena memiliki kemampuan tumbuh tinggi, terutama di
daerah tropis meskipun sering dipotong/disengut langsung oleh ternak sehingga
menguntungkan para peternak/pengelola ternak. Hijauan banyak mengandung
karbohidrat dalam bentuk gula sederhana, pati dan fruktosa yang sangat berperan
dalam menghasilkan energi.
a. Rumput-rumputan
Rumput Gajah (Pennisetum purpureum), rumput Benggala (Penicum maximum), rumput Setaria (Setaria sphacelata), rumput Brachiaria (Brachiaria decumbens), rumput Mexico (Euchlena mexicana) dan rumput lapangan yang tumbuh secara liar.
Rumput Gajah (Pennisetum purpureum), rumput Benggala (Penicum maximum), rumput Setaria (Setaria sphacelata), rumput Brachiaria (Brachiaria decumbens), rumput Mexico (Euchlena mexicana) dan rumput lapangan yang tumbuh secara liar.
b. Kacang-kacangan.
Kacang-kacangan: lamtoro (Leucaena
leucocephala), stylo (Sty-losantes guyanensis), centro (Centrocema pubescens),
Pueraria phaseoloides, Calopogonium muconoides dan jenis kacang-kacangan lain.
c. Daun-daunan:
Daun nangka, daun pisang, daun turi, daun
petai cina dll.
2. Jerami dan hijauan kering
Termasuk kedalam kelompok ini
adalah semua jenis jerami dan hijauan pakan ternak yang sudah dipotong dan
dikeringkan. Kandungan serat kasarnya lebih dari 18% (jerami, hay dan kulit
biji kacang-kacangan).
3. Silase
Silase adalah hijauan pakan ternak yang disimpan dalam bentuk segar biasanya berasal dari tanaman sebangsa padi-padian dan rumput-rumputan
Silase adalah hijauan pakan ternak yang disimpan dalam bentuk segar biasanya berasal dari tanaman sebangsa padi-padian dan rumput-rumputan
4. Konsentrat (pakan penguat)
Contoh: dedak padi, jagung giling, bungkil kelapa, garam dan mineral.
Contoh: dedak padi, jagung giling, bungkil kelapa, garam dan mineral.
MANFAAT PAKAN
1. Sumber energi
Termasuk dalam golongan ini adalah semua bahan pakan ternak yang kandungan protein kasarnya kurang dari 20%, dengan konsentrasi serat kasar di bawah 18%. Berdasarkan jenisnya, bahan pakan sumber energi
dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu:
Termasuk dalam golongan ini adalah semua bahan pakan ternak yang kandungan protein kasarnya kurang dari 20%, dengan konsentrasi serat kasar di bawah 18%. Berdasarkan jenisnya, bahan pakan sumber energi
dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu:
- Kelompok serealia/biji-bijian (jagung, gandum, sorgum)
- Kelompok hasil sampingan serealia (limbah penggilingan)
- Kelompok umbi (ketela rambat, ketela pohon dan hasil sampingannya)
- Kelompok hijauan yang terdiri dari beberapa macam rumput (rumput gajah, rumput benggala dan rumput setaria).
2. Sumber protein
Golongan bahan pakan ini meliputi semua bahan pakan ternak yang mempunyai kandungan protein minimal 20% (berasal dari hewan/tanaman).
Golongan ini dibedakan menjadi 3 kelompok:
Golongan bahan pakan ini meliputi semua bahan pakan ternak yang mempunyai kandungan protein minimal 20% (berasal dari hewan/tanaman).
Golongan ini dibedakan menjadi 3 kelompok:
- Kelompok hijauan sebagai sisa hasil pertanian yang terdiri atas jenis daun-daunan sebagai hasil sampingan (daun nangka, daun pisang, daun ketela rambat, ganggang dan bungkil)
- Kelompok hijauan yang sengaja ditanam, misalnya lamtoro, turi kaliandra, gamal dan sentero
- Kelompok bahan yang dihasilkan dari hewan (tepung ikan, tepung tulang dan sebagainya).
