WINBIE GENESIS: DESAIN DAN PROPOSAL PENELITIAN winbie genesis

Pages

Saturday, May 16, 2015

DESAIN DAN PROPOSAL PENELITIAN



DESAIN DAN PROPOSAL PENELITIAN



2..1. DESAIN PENELITIAN

Hal  terpenting  yang  harus  diperhatikan  peneliti  dalam  menyusun  dan memilih  langkah   langkah  metodologinya  adalah  menjelaskan  variabel  – variabel yang terkait di dalam penelitiannya
Ada empat atribut variabel yang perlu dijelaskan yaitu :

1. Nama variabel

2. Definisi

3. Klasifikasi

4. Instrumen atau cara pengamatannya


Jika keempat atribut variabel tersebut telah dijelaskan, dapat dikatakan bahwa variabel penelitian telah dioperasionalkan. Hanya variabel variabel yang  dapat   dioperasionalkanlah  yang  dapat  diteliti.  Variabel  yang  tak teroperaionalkan tidak dapat diteliti.
Variabel penelitian sedikitnya dapat digolongkan ke dalam kelompok variabel  diskrit, pengklasifikasiannya akan bersifat nominal atau kategorial atau saling terpisah,  seperti variabel jenis kelamin, pekerjaan, agama, dan sebagainya. Bilangan yang bisa dilekatkan pada variabel diskrit adalah 1 atau
0. Sedang  untuk  variabel  kontinum,  pengklasifikasiannya  bersifat  ordinal, interval atau  rasio. Klasifikasi ordinal berdasarkan rank, dengan pencatatan secara ordered, misalnya :  1.        Untuk jenjang tertinggi,                           2.                                             Untuk jenjang dibawahnya, dan seterusnya. Untuk klasifikasi interval dan rasio, bilangan pencatatannya  bergerak  dari  angka  0  sampai  berapa  saja  sesuai  dengan penskalaan  yang  digunakan  oleh  peneliti.  Yang  penting  untuk  dipastikan bahwa peneliti telah menetapkan kaidah ataunorma yang digunakan sebagai dasar pengklasifikasian.

Dalam penelitian  eksperimental,  baik  eksperimental  murni  maupun eksperimental            ex                     post  facto.           Variabel               variabel           penelitian    sering diklasifikasikan ke dalam variabel terikat dan variabel bebas serta variabel kendali.   Variabel  terikat  merupakan  variabel  perilaku  sebagai  kriterium darimana efek                perlakuan  hendak           dinilai,           sementara   variabel             bebas merupakan  variabel perlakuan yang efeknya akan dinilai melalui kriterium dan  variabel  kendali  merupakan  variabel  yang  dikontrol,  dipersamakan, disetarakan, dinetralkan atau dieliminasi efeknya terhadap variabel perilaku. Variabel variabel lain yang tidak  diamati  diperlakukan sebagai variabel ambang.
Pentingnya operasionalisasi variabel terletak pada implakasinya dalam

penentuan instrumen atau cara pengumpulan data penelitian, serta dalam penentuan   rancangan  penelitian.  Instrumen  pengamatan  merupakan  alat untuk mengumpulkan data variabel yang diteliti. Instrumen itu bisa berujud alat yang sangat sederhana seperti check list, interview schedule sampai alat
alat elektronik yang canggih. Sebagian instrumen mungkir sudah tersedia, sebagian  lainnya  belum  tersedia  dan  harus  disusun.  Jika  instrumen  telah tersedia  peneliti  harus   mampu  memilih  alat   alat  yang  ada  dengan memperhatikan 3 syarat : (1).  Relevansi,(2).  Akurasi, (3). Keandalannya. Dua syarat pertama masuk dalam syarat validitas, sedang yang ketiga merupakan syarat realibilitas. Peneliti wajib membuktikan bahwa ketiga syarat tadi telah dipenuhi dalam menyusun instrumen penelitiannya.
Ada  syarat  keempat  yang  jika  berhasil  dipenuhi  akan  membuat instrumen penelitian menjadi makin baik, yaitu standarized. Persyaratan ini menuntut  agar  instrumen  penelitian  telah  ditera  atau  diseragamkan  cara penggunaannya. Misalnya ukuran berat, panjang, suhu, dan sebagainya.
Setelah     menjelaskan     variable          variable     yang    terkait     dalam penelitiannya, seorang peneliti perlu membuat research design yang umumnya memuat  : (1).  Model struktur sampling, dan                          (2).                     Model              analisis                   data.

