WINBIE GENESIS: Intrepretasi Analisa Ratio winbie genesis

Pages

Tuesday, May 26, 2015

Intrepretasi Analisa Ratio



Intrepretasi Analisa Ratio
            Dari contoh analisa ratio pada tabel 1. untuk Perusahaan x, maka nilai ratio untuk tahun 19x3 tersebut dapat diintrepretasikan:
1. Rasio Likuiditas,
a.       Current Ratio = 2,17 : berarti setiap Rp 1,00 utang lancar dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp 2,17
b.      Cash ratio = 1,26 : berarti setiap Rp 1,00 utang lancar dijamin oleh kas, surat berharga dan piutang sebesar Rp 1.26
c.       Quick Ratio = 0,91 : berarti setiap Rp 1,00 utang lancar dijamin Rp 0,91 uang kas.


Liquiditas persediaan yang rendah dapat diakibatkan oleh 2 faktor yaitu:
a)      terlalu banyak macam persediaan macam persediaan yang tidak dapat dijual dengan mudah karena merupakan barang setengan jadi, barang usang atau barang untuk kegunaan tertentu.
b)      Jika barang tersebut dijual dengan kredit maka akan menjadi piutang terlebih dahulu sebelum menjadi uang kas. Ratio cepat merupakan alat ukur likuiditas yang lebih baik jika persediaan tidak mudah diuangkan. Jika persediaan likuid maka rasio lancar merupakan ukuran likuiditas yang lebih disukai.
            Pada umumnya dari ke tiga alat ukur likuiditas yang telah diterangkan diatas, jika semakin tinggi nilainyan maka likuiditas perusahaan semakin baik. Kelebihan likuiditas akan mengurangi resiko ketidakmampuan memenuhi kewajiban jangka pendek yang telah jatuh tempo sehingga akan mengurangi laba. Jadi biaya untuk meningkatkan likuiditas merupakan pertukaran antara laba dan likuiditas.

2.      Rasio aktivitas:
a.      Account receivable ratio = 4,57 kali, artinya dana yang tertanam dalam piutang itu mampu berputar sebanyak 4,57 kali dalam satu tahun. Averege Collection Periodenya adalah 80 hari, yang artinya dibutuhkan waktu rata-rata 80 hari untuk mengumpulkan mengumpulkan piutang menjadi uang kas kembali. Semakin singkat, maka semakin baik sebab semakin cepat tertagih.
b.      Inventaory ratio = 1,05 kali, artinya kemampuan dana yang tertanam dalam persediaan untuk berputar dalam tahun 19x3 itu adalah 1,05 kali. Sedangkan waktu rata-rata dari persediaan tertahan di gudang dihitung menggunakan average of inventory, atau sama dengan 347,6 hari. Semakin kecil angka, maka semakin baik karena resiko yang semakin kecil.
Untuk mengetahui siklus operasi dalam bisnis tertentu digunakan ukuran operating cycle yang menunjukkan jumlah hari yang diperlukan untuk mengonversikan persediaan piutang hingga kembali menjadi uang kas.
Operating cycle = Averege Collection Periode +  average of inventory
c.       Total asset turnover = 0.381, artinya kemampuan dana yang tertanam dalam total aktiva rata-rata hanya dapat berputar 0,381 kali dalam 1 tahun sehingga menghasilkan penerimaan penjualan bersih. Dengan kata lain, setiap Rp 1,00 aktiva hanya mampu menghasilkan penjualan sebesar Rp 0,381. Semakin kecil ratio tersebut, maka semakin jelek.
.
3.      Rasio Leverage.
a.      Total debt = 0,62 : artinya 62% dari total aktiva itu dibiayai dengan menggunakan dana yang berasal dari utang.
b.      Debt to equity ratio = 1,60  : artinya bagian dari utang yang dijamin oleh modal sendiri hanya sebesar 1/(1,6) = 0,625 stsu 62,5%. Jadi, apabila perusahaan itu dilikuidasi, maka bagian utang yang dapat dijamin dengan menggunakan modal sendiri hanya 62,5%.
c.       Long term debt to equity ratio = 0,95 artinya hanya 95% dari modal sendiri yang akan digunakan untuk menjamin utang  jangka panjang.
d.      Time interest earned = 9 kali, artinya EBIT yang diperoleh itu 9 kali biaya bunga, atau dapat juga diartikan bahwa setiap Rp 1,00 bunga dijamin oleh Rp 9,00 EBIT

4.      Rasio profitabilitas
a.      Gross profit margin = 0,38 artinya setiap penjualan Rp 1,00 akan menghasilkan laba kotor sebanyak Rp 0,38
b.      Net profit margin = 0,12 artinya Rp 1,00 penjualan mampu menghasilkan Rp 0,12 laba setelah pajak (EAT)
c.       Return on total assets  = 0,08 artinya Rp 1,00 total aktiva mampu menghasilkan Rp 0,08 laba sebelum dipotong bunga dan pajak (EBIT)
d.      Rate of return on investment = 0,0457 artinya setiap Rp 1,00 aktiva rata-rat mempu menghasilkan laba setelah pajak sebesar Rp 0,0457
e.       Return on equity = 0,123 artinya setiap Rp 1,00 modal sendiri mampu menghasilkan Rp 0,123 untuk para pemegang saham.

1.      Rasio pasar
  1. Earning per share =2,12
  2. Price earning ratio = 9,39 artinya semakin tinggi nilai ratio P/E ini maka semakin baik karena dapt menunjukkan tingginya tingkat pertumbuhan dividen yang diharapkan oleh para pemodal.
Market to book value = 18,80

0 comments:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com