SIFAT DAN KETERBATASAN LAPORAN KEUANGAN
1.
Sifat Laporan Keuangan adalah sebagai berikut :
-
Laporan
Keuangan bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas kejadian yang telah
lewat.
Karenanya
laporan keuangan tidak dapat dianggap sebagai satu-satunya sumber informasi
dalam proses pengambilan keputusan ekonomi.
-
Laporan
Keuangan bersifat umum dan bukan dimaksudkan untuk kebutuhan pihak tertentu.
Menurut
Ikatan Akuntan Indonesia (2004:7-10), sifat laporan keuangan meliputi :
A. Dapat Dipahami
Kualitas penting
informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk
segera dapat dipahami oleh pemakai. Untuk maksud ini, pemakai diasumsikan
memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomis dan bisnis,
akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang
wajar. Namun demikian, informasi kompleks yang seharusnya dimasukkan dalam
laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa
informasi tersebut terlalu sulit untuk dapat dipahami oleh pemakai tertentu.
B. Relevan
Agar
bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan para pemakai dalam
proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan kalau dapat
mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi
peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, atau mengkoreksi, hasil mereka
di masa lalu.
C. Materialitas
Relevansi
informasi dipengaruhi oleh hakikat dan materialitasnya. Dalam beberapa kasus,
hakikat informasi saja sudah cukup untuk menentukan relevansinya. Informasi
dipandang material kalau kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam
mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai yang
diambil atas dasar laporan keuangan. materialitas tergantung pada besarnya pos
atau kesalahanyang dinilai sesuai dengan situasi khusus dari kelalaian dalam
mencantumkan (omission) atau kesalahan dalam mencatat (misstatement).
Karenanya, materialitas lebih merupakan suatu ambang batas atau titik pemisah
dari pada suatu karakteristik kualitatif pokok yang harus dimiliki agar
informasi dipandang berguna.
D. Keandalan
Agar
bermanfaat, informasi juga harus andal (reliable). Informasi memiliki kualitas
andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan
dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithful
representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar
diharapkan dapat disajikan. Informasi mungkin relevan tetapi jika hakikat atau
penyajiannya tidak dapat diandalkan maka penggunaan informasi tersebut secara
potensial dapt menyesatkan.
E. Penyajian Jujur
Agar dapat
diandalkan, informasi harus menggambarkan dengan jujur transaksi serta
peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat
diharapkan disajikan. Jadi, misalnya, neraca harus menggambarkan dengan jujur
transaksi serta peristiwa lainnya dalam bentuk aktiva, kewajiban dan ekuitas
perusahaan pada tanggal pelaporan yang memenuhi kriteria pengakuan. Informasi
keuangan pada umumnya tidak luput dari resiko penyajian yang dianggap kurang
jujur dari apa yang seharusnya digambarkan. Hal tersebut bukan disebabkan
karena kesengajaan untuk menyesatkan, tetapi lebih merupakan kesulitan yang
melekat dalam mengidentifikasi transaksi serta peristiwa lainnya yang
dilaporkan, atau dalam menyusun atau menerapkan ukuran dan teknik penyajian
yang sesuaidengan makna transaksi dan peristiwa tersebut.
F. Substansi Mengungguli Bentuk
Jika
informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan jujur transaksi serta peristiwa
lain yang seharusnya disajikan, maka peristiwa tersebut perlu dicatat dan
disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya untuk
hukumnya. Substansi transaksi atau peristiwa lain tidak selalu konsisten dengan
apa yang tampak dari bentuk hukum.
G. Netralitas
Informasi
harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, dan tidak bergantung pada
kebutuhan dan keinginan pihak tertentu. Tidk boleh ada usaha untuk menyajikan
informasi yang menguntungkan beberapa pihak, sementara hal tersebut akan
merugikan pihak lain yang mempunyai kepentingan yang berlawanan
H. Pertimbangan Sehat
Penyusun
laporan keuangan ada kalanya menghadapi ketidakpastian peristiwa dan keadaan
tertentu, seperti ketertagihan piutang yang diragukan, perkiraan masa manfaat
pabrik serta peralatan, dan tuntutan atas jaminan garansi yang mungkin timbul.
Keetidakpastian semacam itu diakui dengan mengungkapkan hakikat serta
tingkatnya dan dengan menggunakan pertimbangan sehat (prudence) dalam
penyusunan laporan keuangan. pertimbangan sehat mengandung unsure kehati-hatian
pada saat melakukan perkiraan dalam kondisi ketidakpastian, sehingga aktiva
atau penghasilan tidak dinyatakan terlalu tinggi dan kewajiban atau beban tidak
dinyatakan terlalu rendah.
I. Kelengkapan
Agar dapat
diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam batasan
materialitas dan biaya. Kesengajaan untuk tidak mengungkapkan (omission)
mengakibatkan informasi menjadi tidak benar atau menyestakan karena itu tidak
dapat diandalkan dan tidak sempurna ditinjau dari segi relevansi.
J. Dapat Dibandingkan
Pemakai
harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk
mengidentifikasi kecendrungan (trend) posisi dan kinerja keuangan. pemakai juga
harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk
mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara
relatif. Pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa
lain yang serupa harus dilakukan secara konsisten untuk perusahaan tersebut,
antar periode perusahaan yang sama dan untuk perusahaan yang berbeda.
2.
Keterbatasan
laporan keuangan menurut Persatuan Akuntansi Indonesia:
a)
Laporan keuangan bersifat historis, yaitu merupakan
laporan atas kejadian yang telah lewat. Karenanya, laporan keuangan tidak dapat
dianggap sebagai satu-satunya sumber informasi dalam pengambilan keputusan
ekonomi.
b)
Laporan keuangan bersifat umum, dan bukan
dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu.
c)
Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari
penggunaan taksiran dan berbagai pertimbangan.
d)
Akuntansi hanya melaporkan informasi yang materiil.
Demikian pula, penerapan prinsip akuntansi terhadap suatu fakta atau pos
tertentu mungkin tidak dilaksanakan jika hal ini tidak menimbulkan pengaruh
yang materiil terhadap kelayakan laporan keuangan.
e)
Laporan keuangan bersifat konservatif didalam
menghadapi ketidakpastian, bila terdapat beberapa kemungkinan kesimpulan yang
tidak pasti mengenai penilaian suatu pos maka lazimnya dipilih alternatif yang
menghasilkan laba bersih atau nilai aktiva yang paling kecil.
f)
Laporan keuangan lebih menekankan pada makna
ekonomis suatu peristiwa/transaksi dari pada bentuk hukumnya (formalitas).
(Substance over form).
g)
Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis, dan pemakai
laporan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat dari informasi
yang dilaporkan.
h)
Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan
menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber-sumber ekonomis dan tingkat
kesuksesan antar perusahaan.
i)
Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat
dikuantifikasikan umumnya diabaikan.
0 comments:
Post a Comment