3. Sumber
Vitamin dan Mineral
Hampir semua
bahan pakan ternak, baik yang berasal dari tanaman maupun hewan, mengandung
beberapa vitamin dan mineral dengan konsentrasi sangat bervariasi tergantung
pada tingkat pemanenan, umur, pengolahan, penyimpanan, jenis dan
bagian-bagiannya (biji, daun dan batang). Disamping itu beberapa perlakuan
seperti pemanasan, oksidasi dan penyimpanan terhadap bahan pakan akan
mempengaruhi konsentrasi kandungan vitamin dan mineralnya.Saat ini bahan-bahan
pakan sebagai sumber vitamin dan mineral sudah tersedia di pasaran bebas yang
dikemas khusus dalam rupa bahan olahan yang siap digunakan sebagai campuran
pakan, misalnya premix, kapur, Ca2PO4 dan beberapa mineral.
KEBUTUHAN DAN
KONSUMSI PAKAN
- Kebutuhan Pakan.
Kebutuhan ternak terhadap pakan dicerminkan oleh kebutuhannya terhadap
nutrisi. Jumlah kebutuhan nutrisi setiap harinya sangat bergantung pada jenis
ternak, umur, fase (pertumbuhan, dewasa, bunting, menyusui), kondisi tubuh (normal,
sakit) dan lingkungan tempat hidupnya (temperatur, kelembaban nisbi udara)
serta bobot badannya. Maka, setiap ekor ternak yang berbeda kondisinya
membutuhkan pakan yang berbeda pula.Rekomendasi yang diberikan oleh Badan
Penelitian Internasional (National Research Council) mengenai standardisasi
kebutuhan ternak terhadap pakan dinyatakan dengan angka-angka kebutuhan nutrisi
ternak ruminansia. Rekomendasi tersebut dapat digunakan sebagai patokan untuk
menentukan kebutuhan nutrisi ternak ruminansia, yang
akan dipenuhi
oleh bahan-bahan pakan yang sesuai/bahan-bahan pakan yang mudah diperoleh di
lapangan.
- Konsumsi Pakan
Ternak ruminansia yang normal (tidak dalam keadaan sakit/sedang
berproduksi), mengkonsumsi pakan dalam jumlah yang terbatas sesuai dengan
kebutuhannya untuk mencukupi hidup pokok. Kemudian sejalan dengan pertumbuhan,
perkembangan kondisi serta tingkat produksi yang dihasilkannya, konsumsi
pakannya pun akan meningkat pula.Tinggi rendah konsumsi pakan pada ternak
ruminansia sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal (lingkungan) dan faktor
internal (kondisi ternak itu sendiri).
a. Temperatur
Lingkungan
Ternak ruminansia dalam kehidupannya menghendaki temperatur lingkungan
yang sesuai dengan kehidupannya, baik dalam keadaan sedang berproduksi maupun
tidak. Kondisi lingkungan tersebut sangat bervariasi dan erat kaitannya dengan
kondisi ternak yang bersangkutan yang meliputi jenis ternak, umur, tingkat
kegemukan, bobot badan, keadaan penutup tubuh (kulit, bulu), tingkat produksi
dan tingkat kehilangan panas tubuhnya akibat pengaruh lingkungan.
Apabila terjadi perubahan kondisi lingkungan hidupnya, maka akan terjadi
pula perubahan konsumsi pakannya. Konsumsi pakan ternak biasanya menurun
sejalan dengan kenaikan temperatur lingkungan. Makin tinggi temperatur
lingkungan hidupnya, maka tubuh ternak akan terjadi kelebihan panas, sehingga
kebutuhan terhadap pakan akan turun. Sebaliknya, pada temperatur lingkungan
yang lebih rendah, ternak akan membutuhkan pakan karena ternak membutuhkan
tambahan panas. Pengaturan panas tubuh dan pembuangannya pada keadaan kelebihan
panas dilakukan ternak dengancara radiasi, konduksi, konveksi dan evaporasi.
b. Palatabilitas
Palatabilitas merupakan sifat performansi bahan-bahan pakan sebagai
akibat dari keadaan fisik dan kimiawi yang dimiliki oleh bahan-bahan pakan yang
dicerminkan oleh organoleptiknya seperti kenampakan, bau, rasa (hambar, asin,
manis, pahit), tekstur dan temperaturnya. Hal inilah yang menumbuhkan daya
tarik dan merangsang ternak untuk mengkonsumsinya.
Ternak ruminansia lebih menyukai pakan rasa manis dan hambar daripada asin/pahit. Mereka juga lebih menyukai rumput segar bertekstur baik dan mengandung unsur nitrogen (N) dan fosfor (P) lebih tinggi.