Berapa banyak sampel yang akan diteliti, bagaiman mengatur smpel –smpel itu sehingga  menjadi suatu rancangan sampel yang memadai, akan sangat tergantung pada permasalahan penelitian dan strategi yang telah ditetapkan untuk  memecahkan   permasalahan  tersebut.  Jadi  sebenarnya  merancang sampel  hanya  sebagai  tindak   turunan  saja  dari  strategi  penelitian  yang ditetapkan, bukan sebaliknya. Namun  istimewanya, pengetahuan yang luas mengenai rancangan sampel dapat membantu pemilihan strategi penelitian.
Dari sekian banyak rancangan sampel yang ada dalam kepustakaan bisa dibedakan menjadi 2 bagian besar  :  Rancangan dasar (basic design) dan Rancangan  paduan  (combinatorial  design).  Ketepatan  pemilihan  rancangan penelitian sangat menentukan presisi infernsi penelitian.
Pada dasarnya ada 4 rancangan sampel   :

1.  Rancangan satu sampel, dengan pengamatan satu variable atau lebih.

2.  Rancangan  satu sampel, dengan pengamatan ulangan.

3.  Rancangan  satu  faktor  (single  factor  design),  dalam  rancangan  ini digunakan  sejumlah sampel yang di klasifikasi atas dasar hanya satu variable.
4.  Rancangan facktorial, dalam rancangan ini digunakan sejumlah sampel yang di klasifikasikan atas dasar dua variable, tiga variable atau lebih. Di samping rancangan diatas terdapat juga rancangan campuran dari
rancangan  rancangan  diatas  yang  tiada  lain  merupakan  perluasan  dari rancangan  dasar.  Masing   masing  rancangan  penelitian  memiliki  model analisis sendiri sendiri, dan setiap model analisis memiliki andaian tertentu. Karena  itu  dalam  mempelajari   rancangan  penelitian  sekaligus  dipelajari model – model analisisnya serta asumsi – asumsi yang mendasarinya.
Telah dikemukakan bahwa salah satu dasar ilmiah suatu penelitian

terletak  pada   metodologinya,   dan   dalam   metodologi   itu   kecanggihan rancangan  penelitian memegang peran sangat penting. Setelah menentukan rancangan penelitian maka masalah berikutnya yang harus diperhatikan oleh

peneliti adalah  mengenai  sampel.  Masalah  sampling  merupakan  masalah penting dalam setiap penelitian ilmiah, karena  :  (1).  Penelitian ilmiah sering dilakukan terhadap sampel,  (2).  Setiap usaha meningkatkan generalisasi hasil hasil penelitian dihadapkan pada kenyataan terjadinya kesalahan yang diakibatkan oleh kesalahan sampling,     (3).      Untuk  meningkatkan  kualitas hasil  penelitian  diperlukan  pengetahuan  yang  sebaik   baiknya  mengenai masalah sampling.


2.2.Arti Proposal Penelitian

Proposal penelitian adalah suatu usulan penelitian yang diajukan oleh seseorang atau suatu badan/ perusahaan/ organisasi untuk menghasilkan suatu output tertentu  atau memberikan jasa penelitian kepada sponsor atau  pendukung.  Adapun  maksud  proposal  penelitian  adalah  sebagai berikut:
1.  Untuk  merumuskan  masalah  apa  yang  akan  diteliti  dan  mengapa

masalah tersebut penting.

