Sumber dan
Penggunaan Modal Kerja
Adanya modal kerja yang cukup sangat
penting bagi suatu perusahaan karena dengan modal kerja yang cukup itu
memungkinkan bagi perusahaan untuk beroperasi seekonomis mungkin dan perusahaan
tidak mengalami kesulitan atau menghadapi bahaya-bahaya yang mungkin timbul
karena adanya kekacauan kondisi keuangan.
a.
Sumber Modal
Kerja
Menurut S. Munawir (2004:120) sumber
modal kerja suatu perusahaan dapat berasal dari:
1.
Hasil operasi perusahaan, adalah jumlah net income yang
nampak dalam perhitungan rugi laba ditambah dengan depresiasi dan amortisasi,
jumlah ini menunjukkan jumlah modal kerja yang berasal dari hasil operasi
perusahaan.
2.
Keuntungan dari penjualan surat-surat berharga
(investasi jangka pendek).
3.
Penjualan aktiva tidak lancar.
4.
Penjualan saham atau obligasi
Jumlah modal kerja yang berasal dari
hasil operasi perusahaan dapat dihitung dengan menganalisa laporan perhitungan laba
rugi perusahaan tersebut. Dengan adanya keuntungan atau laba dari usaha
perusahaan, dan apabila laba tersebut tidak diambil oleh pemilik perusahaan
maka laba tersebut akan menambah modal perusahaan yang bersangkutan.
Surat berharga yang dimiliki perusahaan untuk jangka pendek (marketable
securities atau efek) adalah salah satu elemen aktiva lancar yang segera dapat
dijual dan akan menimbulkan keuntungan bagi perusahaan. Dengan adanya penjualan
surat berharga menyebabkan terjadinya perubahan dalam unsur modal kerja yaitu
dari bentuk surat berharga berubah menjadi uang kas. Keuntungan yang diperoleh
dari penjualan surat berharga ini merupakan suatu sumber untuk bertumbuhnya
modal kerja. Sebaliknya, apabila dalam penjualan tersebut terjadi kemajuan maka
akan menyebabkan berkurangnya modal kerja. Apabila efek atau investasi jangka
pendek ini dijual dengan harga jual yang sama dengan harga perolehannya (tanpa
laba maupun rugi), maka penjualan efek-efek tersebut tidak akan mempengaruhi
besarnya modal kerja (modal kerja tidak bertambah maupun berkurang). Diadakan
menganalisa sumber-sumber modal kerja maka sumber yang berasal dari keuntungan
penjualan surat-surat berharga harus dipisahkan dengan modal kerja yang berasal
dari hasil usaha pokok perusahaan.
Sumber lain yang dapat menambah modal kerja adalah hasil penjualan aktiva
tetap, investasi jangka panjang dan aktiva tidak lancar lainnya yang tidak
diperlukan lagi oleh perusahaan. Perubahan dari aktiva ini menjadi kas atau
piutang akan menyebabkan bertambahnya modal kerja sebesar hasil penjualan
tersebut. Apabila dari hasil penjualan aktiva tetap atau aktiva tidak lancar
lainnya ini tidak segera digunakan untuk mengganti aktiva yang bersangkutan
akan menyebabkan keadaan aktiva lancar sedemikian besarnya sehingga melebihi
jumlah modal kerja yang dibutuhkan (adanya modal kerja yang berlebih-lebihan).
Untuk menambah dana atau modal kerja yang dibutuhkan perusahaan dapat
pula mengadakan emisi saham baru atau meminta kepada para pemilik perusahaan
untuk menambah modalnya. Disamping ini perusahaan dapat juga mengeluarkan
obligasi atau bentuk hutang jangka panjang lainnya guna memahami modal kerja.
Penjualan obligasi ini mempunyai konsekuensi bahwa perusahaan harus membayar
bunga tetap, oleh karena itu dalam mengeluarkan hutang dalam bentuk obligasi
ini harus disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan penjualan obligasi yang tidak
sesuai dengan kebutuhan (terlalu besar) disamping menimbulkan beban bunga yang
besar, juga akan mengakibatkan keadaan aktiva lancar yang besar sehingga
melebihi jumlah modal kerja yang dibutuhkan.
Dari keempat sumber
diatas masih ada lagi sumber lain yang dapat diperoleh perusahaan untuk
menambah aktiva lancarnya misalnya dana pinjaman/kredit dari bank dan pinjaman
jangka pendek lainnya serta hutang dagang yang diperoleh dari para penjual atau
supplier. Disini bertambahnya aktiva lancar diimbangi atau dibarengi dengan
bertambahnya hutang lancar, sehingga modal kerja (dalam arti net working
capital) tidak berubah.