Ternak ruminansia lebih menyukai pakan rasa manis dan hambar daripada asin/pahit. Mereka juga lebih menyukai rumput segar bertekstur baik dan mengandung unsur nitrogen (N) dan fosfor (P) lebih tinggi.
c. Selera
Selera sangat bersifat internal, tetapi erat kaitannya dengan keadaan
“lapar”. Pada ternak ruminansia, selera merangsang pusat saraf (hyphotalamus)
yang menstimulasi keadaan lapar. Ternak akan berusaha mengatasi kondisi ini
dengan cara mengkonsumsi pakan. Dalam hal ini, kadang-kadang terjadi kelebihan
konsumsi (overat) yang membahayakan ternak itu sendiri.
d. Status fisiologi
Status fisiologi ternak ruminansia seperti umur, jenis kelamin, kondisi
tubuh (misalnya bunting atau dalam keadaan sakit) sangat mempengaruhi konsumsi
pakannya
e. Konsentrasi Nutrisi
Konsentrasi nutrisi yang sangat berpengaruh terhadap konsumsi pakan
adalah konsentrasi energi yang terkandung di dalam pakan. Konsentrasi energi
pakan ini berbanding terbalik dengan tingkat konsumsinya. Makin tinggi
konsentrasi energi di dalam pakan, maka jumlah konsumsinya akan menurun.
Sebaliknya, konsumsi pakan akan meningkat jika konsentrasi energi yang
dikandung pakan rendah
f. Bentuk Pakan
Ternak ruminansia lebih menyukai pakan bentuk butiran (hijauan yang
dibuat pellet atau dipotong) daripada hijauan yang diberikan seutuhnya. Hal ini
berkaitan erat dengan ukuran partikel yang lebih mudah dikonsumsi dan dicerna.
Oleh karena itu, rumput yang diberikan sebaiknya dipotong-potong menjadi
partikel yang lebih kecil dengan ukuran 3-5 cm.
g. Bobot Tubuh
Bobot tubuh ternak berbanding lurus dengan tingkat konsumsi pakannya.
Makin tinggi bobot tubuh, makin tinggi pula tingkat konsumsi terhadap pakan.
Meskipun demikian, kita perlu mengetahui satuan keseragaman berat badan ternak
yang sangat bervariasi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengestimasi berat
badannya, kemudian dikonversikan menjadi “berat badan metabolis” yang merupakan
bobot tubuh ternak tersebut. Berat badan ternak dapat diketahui dengan alat
timbang. Dalam praktek di lapangan, berat badan ternak dapat diukur dengan cara
mengukur panjang
badan dan lingkar dadanya. Kemudian berat badan diukur dengan menggunakan formula:Berat badan = Panjang badan (inci) x Lingkar Dada2 (inci) / 661 Berat badan metabolis (bobot tubuh) dapat dihitung dengan cara meningkatkan berat badan dengan nilai 0,75Berat Badan Metabolis = (Berat Badan)0,75
badan dan lingkar dadanya. Kemudian berat badan diukur dengan menggunakan formula:Berat badan = Panjang badan (inci) x Lingkar Dada2 (inci) / 661 Berat badan metabolis (bobot tubuh) dapat dihitung dengan cara meningkatkan berat badan dengan nilai 0,75Berat Badan Metabolis = (Berat Badan)0,75
h. Produksi
Ternak ruminansia, produksi dapat berupa pertambahan berat badan (ternak
potong), air susu (ternak perah), tenaga (ternak kerja) atau kulit dan
bulu/wol. Makin tinggi produk yang dihasilkan, makin tinggi pula kebutuhannya
terhadap pakan. Apabila jumlah pakan yang dikonsumsi (disediakan) lebih rendah
daripada kebutuhannya, ternak akan kehilangan berat badannya (terutama selama
masa puncak produksi) di samping performansi produksinya tidak optimal.
Kandungan Nutrisi Pakan
Ternak.
Setiap bahan pakan atau pakan ternak, baik yang sengaja kita berikan
kepada ternak maupun yang diperolehnya sendiri, mengandung unsur-unsur nutrisi
yang konsentrasinya sangat bervariasi, tergantung pada jenis, macam dan keadaan
bahan pakan tersebut yang secara kompak akan mempengaruhi tekstur dan
strukturnya. Unsur nutrisi yang terkandung di dalam bahan pakan secara umum
terdiri atas air, mineral, protein, lemak, karbohidrat dan vitamin. Setelah
dikonsumsi oleh ternak, setiap unsur nutrisi berperan sesuai dengan fungsinya
terhadap tubuh ternak untuk mempertahankan hidup dan berproduksi secara normal.