2.  Untuk mengkaji upaya penelititan‐penelitian lain yang telah dilakukan dalam masalah serupa.
3.  Untuk menguraikan jenis data yang diperlukan dalam penyelesaian

masalah dan bagaimana metode pengumpulan data, pengolahan data dan menganalisisnya.


2.2.1.Jenis Proposal Penelitian

1.  Proposal Internal

Proposal internal yang kebanyakan dibuat oleh sebuah perusahaan pada      umumnya             lebih             ringkas                 dibandingkan   dengan    proposal eksternal.  Biasanya  dilakukan  oleh  staf  perusahaan  atau  bagian Litbang (penelitian dan pengembangan).

2.  Proposal Eksternal

Jenis proposal eksternal dapat dibedakan menjadi proposal pesanan dan proposal bukan pesanan. Proposal pesanan biasanya harus melalui sebuah  persaingan  untuk  mendapatkan  kontrak  atau  dana  dengan proposal yang   diajukan   pihak    lain.         Proposal          bukan                    pesanan menggambarkan saran dan anjuran  peneliti untuk sebuah penelitian yang mungkin akan dilaksanakan.


2.2.3.  Manfaat Proposal

a.  Manfaat bagi peneliti

1.  Persamaan Persepsi Permasalahan

Permasalahan yang akan diselidiki merupakan permasalahan yang diinginkan untuk diselidiki oleh manajer.
2.  Orientasi Penelitian Keseluruhan

Dengan menyusun proposal terlebih dahulu sebelum melaksanakan penelitian,  peneliti menjadi lebih mampu melihat keseluruh aspek penelitian. Data apa saja yang harus dikumpulkan, metoda analisis yang  akan  dipergunakan,  serta  waktu  dan  anggaran  penelitian semuanya dapat dipersiapan dan dapat  diketahui dalam proposal penelitian.
3.  Pedoman Pelaksanaan Penelitian

Dari proposal  penelitian,  diketahui  kegiatan  apa  saja  yang  akan dilakukan  baik  dari  jenis  kegiatan  maupun  waktu  pelaksanaan kegiatan.
4.  Kejelasan Kegiatan Penelitian

Dengan menggunakan proposal yang baik, kegiatan penelitian yang akan dilakukan menjadi lebih jelas. Dengan menggunakan proposal, efisiensi   waktu     penelitian      dapat                  ditingkatkan,             kemungkinan

kesalahan  penelitian  dapat  dikurangi,  dan  pad  umumnya  akan menghasilkan kualitas penelitian yang lebih tinggi.
5.  Kemudahan Evaluasi Penelitian

Dari proposal  penelitian  dapat  diketahui  kegiatan  apa  saja  yang harus,   tidak   perlu,   atau   tidak   mungkin   dapat   dilaksanakan. Pembimbing penelitian, konsumen penelitian, serta pihak lain yang terkait dapat mengetahui  kegiatan apa saja yang akan dilakukan oleh  peneliti  dan  dapat  memberikan  saran  atau  koreksi  sesuai dengan fungsi dan kepentingan masing‐masing.
6.  Proteksi Pelaksanaan Penelitian

Proposal yang sudah disusun dan disetujui berbagai pihak yang terkait   dapat  menjadi               ”pelindung”         peneliti            dari          permintaan perubahan   kegiatan   penelitian.   Dengan   menunjukan   proposal, campur tangan dari berbagai pihak lain dapat dihindarkan, karena apa yang diminta tidak tertulis dalam proposal.
7.  Persetujuan Peneliti dan Manajer

Dari proposal akan diketahui batasan sejauh mana informasi yang akan diperoleh manajer, sehingga akan dapat mengurangi harapan yang akan berlebihan dari manajer.
b.   Manfaat bagi manajer

1.  Jaminan Kualitas Peneliti

Proposal penelitian  yang  diajukan  harus  memberikan  informasi yang     diinginkan oleh manajer. Hal ini perlu dilakukan sebelum manajemen   mengeluarkan  lebih  banyak  biaya  untuk  kegiatan penelitian yang tidak mempunyai nilai manajerial yang cukup.
2.  Persetujuan Metode Penelitian

Metode    dan    teknik     penelitian    harus     disesuaikan    dengan permasalahan  yang  dihadapi  manajer  sebelum  penelitian  akan dilakukan.

