Keseimbangan
pasar uang tercapai ketika terjadi keseimbangan antara permintaan uang dengan
penawaran uang (Md = Ms). Dari keseimbangan tersebut akan terbentuk kurva LM
yang mencerminkan titik-titik keseimbangan bunga dengan pendapatan nasional
pada pasar uang. Sebelum membahas mengenai keseimbangan di pasar uang, maka
terlebih dahulu akan dibahas mengenai teori-teori permintaan uang.
a. Teori Irving Fisher
Irving Fisher
melihat fungsi uang sebagai alat pertukaran. Menurutnya, apabila terjadi
transaksi antara penjual dan pembeli maka terjadi pertukaran antara uang dengan
barang/jasa, sehingga nilai uang akan sama dengan nilai barang/jasa tersebut.
Keadaan ini digambarkan oleh Fisher dalam sebuah
persamaan: MV = PT
Dimana
M = jumlah uang yang beredar
V = velositas atau perputaran uang P = harga
barang/jasa
Jumlah uang beredar (M) ditentukan oleh otoritas
moneter (Bank Sentral). Velositas uang dipengaruhi oleh budaya, institusi dan
teknologi. Misalnya bagi masyarakat di negara sedang berkembang, penggunaan
uang dalam transaksi akan lebih besar disbanding negara yang sudah maju, dimana
mereka lebih sering menggunakan kartu kredit dan debit dalam bertransaksi.
Penggunaan kartu debit dan kredit tadi dapat menyebabkan velositas uang menjadi
kecil. Namun menurut Fisher, velositas uang dalam jangka pendek bersifat tetap.
Karena tidak mudah untuk merubah kebiasaan (budaya) dan teknologi dalam waktu
yang cepat. Transaksi perdagangan juga dalam jangka pendek bersifat tetap. Oleh
karena itu, menurut Fisher, apabila jumlah uang beredar bertambah banyak, maka
secara langsung akan menyebabkan harga-harga barang menjadi naik.
Fisher kemudian memodifikasi persamaan di atas
menjadi:
P
MV
T
Karena nilai V dan T konstan, maka harga akan
berbanding lurus terhadap M (jumlah uang beredar). Bila uang beredar naik 2
kali maka harga-harga barang secara umum juga akan naik 2 kali.
Dari persamaan tersebut, Fisher juga membuat
fungsi permintaan uangnya:
M d
|
1
|
PT
|
||
V
|
||||
Permintaan uang berbanding lurus dengan jumlah
transaksi dan berbanding terbalik dengan volositas uang.
b. Teori Cambridge
M d
kY
Dimana
k = 1/V
Y = pendapatan
Menurut Keynes, permintaan uang terdiri dari tiga
motif yaitu motif transaksi, motif berjaga-jaga dan motif spekulasi.
a. Motif Transaksi
Orang memegang uang untuk menutupi kebutuhannya
sehari-hari disebut sebagai permintaan uang untuk motif transaksi. Berapa
besarnya yang yang dipegang tergantung pada pola pembayaran pendapatan dan
jumlah penghasilan. Bila seseorang digaji dalam harian, maka ia akan memegang
uang lebih sedikit dibandingkan dengan orang yang menerima gaji bulanan.
Menurut Keynes, orang rata-rata akan memegang uangnya sebesar Y/2. Apabila ia
menerima gaji Rp 300.000 per bulan, maka ia akan rata-rata memegang uangnya
sebesar Rp 150.000.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa
besar kecilnya seseorang memegang uang (permintaan uang) untuk motif transaksi
tergantung dari pendapatannya.
Mdt = f(Y)
b.Motif Berjaga-jaga
Menurut Keynes, jumlah uang yang dipegang untuk
berjaga-jaga tergantung dari tingkat penghasilkan. Semakin tinggi penghasilan
seseorang maka akan semakin besar pula uang yang dipegangnya untuk tujuan
berjaga-jaga. Dengan demikian permintaan uang untuk tujuan transaksi (Mdt)
dan berjaga-jaga (Mdp) sama-sama dipengaruhi oleh pendapatan.
m1 = Mdt + Mdp m1= f (Y)
c. Motif Spekulasi
Uang yang kita pegang secara tunai memiliki biaya
(cost) yang disebut sebagai opportunity cost. Biaya dari memegang
uang tunai adalah bunga. Demikian pula apabila uang itu digunakan untuk membeli
surat-surat berharga seperti saham dan obligasi. Kita juga akan memperoleh
pendapatan berupa bunga ataupun deviden dari saham yang dibeli. Selain itu
pendapatan juga dapat karena kenaikan harga saham.
Dalam permintaan uang untuk tujuan spekulasi,
kita memgang uang untuk berjaga-jaga dan mengantisipasi jikalau nantinya ada
surat berharga yang kita rasakan sesuai dengan yang diharapkan, sehingga dapat
memperoleh keuntungan ataupun pendapatan dari kepemilikan surat berharga
tersebut.
Fungsi permintaan uang untuk tujuan spekulasi
adalah:
m2 = g(i)
dimana
m2 = permintaan uang untuk spekulasi
i = suku bunga
Hubungan antara permintaan uang untuk spekulasi dengan
suku bunga adalah negative. Artinya setiap kenaikkan suku bunga, maka
permintaan uang untuk spekulasi akan berkurang. Demikian sebaliknya, apabila
suku bunga turun, maka permintaan uang untuk spekulasi akan naik.