Unsur-unsur nutrisi tersebut dapat diketahui melalui proses analisis terhadap
bahan pakan yang dilakukan di laboratorium. Analisis itu dikenal dengan istilah
“analisis proksimat”.
PEMBUATAN PAKAN TERNAK
1. Macam-Macam Silo
Silo dapat dibuat dengan berbagai macam bentuk tergantung pada lokasi, kapasitas, bahan yang digunakan dan luas areal yang tersedia. Beberapa silo yang sudah dikenal adalah
Silo dapat dibuat dengan berbagai macam bentuk tergantung pada lokasi, kapasitas, bahan yang digunakan dan luas areal yang tersedia. Beberapa silo yang sudah dikenal adalah
- Pit Silo: silo yang dirancang berbentuk silindris (seperti sumur) dan di bangun di dalam tanah.
- Trech Silo: silo yang dibangun berupa parit dengan struktur membentuk huruf V.
- Fench Silo: silo yang bentuknya menyerupai pagar atau sekat yang terbuat dari bambu atau kayu.
- Tower Silo: silo yang dirancang membentuk sebuah menara menjulang ke atas yang bagian atasnya tertutup rapat.
- Box Silo: silo yang rancangannya berbentuk seperti kotak.
2. Cara Memformulasi Pakan
Dalam memformulasikan penyusunan ransum atau pakan, perlu menggunakan Tabel Patokan Kebutuhan Nutrisi. Sebagai contoh kebutuhan nutrisi dalam penyusunan ransum bagi sapi perah adalah sebagai berikut :
Sapi perah betina muda berat 350 kg, satu setengah bulan menjelang eranak(melahirkan pada umur 36 bulan), membutuhkan pakan dengan kandungan nutrisi sebagai berikut:
Dalam memformulasikan penyusunan ransum atau pakan, perlu menggunakan Tabel Patokan Kebutuhan Nutrisi. Sebagai contoh kebutuhan nutrisi dalam penyusunan ransum bagi sapi perah adalah sebagai berikut :
Sapi perah betina muda berat 350 kg, satu setengah bulan menjelang eranak(melahirkan pada umur 36 bulan), membutuhkan pakan dengan kandungan nutrisi sebagai berikut:
- Kebutuhan hidup pokok dan reproduksi : Bahan
Kering=6,4 Kg, ME=13 Mcal,
Protein=570 gram, Mineral=37 kg. - Laktasi I :
ahan Kering=1,0 Kg, ME=2,02 Mcal, Protein=93,6 gram, Mineral=5 kg. - Sehingga jumlah Bahan Kering=7,4 kg, ME=15,02 kg, Protein=663,6 gram, Mineral=42 gram.
Dari kebutuhan nutrisi tersebut, kebutuhan pakannya
dapat diformulasikan dengan suatu metode. Misalnya bahan-bahan pakan yang
tersedia adalah:
Dari kebutuhan nutrisi tersebut,
kebutuhan pakannya dapat diformulasikan dengan suatu metode. Misalnya
bahan-bahan pakan yang tersedia adalah:
a.
Rumput gajah:
Bahan Kering=16%, ME=0,33 Mcal, Protein=1,8 gram%BK, Mineral=2,5 gram%BK
Bahan Kering=16%, ME=0,33 Mcal, Protein=1,8 gram%BK, Mineral=2,5 gram%BK
b.
Rumput Kedele:
Bahan Kering=93,5%, ME=3,44 Mcal, Protein=44,9 gram%BK, Mineral=6,3 gram%BK
Bahan Kering=93,5%, ME=3,44 Mcal, Protein=44,9 gram%BK, Mineral=6,3 gram%BK
c.
Bungkil kelapa:
Bahan Kering=86%, ME=2,86 Mcal, Protein=18,6 gram%BK, Mineral=5,5 gram%BK
Bahan Kering=86%, ME=2,86 Mcal, Protein=18,6 gram%BK, Mineral=5,5 gram%BK
Rumput gajah akan digunakan untuk memenuhi
kebutuhan bahan kering sebanyak 80%
= 80/100X7,4 kg = 5,92 kg BK.
= 80/100X7,4 kg = 5,92 kg BK.