Sementara Menurut Agnes Sawir (2005:141) sumber-sumber yang akan menambah
modal kerja, yaitu:
1.
Adanya kenaikan sektor modal, baik yang berasal dari
laba maupun penambahan modal saham.
2.
Adanya pengurangan atau penurunan aktiva tetap karena
adanya penjualan aktiva tetap maupun melalui proses depresiasi.
3.
Ada penambahan utang jangka panjang, baik dalam bentuk
obligasi atau utang jangka panjang lainnya.
Sumber modal kerja yang diperoleh perusahaan hendaknya dapat digunakan
seefisien mungkin perusahaan dapat menjalankan operasi perusahaan dengan baik
sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Tersedianya modal kerja yang segera
dapat dipergunakan dalam operasi perusahaan, tergantung pada tipe/sifat likuid
(mudah ditukarkan/dicairkan menjadi uang tunai) dari aktiva lancar yang
dimiliki perusahaan. Namun demikian modal kerja harus mampu membiayai
pengeluaran-pengeluaran atas operasi perusahaan sehari-hari.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa modal kerja akan bertambah
apabila :
1.
Adanya kenaikan sektor modal baik yang berasal dari
laba maupun adanya pengeluaran modal saham atau tambahan investasi dari pemilik
perusahaan.
2.
Adanya pengurangan atau penurunan aktiva tetap yang
diimbangi dengan bertambahnya aktiva lancar karena adanya penjualan aktiva
tetap maupun melalui proses depresiasi.
3.
Adanya penambahan hutang jangka panjang baik dalam
bentuk obligasi, hipotek atau hutang jangka panjang lainnya yang diimbangi
dengan bertambahnya aktiva lancar.
b.
Penggunaan
Modal Kerja
Menurut S. Munawir
(1979:124), “Pemakaian atau penggunaan modal kerja akan menyebabkan perubahan
bentuk maupun penurunan jumlah aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan,
tetapi penggunaan aktiva lancar tidak selalu diikuti dengan berubahnya atau
turunnya jumlah modal kerja yang dimiliki oleh perusahaan.”
Penggunaan aktiva
lancar yang mengakibatkan turunnya modal kerja, antara lain sebagai berikut:
1.
Pembayaran biaya atau ongkos operasi perusahaan
meliputi pembayaran upah, gaji, pembelian barang dagangan dan lain-lain.
2.
Kerugian yang diderita perusahaan karena penjualan
surat-surat berharga.
3.
Adanya pembentukan dana atau pemisahaan aktiva lancar
untuk tujuan-tujuan tertentu dalam jangka panjang.
4.
Adanya penambahan atau pembelian aktiva tetap,
investasi jangka panjang atau aktiva tidak lancar lainnya.
5.
Pembayaran hutang jangka panjang
6.
Pengambilan uang atau barang dagangan oleh pemilik
perusahaan untuk kepentingan pribadi.
Penggunaan aktiva lancar untuk melunasi atau membayar hutang lancar, tidak
mengakibatkan penurunan jumlah modal kerja karena penurunan aktiva lancar
tersebut diikuti atau diimbangi dengan penurunan hutang lancar dalam jumlah
yang sama.
Penggunaan modal kerja berarti akan mengurangi modal,
berikut ini ada beberapa penggunaan aktiva lancar yang tidak mengurangi modal
kerja, seperti:
1.
Pembelian effek (marketable securities) secara tunai.
2.
Pembelian barang dagangan atau bahan-bahan lainnya
secara tunai.
3.
Perubahan suatu bentuk pihutang ke bentuk pihutang yang
lain, misalnya dari pihutang dagang (account receivable) menjadi pihutang wesel
(notes receivable).
Sementara menurut Agnes Sawir (2005: 141) penggunaan
modal kerja yang akan mengurangi modal kerja, yaitu:
1.
Berkurangnya modal sendiri karena kerugian, maupun
pengambilan privasi oleh pemilik perusahaan.
2.
Pembayaran utang-utang jangka panjang.
3.
Adanya penambahan atau pembelian aktiva tetap
Disamping penggunaan aktiva lancar yang mengakibatkan berkurangnya modal
kerja tersebut, ada pula pemakaian aktiva lancar yang tidak merubah jumlahnya
baik jumlah modal kerjanya maupun jumlah aktiva lancarnya itu sendiri, yaitu
pemakaian atau penggunaan modal kerja/aktiva lancar yang hanya menyebabkan atau
mengakibatkan berubahnya bentuk aktiva lancar (modal kerja tidak berkurang).
0 comments:
Post a Comment