3.  Kendali Penelitian

Proposal akan  berfungsi  sebagai  kendali  pelaksanaan  penelitian, sehingga manajer akan dapat memperoleh hasil penelitian dengan menggunakan metode  dan teknik sesuai dengan apa yang tertulis dalam proposal.
4.  Prioritas Penelitian

Peneliti menyusun daftar preferensi penelitian atas usulan‐usulan yang diterima dari manajer. Daftar ini sangat penting bagi manajer, terutama  dalam  hubungannya  dengan  kendala  waktu  dan  dana yang tersedia untuk penelitian.
5.  Penilaian Informasi

Dalam rangka penentuan biaya penelitian yang akan dikeluarkan oleh  manajemen,  nilai  informasi  penelitian  merupakan  masukan yang sangat penting.


2.2.4.Struktur Proposal Penelitian

1.  Halaman Judul

Judul penelitian sebaiknya disusun ringkas‐padat dan menarik.

2.  Ringkasan Eksekutif

Ringkasan eksekutif  merupakan  salah  satu  bentuk  lain  dari  usulan penelitian        yang                      disajikan                secara    singkat    dan    padat    sehingga memungkinkan  bagi  para  sponsor  untuk  mengetahui  maksud  dan tujuan secara cepat dan tepat.
3.  Latar Belakang

Latar belakang berisi uraian singkat mengenai “lingkungan” di seputar masalah yang akan diteliti.
4.  Rumusan Masalah

Namun  juga  harus  diperhatikan  susunan  paragrafnya,  agar  suatu permasalahan   dapat   diuraikan   secara   runtut   dan   focus   dengan

dihasilkannya kata akhir suatu permasalahan yang dapat ditangkap dan dimengerti oleh pembaca secara jelas.
5.  Tujuan Penelitian

Bagian ini menjabarkan secara jelas apa saja yang direncanakan untuk dilakukan dalam usulan penelitian.
6.  Studi Pustaka

Bagian ini melihat kembali semua penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya ataupun yang sedang dilakukan, yang memiliki hubungan dengan penelitian yang akan dilakukan ini.
7.  Manfaat Penelitian

Penekanan pentingnya dilakukan penelitian ini dapat dijabarkan dalam bagian ini.
8.  Desain Penelitian

Desain  penelitian  menggambarkan  apa  yang  akan  dilakukan  oleh peneliti,yaitu tahapan yang akan dilakukan, informasi mengenai cara penarikan   sample  bila  diperlukan  survei  primer,  berapa  besarnya sample,  metode                      pengumpulan      data,   instrumen                 penelitan,                            dan prosedur teknis penelitan lainnya.
9.  Analisis Data

Dalam    bagian    ini    perlu    dijabarkan    mengenai    metode    yang direncanakan dan dasar teoritis untuk memakai teori tersebut (dalam analisis data).
10. Bentuk Laporan

Bagian ini memuat kesimpulan statistik, hasil temuan, rekomendasi, rencana   kegiatan,  model,  rencana  strategi,  dan  sebagainya  yang merupakan contoh dari bentuk hasil.
11. Kualifikasi Penelitian

Pada bagian  ini  akan  menyebutkan  siapa  saja  yang  terlibat  dalam pelaksanaan   proses  penelitian.  Alangkah  baiknya  apabila  disertai dengan data pribadi atau curiculum vitae dari peneliti.
12. Anggaran

Dalam penelitian harus diketahui secara benar pos‐pos apa saja yang dianggarkan dalam pelaksanaan penelitian.
13. Jadwal

Jadwal ini perlu dibuat untuk memperlihatkan gambaran mengenai kapan   dan   berapa   lama   jangka   waktu   yang   diperlukan   untuk melaksanakan setiap langkah dalam penelitian.
14. Daftar Pustaka

Semua kegiatan  penelitian  memerlukan  referensi  atau  kepustakaan dari banyak sumber untuk menghindari unsur penjiplakan.
15. Lampiran

Lampiran  ditujukan  untuk  memuat  hal‐hal  yang  perlu  dijelaskan dalam
penelitian.