Maka kandungan protein yang sudah dapat dipenuhi
rumput adalah: sebanyak
= 1,8/100 X 5,92 kg = 106,56 gram protein.
= 1,8/100 X 5,92 kg = 106,56 gram protein.
Kekurangan:
Bahan kering = 7,4 - 5,92 kg = 1,48 kg
Protein = (663,6 - 106,56) gram = 557,04 kg atau 557,04/1480 X 100% = 37,64%.
Bahan kering = 7,4 - 5,92 kg = 1,48 kg
Protein = (663,6 - 106,56) gram = 557,04 kg atau 557,04/1480 X 100% = 37,64%.
Bungkil kedelai akan memenuhi kekurangan tersebut
sejumlah:
19,04/26,3 X 1,48 kg = 1,07 kg BK.
19,04/26,3 X 1,48 kg = 1,07 kg BK.
Bungkil kelapa akan memenuhi kekurangan tersebut
sejumlah:
7,26/26,3 X 1,48 kg = 0,41 kg BK.
7,26/26,3 X 1,48 kg = 0,41 kg BK.
Jadi, jumlah bahan pakan segar yang dibutuhkan
untuk memenuhi kebutuhan ternak dengan kondisi tersebut di atas adalah:
Rumput gajah = 5,92 X 100/16 kg = 37 kg
Bungkil kedelai = 1,07 X 100/93,5 kg = 1,14 kg
Bungkil kelapa = 0,41 X 100/86 kg = 0,48 kg.
Rumput gajah = 5,92 X 100/16 kg = 37 kg
Bungkil kedelai = 1,07 X 100/93,5 kg = 1,14 kg
Bungkil kelapa = 0,41 X 100/86 kg = 0,48 kg.
TEKNOLOGI PAKAN
Teknologi
pakan ternak ruminansia meliputi kegiatan pengolahan bahan pakan yang bertujuan
meningkatkan kualitas nutrisi, meningkatkan daya cerna dan memperpanjang masa
simpan. Sering juga dilakukan dengan tujuan untuk mengubah limbah pertanian
yang kurang berguna menjadi produk yang berdaya guna.Pengolahan bahan pakan
yang dilakukan secara fisik (pemotongan rumput sebelum diberikan pada ternak)
akan memberi kemudahan bagi ternak yang mengkonsumsinya. Pengolahan secara
kimiawi (dengan menambah beberapa bahan kimia pada bahan pakan agar dinding sel
tanaman yang semula berstruktur sangat keras berubah menjadi lunak sehingga
memudahkan mikroba yang hidup di dalam rumen untuk mencernanya.
Banyak teknik pengolahan telah
dilakukan di negara-negara beriklim subtropis dan tropis, akan tetapi sering menyebabkan
pakan menjadi tidak ekonomis dan masih memerlukan teknik-teknik untuk
memodifikasinya, terutama dalam penerapannya di tingkat peternak.Beberapa
teknik pengolahan bahan pakan yang mudah dilakukan di lapangan adalah:
1.Pembuatan Hay
Hay adalah
tanaman hijauan pakan ternak, berupa rumputrumputan/ leguminosa yang disimpan
dalam bentuk kering berkadar air: 20-30%. Pembuatan Hay bertujuan untuk
menyeragamkan waktu panen agar tidak mengganggu pertumbuhan pada periode
berikutnya, sebab tanaman yang seragam akan memilik daya cerna yang lebih
tinggi. Tujuan khusus pembuatan Hay adalah agar tanaman hijauan (pada waktu
panen yang berlebihan) dapat disimpan untuk jangka waktu tertentu sehingga
dapat mengatasi kesulitan dalam mendapatkan pakan hijauan pada musim kemarau.
Ada 2 metode pembuatan Hay yang dapat
diterapkan yaitu:
a. Metode Hamparan
Merupakan metode
sederhana, dilakukan dengan cara meghamparkan hijauan yang sudah dipotong di
lapangan terbuka di bawah sinar matahari. Setiap hari hamparan di balik-balik hingga
kering. Hay yang dibuat dengan cara ini biasanya memiliki kadar air: 20 - 30%
(tanda: warna kecoklat-coklatan).
b. Metode Pod
Dilakukan dengan
menggunakan semacam rak sebagai tempat menyimpan hijauan yang telah dijemur
selama 1 - 3 hari (kadar air ±50%). Hijauan yang akan diolah harus dipanen saat
menjelang berbunga (berkadar protein tinggi, serat kasar dan kandungan air
optimal), sehingga hay yang diperoleh tidak berjamur (tidak berwarna “gosong”)
yang akan menyebabkan turunnya palatabilitas dan kualitas.
