Keseimbangan
umum terjadi apabila pasar barang dan pasar uang berada dalam keseimbangan
secara bersama-sama. Dari keseimbangan tersebut diperoleh keseimbangan
pendapatan nasional dan keseimbangan tingkat bunga. Seperti penjelasan pada bab
yang terdahulu, keseimbangan pasar barang dicerminkan oleh Kurva IS dan
keseimbangan pasar uang dicerminkan oleh Kurva LM
Keseimbangan Umum IS-LM
Kurva IS
adalah kurva yang mewakili peristiwa yang terjadi di sektor riil atau pasar
barang. Slope (kemiringan) dari kurva ini adalah negatif. Sementara itu kurva
LM adalah kurva yang mewakili peristiwa yang terjadi di sektor keuangan atau
pasar uang. Slope kurva LM adalah positip. Kedua kurva akan berpotongan pada
satu titik.
Pada awalnya, keseimbangan terjadi pada saat
kurva IS0 dan kurva LM0 saling
berpotongan. Keseimbangan ini menghasilkan tingkat bunga keseimbangan (i0)
dengan pendapatan nasional keseimbangan (Y0).
Adanya easy money policy, menyebabkan jumlah uang
beredar bertambah. Bertambahnya jumlah uang beredar menyebabkan kurva LM bergeser
ke kanan dari LM0 ke LM1. Akibatnya keseimbangan baru terbentuk. Di
keseimbangan yang baru, pendapatan nasional keseimbangan menjadi Y1
dan suku bunga keseimbangan menjadi i1.
Adanya pertambahan jumlah
uang beredar menyebabkan suku bunga di pasar menjadi turun. Turunnya suku bunga
menyebabkan investasi bertambah dan akibatnya kurva IS bergeser ke kanan menuju
ke IS1. Pergeseran kurva IS menyebabkan keseimbangan
berubah kembali menjadi i1 dan Y1. Banyaknya permintaan dana untuk investasi
menyebabkan suku bunga menjadi semakin mahal dan naik.
Perhitungan Keseimbangan IS-LM
Secara matematis keseimbangan IS-LM dapat
dilakukan sebagai berikut:
Contoh:
Diketahui,
C = 100 + 0,75Y
I = 60 – 200i
Ms = 500
Md = 0,2Y+428-400i
Ditanya: keseimbangan umum IS-LM
Jawab:
Y = C + I
Y = 100 + 0,75Y + 60 – 200i
Y – 0,75Y = 160 – 200i
88
|
|||
Y = 640 –
|
800i
|
(Keseimbangan pasar barang)
|
|
Ms = Md
|
|
|
|
500 = 0,2Y + 428 – 400i
|
|
||
0,2Y = 72
|
+ 400i
|
|
|
Y = 360 + 2000i
|
(Keseimbangan pasar uang)
|
||
Keseimbangan umum
|
|
||
IS = LM
|
|
|
|
640 – 800i = 360 + 2000i
|
|
||
2800i = 280
|
|
||
i = 0,1 atau 10%
|
|
||
Y = 640
|
–
|
800i
|
|
Y = 640
|
–
|
800 (0,1)
|
|
Y = 560
|
|
|
|
Jadi pada keseimbangan
umum, tingkat bunga keseimbangan adalah 10% dan tingkat pendapatan nasional
keseimbangan adalah 560.
Pergeseran Kurva IS
Apabila pemerintah
meningkatkan pengeluarannya (G) sebesar 20, maka kurva IS akan bergeser ke
kanan. Maka keseimbangan yang baru adalah
Y = C + I + G
Y = 100 + 0,75Y + 60 – 200i + 20
Y – 0,75Y = 180 – 200i
0,25Y = 180 – 200i
Y = 720 – 800i (Keseimbangan di Pasar Barang)
Apabila kurva LM tetap, maka keseimbangan umum
menjadi: IS = LM
89
2800i = 360 i = 0,129
Y = 720 – 800i
Y = 720 – 800 (0,129)
Y = 720 – 103,2
Y = 616,8
Naiknya pengeluaran pemerintah sebesar 20,
menyebabkan tingkat bunga keseimbangan naik menjadi 12,9% dan pendapatan
nasional keseimbangan naik menjadi 616,8.
Efektivitas Kebijakan Fiskal dan Moneter
Dalam melihat efektivitas kebijakan kita
membandingkannya pada 3 daerah yaitu daerah klasik, intermediate range dan
daerah Keynes. Jika digambarkan, maka bentuk kurva LM menjadi seperti berikut
ini.
Daerah liquidity trap merupakan daerah yang
idenya pertama sekali dikemukakan oleh Keynes. Keynes menganggap ada satu
daerah pada kurva LM yang memiliki tingkat bunga yang sangat rendah dan tidak
mungkin turun lagi. Daerah inilah yang disebut daerah liquidity trap. Sementara
itu daerah klasik memiliki kurva LM yang tegak lurus. Hal ini dikarenakan
pemahaman kaum klasik bahwa dalam teori permintaan uang, permintaan uang tidak
dipengaruhi oleh suku bunga. Menurut paham ini, permintaan uang dipengaruhi
oleh pendapatan. Karena tidak ada hubungannya dengan suku bunga, maka kurva LM
bentuknya tegak lurus. Daerah intermediate range adalah daerhah yang
menunjukkan kurva LM dipengaruhi oleh suku bunga. Untuk melihat keefektifan
kebijakan ekonomi dapat kita lihat pada gambar berikut
Gambar di atas menunjukkan apabila kurva IS
bergeser ke kanan berarti kebijakan fiskal ekspansif. Jika kita perhatikan pada
masing-masing daerah, kebijakan fiskal sangat efektif pada daerah Keynesian dan
efektif pada daerah intermediate range. Hal ini terlihat dari besarnya
perubahan keseimbangan pendapatan nasional di daerah Keynesian. Sementara itu,
kebijakan fiskal sama sekali tidak efektif pada daerah klasik. Ketika ada
kebijakan fiskal, keseimbangan pendapatan nasional tidak berubah.
Kebijakan moneter yang espansif ditandai dengan
bergesernya kurva LM dari LM0 ke LM1. Apabila dibandingkan pada ketiga daerah maka
kebijakan moneter sangat efektif di daerah klasik dan efektif pada daerah intermediate.
Sementara itu, kebijakan moneter sama sekali tidak efektif pada daerah
Keynesian.
0 comments:
Post a Comment