N
R
i
Dimana
N = harga/nilai surat berharga
R = pendapatan dari surat berharga i = suku bunga
dari surat berharga
Liquidity trap
adalah daerah dimana suku bunga begitu rendahnya sehingga harga surat berharga
sangat tinggi. Pada daerah liquidity trap ini dipercaya suku bunga tidak akan
turun lagi dari keadaan itu. Karenanya harga surat berharga adalah yang
tertinggi. Orang-orang tidak ada yang mau membeli surat berharga dan tidak ada
bedanya antara memegang unag tunai dengan membeli surat berharga. Oleh karena
itu, orang akan lebih senang untuk
79
|
memegang uang tunai. Pada
keadaan ini, orang-orang yang memperkirakan akan adanya kenaikkan suku bunga di
masa yang akan datang, jadi lebih baik menunggu untuk membeli surat berharga di
masa yang akan datang.
Dari penjelasan tentang motif permintaan uang di
atas maka dapat dijelaskan bahwa permintaan uang merupakan penjumlahan antara
permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga (m1) dengan permintaan uang
untuk spekulasi (m2).
Md = m1 + m2
Penawaran Uang
Penawaran uang sering juga disebut jumlah uang
yang beredar. Penawaran uang adalah jumlah uang yang beredar baik itu di tangan
masyarakat maupun di perbankan.
Definisi uang beredar di masyarakat terdiri atas
beberapa bagian:
1. Uang inti (Base Money)
Uang inti adalah uang yang dicetak oleh otoritas
moneter atau bank sentral suatu negara. Uang ini terdiri atas uang kartal (C)
dan reserve (R). Uang kartal adalah uang yang dipegang oleh masyarakat yang
terdiri atas uang kertas dan uang logam. Sementara reserve adalah cadangan uang
yang terdapat di bank.
B = C +
R
2. Uang Dekat (Narrow Money = M1)
Uang dekat (M1) terdiri dari uang kartal ditambah
dengan demand deposit (rekening giro).
M1 = C
+ DD
80
Demand deposit terbentuk
dari cadangan bank (R). Jadi dengan adanya cadangan bank (R), bank dapat
menciptakan uang giral berupa rekening Koran (giro). M1 merupakan uang yang
paling likuid, sebab proses untuk menjadikan uang kontan (cash) sangat
cepat.
3. Uang Luas (Broad Money = M2)
Uang luas terdiri dari uang narrow (M1) dan uang
kuasi (quasi money).
M2
= M1 + QM
Uang kuasi terdiri dari time deposit
(deposito berjangka) dan saving deposit
(tabungan). Uang luas ini tingkat likuiditasnya
lebih rendah dibandingkan uang M1, karena untuk merubahnya menjadi uang kontan
membutuhkan waktu yang lebih lama. Uang dekat dapat digunakan secara langsung
untuk bertransaksi, sedangkan uang luas tidak dapat. Tabungan baru dapat
dirubah menjadi uang kontan setelah kita melakukan penarikan uang tunai di bank
atau ATM.
Jumlah uang luas (M2) lebih besar dibandingkan
jumlah uang M1 dan Base Money, sehingga broad money ini menjadi barometer yang
lebih baik untuk melihat seberapa besar jumlah uang beredar di suatu negara.
Pembentukan Kurva LM
Keseimbangan di pasar uang terjadi ketika money
demand (permintaan uang) sama dengan money supply (penawaran uang).
Ms = Md
Dimana
Ms = penawaran uang
Md = permintaan uang
Dari keseimbangan tersebut, kita dapat
menggambarkan bentuk kurva LM.
81
Otoritas moneter suatu negara telah mengedarkan
uang sejumlah 500 triliun. Fungsi permintaan uang untuk transaksi dan
berjaga-jaga (m1) masyarakatnya ialah m1 = 0,2Y dan fungsi permintaan uang
untuk spekulasi adalah m2 = 428 – 400i. Turunkan persamaan Kurva LM dan
gambarkan kurvanya.
Jawab:
Keseimbangan antara permintaan dan penawaran uang
Md = Ms
Md = m1 + m2
500 = 0,2Y + 428 – 400i
0,2Y = 72 + 400i
|
|
Y = 360 + 2000i
|
(persamaan kurva LM)
|
Kurva LM memiliki kemiringan yang positip.
Artinya semakin tinggi pendapatan nasional suatu negara maka semakin tinggi
pula suku bunga.
Contoh:
Bila diketahui
Ms
|
= 200
|
M1
|
=
0,25 Y
|
M2
|
= 50 – 200i
|
Ditanya: berapa keseimbangan pasar uang (kurva LM)?
Jawab:
Ms = Md
83
|
0,25Y = 150 + 200i Y= 600 + 800i
Pergeseran Kurva LM
Jika permintaan uang dan jumlah uang beredar
berubah, maka akan terjadi pergeseran pada kurva LM. Kurva LM akan bergeser ke
kanan bila terjadi kenaikan jumlah uang beredar atau pengurangan permintaan
uang. Kurva
84
LM akan bergeser ke kiri
bila terjadi pengurangan jumlah uang beredar atau kenaikkan permintaan akan
uang.
Pergeseran kurva LM akibat adanya perubahan
jumlah uang beredar sama dengan multiplier uang (1/k) dikalikan dengan
perubahan jumlah uang beredar (Ms).
k adalah koefisien dari permintaan uang untuk transaksi.
Contoh:
Ms = Md
|
85
|
Y = 680 – 800i
Adanya tambahan uang
beredar 20 dan k = 0,25 menyebabkan pergeseran kurva LM (LM)
menjadi 1/0,25 x Ms
= 4 x 20 = 80. Persamaan kurva LM yang baru: Y = (600 + LM)
+ 800i.
Y
= (600+80) + 800i
Y
= 680 + 800i
Gambar 10.4 menunjukkan bagaimana proses
pergeseran kurva LM ketika adanya perubahan pada jumlah uang beredar. Kurva LM
bergerser ke kanan ketika terjadi pertambahan jumlah uang beredar.
0 comments:
Post a Comment