2. Pembuatan Silase
Silase adalah
bahan pakan ternak berupa hijauan (rumput-rumputan atau leguminosa) yang
disimpan dalam bentuk segar mengalami proses ensilase. Pembuatan silase
bertujuan mengatasi kekurangan pakan di musim kemarau atau ketika penggembalaan
ternak tidak mungkin dilakukan. Prinsip utama pembuatan silase:
a) menghentikan
pernafasan dan penguapan sel-sel tanaman.
b) mengubah
karbohidrat menjadi asam laktat melalui proses fermentasi kedap
udara.
udara.
c) menahan
aktivitas enzim dan bakteri pembusuk.Pembuatan silase pada temperatur 27-35
derajat C., menghasilkan kualitas yang sangat baik. Hal tersebut dapat
diketahui secara organoleptik, yakni:
a) mempunyai
tekstur segar
b) berwarna
kehijau-hijauan
c) tidak berbau
d) disukai
ternak
e) tidak berjamur
f) tidak
menggumpal
Beberapa metode dalam pembuatan silase:
1. Metode
Pemotongan
Hijauan dipotong-potong dahulu, ukuran 3-5 cm
- Dimasukkan kedalam lubang galian (silo) beralas plastik
- Tumpukan hijauan dipadatkan (diinjak-injak)
- Tutup dengan plastik dan tanah
- Dimasukkan kedalam lubang galian (silo) beralas plastik
- Tumpukan hijauan dipadatkan (diinjak-injak)
- Tutup dengan plastik dan tanah
2.
Metoode
Pencampuran
Hijauan
dicampur bahan lain dahulu sebelum dipadatkan (bertujuan untuk mempercepat
fermentasi, mencegah tumbuh jamur dan bakteri pembusuk, meningkatkan tekanan
osmosis sel-sel hijauan. Bahan campuran dapat berupa: asam-asam organik (asam
formiat, asam sulfat, asam klorida, asam propionat), molases/tetes, garam,
dedak padi, menir /onggok dengan dosis per ton hijauan sebagai berikut:
- asam organik: 4-6kg,
- molases/tetes: 40kg
- garam :
30kg
- dedak padi:
40kg
- menir: 35kg
- onggok:
30kg
Pemberian
bahan tambahan tersebut harus dilakukan secara merata ke seluruh hijauan yang
akan diproses. Apabila menggunakan molases/tetes lakukan secara bertahap dengan
perbandingan 2 bagian pada tumpukan hijauan di lapisan bawah, 3 bagian pada
lapisan tengah dan 5 bagian pada lapisan atas agar terjadi pencampuran yang
merata.
3. Metode Pelayuan
Hijauan
dilayukan dahulu selama 2 hari (kandungan bahan kering
40% - 50%)
40% - 50%)
- Lakukan seperti metode pemotongan
3. Amoniasi
Amoniasi
merupakan proses perlakuan terhadap bahan pakan limbah pertanian (jerami)
dengan penambahan bahan kimia: kaustik soda (NaOH), sodium hidroksida (KOH)
atau urea (CO(NH2) 2. Proses amoniasi dapat menggunakan urea sebagai bahan
kimia agar biayanya murah serta untuk menghindari polusi. Jumlah urea yang
diperlukan dalam proses amoniasi: 4 kg/100 kg jerami. Bahan lain yang
ditambahkan yaitu : air sebagai pelarut (1 liter air/1 kg jerami).
4. Pakan
Pemacu
Merupakan
sejenis pakan yang berperan sebagai pemacu pertumbuhan dan peningkatan populasi
mikroba di dalam rumen, sehingga dapat merangsang penambahan jumlah konsumsi
serat kasar yang akan meningkatkan produksi. Molases sebagai bahan dasar pakan
pemacu merupakan bahan pakan yang dapat difermentasi dan mengandung beberapa
mineral penting. Dapat memperbaiki formula menjadi lebih kompak, mengandung
energi cukup tinggi sehingga dapat meningkatkan palatabilitas serta citarasa.