2.2.5.Evaluasi Proposal

Suatu usulan penelitian dapat dievaluasi secara formal dan tidak formal. Evaluasi   formal  didasarkan  pada  kriteria   yang  dibuat  oleh  sponsor berdasarkan kebutuhan  mereka sebelum mereka menilai. Evaluasi secara tidak formal penilaiannya didasarkan  pada sejauh mana usulan tersebut sesuai dengan kebutuhan suatu proyek beserta  kriterianya, tanpa harus didokumentasikan secara baik.
Ada beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan agar suatu usulan

proposal dapat mendapat perhatian pihak sponsor, yakni sebagai berikut:

1.  Proposal harus ditampilkan secara rapi, terstruktur, dan terorganisasi.

2.  Topik utama dari proposal hendaknya daoat ditemukan dan dipahami dengan cepat dan mudah.
Beberapa pedoman cara penulisan laporan yang baik:
ƒ  Buatlah kalimat sejelas mungkin. Setiap kalimat haruslah diusahakan dalam bentuk  kalimat tunggal yang sempurna. Usahakan pula agar setiap paragraf jangan terlalu panjang. Tulislah buah pikiran yang ada ke dalam kalimat‐kalimat yang dibagi menjadi beberapa paragraf dan gunakan  subbab,  apabila  perlu  untuk  setiap  butir  yang  dianggap penting.
ƒ  Berhati‐hatilah  dalam  menggunakan  istilah  (terminology).  Terlebih‐

lebih dalam  suatu  penelitian  ilmu  social,  sikap  berhati‐hati  dalam setiap mengemukakan istilah‐istilah tersebut harus tinggi. Kalau tidak, mungkin   dapat   menimbulkan   berbagai   macam   kesalahpahaman. Setiap istilah haruslah didefinisikan secara jelas dan konsisten. Istilah‐ istilah yang digunakan sebaiknya  juga disesuaikan dengan sasaran/ pembaca laporan.
ƒ  Gunakan tata bahasa, ejaan, dan tanda‐tanda kalimat (koma, seru, titik

dua,  dan  lain  sebagainya)  yang  baku.  Dengan  demikian  adanya kemungkinan  salah  pengertian  antara  penulis  dan  pembaca  dapat dihindari.
ƒ  Usahakan menggunakan kalimat langsung dan positif, serta hindarkan

penggunaan  kalimat‐kalimat  yang  kompleks.  Jangan  menggunakan kata‐kata yang tidak berguna dan hindarkan penggunaan istilah yang bersifat lokal.
ƒ  Berilah nomor urut pada setiap bab, sub‐bab, tabel dan diagram secara

konsisten dan  memadai.  Hindari  cara  pemberian  nomor  urut  yang tidak konsisten dan berlebih‐lebihan.
ƒ  Gunakan catatan kaki (footnotes) atau bodynotes. Kalau menggunakan

footnotes harus secara konsisten, dan beri nomor secara berurutan dan

letakkan setiap  catatan  kaki  pada  bagian  bawah  di  masing‐masing halaman   yang   bersangkutan.   Dapat   pula   kita   mengelompokkan catatan kaki itu di bagian belakang pada akhir laporan asal saja nomor urutnya  tetap  konsisten.  Jika  menggunakan  bodynotes  juga  harus konsisten, dengan memasukkan tahun saja atau tahun beserta halaman yang dikutip

0 comments:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com