Urea merupakan bahan pakan sumber nitrogen yang dapat difermentasi. Setiap
kilogram urea mempunyai nilai yang setara dengan 2,88 kg protein kasar
(6,25X46%). Dalam proporsi tertentu mempunyai dampak positif terhadap
peningkatan konsumsi serat kasar dan daya cerna.
Proses Pembuatan
Dilakukan dalam suasana hangat
dan bertahap
- Molases (29% dari total
formula) dipanaskan pada suhu ± 50 derajat C.
- Buat campuran I (tapioka 16%,
dedak padi 18%, bungkil kedelai 13%).
- Buat campuran II (urea: 5%,
kapur 4%, garam 9%).
- Buat campuran III (tepung
tulang 5% dan mineral 1%).
- Buat campuran IV dari campuran
I, II, III yang diaduk merata.
- Masukkan campuran IV sedikit
sedikit ke dalam molases, diaduk hingga
merata (±15 menit).
merata (±15 menit).
- Masukkan dalam mangkok/cetakan
kayu beralas plastik dan padatkan.
- Simpan di tempat teduh dan
kering.
Kualitas Nutrisi
Hasil analisis proksimat, pakan
pamacu yang dibuat dengan formulasi tersebut mempunyai nilai nutrisi sebagai
berikut: Energi 1856 Kcal, protein 24%, kalsium 2,83% dan fosfor 0,5%.
Jumlah dan Metode Pemberian
Pemberian pakan pamacu dapat
meningkatkan konsentrasi amonia dalam rumen dari (60-100) mgr/liter menjadi
150-250 mgr/liter. Jumlah pemberian pakan pemacu disesuaikan dengan jenis dan
berat badan ternak. Untuk ternak ruminansia kecil (domba/kambing) maksimum 4
gram untuk setiap berat badan. Untuk ternak ruminansia besar (sapi) 2 gram
untuk setiap berat badan dan 3,8 gram untuk kerbau. Pemberian pakan pemacu
sangat cocok bagi ternak ruminansia yang digembalakan dan diberi sisa tanaman
pangan seperti jerami atau bahan pakan berkadar protein rendah.
5. Pakan Penguat
Pakan penguat atau
konsentrat yang berbentuk seperti tepung adalah sejenis pakan komplet yang
dibuat khusus untuk meningkatkan produksi dan berperan sebagai penguat. Mudah
dicerna, karena terbuat dari campuran beberapa bahan pakan sumber energi
(biji-bijian, sumber protein jenis bungkil, kacang-kacangan, vitamin dan
mineral). Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan pakan penguat:
1. Ketersediaan
Harga Satuan Bahan Pakan
Beberapa bahan pakan mudah diperoleh di suatu daerah, dengan harga bervariasi, sedang di beberapa daerah lain sulit didapat. Harga perunit bahan pakan sangat berbeda antara satu daerah dan daerah lain, sehingga keseragaman harga per unit nutrisi (bukan harga per unit berat) perlu dihitung terlebih dahulu.+
2. Standar
kualitas Pakan Penguat
Kualitas pakan penguat dinyatakan dengan nilai nutrisi yang dikandungnya terutama kandungan energi dan potein. Sebagai pedoman, setiap Kg pakan penguat harus mengandung minimal 2500 Kcal energi dan 17% protein, serat kasar 12%.
3. Metode dan
Teknik Pembuatan
Metode formulasi
untuk pakan penguat adalah metode simultan, metode segiempat bertingkat, metode
aljabar, metode konstan kontrol, metode ekuasi atau metode grafik
4. Prosedur
Memformulasi
- Buat daftar
bahan pakan yang akan digunakan, kandungan nutrisinya (energi, potein), harga
per unit berat, harga per unit energi dan harga per unit protein
- Tentukan
standar kualitas nutrisi pakan penguat yang akan dibuat.
- Memformulasi,
dilakukan pada form formulasi
- Tentukan
sebanyak 2% (pada kolom %) bahan pakan sebagai sumber vitamin dan mineral
- Tentukan
sebanyak 30% bahan pakan yang mempunyai kandungan energi lebih tinggi daripada
kandungan energi pakan penguat, tetapi harga per unit energinya yang paling
murah (dapat digunakan lebih dari 1 macam bahan pakan).
- Jumlahkan (%
bahan, Kcal energi, % protein dan harganya), maka 50% formula sudah diperoleh
- Lakukan pengecekan kualitas dengan membandingkan
kualitas nutrisi %0% formula dengan kualitas nutrisi 50% pakan penguat
0 comments:
Post a Comment