Intrepretasi
Analisa Ratio
Dari contoh analisa ratio pada tabel
1. untuk Perusahaan x, maka nilai ratio untuk tahun 19x3 tersebut dapat diintrepretasikan:
1. Rasio Likuiditas,
a. Current Ratio = 2,17 : berarti setiap Rp 1,00 utang lancar
dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp 2,17
b. Cash
ratio = 1,26 : berarti
setiap Rp 1,00 utang lancar dijamin oleh kas, surat berharga dan piutang
sebesar Rp 1.26
c. Quick Ratio = 0,91 : berarti setiap Rp 1,00 utang lancar
dijamin Rp 0,91 uang kas.
Liquiditas
persediaan yang rendah dapat diakibatkan oleh 2 faktor yaitu:
a) terlalu banyak macam persediaan macam
persediaan yang tidak dapat dijual dengan mudah karena merupakan barang
setengan jadi, barang usang atau barang untuk kegunaan tertentu.
b) Jika barang tersebut dijual dengan kredit
maka akan menjadi piutang terlebih dahulu sebelum menjadi uang kas. Ratio cepat
merupakan alat ukur likuiditas yang lebih baik jika persediaan tidak mudah
diuangkan. Jika persediaan likuid maka rasio lancar merupakan ukuran likuiditas
yang lebih disukai.
Pada umumnya dari ke tiga alat ukur
likuiditas yang telah diterangkan diatas, jika
semakin tinggi nilainyan maka likuiditas perusahaan semakin baik. Kelebihan
likuiditas akan mengurangi resiko ketidakmampuan memenuhi kewajiban jangka
pendek yang telah jatuh tempo sehingga akan mengurangi laba. Jadi biaya untuk
meningkatkan likuiditas merupakan pertukaran antara laba dan likuiditas.
2.
Rasio
aktivitas:
a.
Account receivable ratio = 4,57 kali, artinya dana yang tertanam dalam piutang itu mampu berputar
sebanyak 4,57 kali dalam satu tahun. Averege Collection Periodenya adalah 80
hari, yang artinya dibutuhkan waktu rata-rata 80 hari untuk mengumpulkan mengumpulkan
piutang menjadi uang kas kembali. Semakin singkat, maka semakin baik sebab
semakin cepat tertagih.
b.
Inventaory ratio =
1,05 kali, artinya kemampuan dana yang tertanam dalam persediaan untuk berputar
dalam tahun 19x3 itu adalah 1,05 kali. Sedangkan waktu rata-rata dari
persediaan tertahan di gudang dihitung menggunakan average of inventory, atau
sama dengan 347,6 hari. Semakin kecil angka, maka semakin baik karena resiko
yang semakin kecil.
Untuk mengetahui siklus operasi dalam bisnis
tertentu digunakan ukuran operating cycle yang menunjukkan jumlah hari
yang diperlukan untuk mengonversikan persediaan piutang hingga kembali menjadi
uang kas.
Operating cycle = Averege
Collection Periode + average of
inventory
c. Total
asset turnover = 0.381, artinya kemampuan dana yang tertanam dalam total
aktiva rata-rata hanya dapat berputar 0,381 kali dalam 1 tahun sehingga
menghasilkan penerimaan penjualan bersih. Dengan kata lain, setiap Rp 1,00
aktiva hanya mampu menghasilkan penjualan sebesar Rp 0,381. Semakin kecil ratio
tersebut, maka semakin jelek.
.
3.
Rasio
Leverage.
a.
Total debt = 0,62 :
artinya 62% dari total aktiva itu dibiayai dengan menggunakan dana yang berasal
dari utang.
b.
Debt to equity ratio
= 1,60 : artinya bagian dari utang yang
dijamin oleh modal sendiri hanya sebesar 1/(1,6) = 0,625 stsu 62,5%. Jadi,
apabila perusahaan itu dilikuidasi, maka bagian utang yang dapat dijamin dengan
menggunakan modal sendiri hanya 62,5%.
c.
Long term debt to equity ratio = 0,95 artinya hanya 95% dari modal
sendiri yang akan digunakan untuk menjamin utang jangka panjang.
d.
Time interest earned
= 9 kali, artinya EBIT yang diperoleh itu 9 kali biaya bunga, atau dapat juga
diartikan bahwa setiap Rp 1,00 bunga dijamin oleh Rp 9,00 EBIT
4.
Rasio
profitabilitas
a. Gross profit margin = 0,38 artinya setiap penjualan Rp 1,00
akan menghasilkan laba kotor sebanyak Rp 0,38
b. Net profit margin = 0,12 artinya Rp 1,00 penjualan mampu
menghasilkan Rp 0,12 laba setelah pajak (EAT)
c. Return on total assets = 0,08 artinya Rp 1,00 total aktiva mampu menghasilkan Rp 0,08 laba sebelum
dipotong bunga dan pajak (EBIT)
d. Rate of return on investment = 0,0457 artinya setiap Rp 1,00 aktiva
rata-rat mempu menghasilkan laba setelah pajak sebesar Rp 0,0457
e. Return on equity = 0,123 artinya setiap Rp 1,00 modal sendiri mampu
menghasilkan Rp 0,123 untuk para pemegang saham.
1. Rasio pasar
- Earning per share =2,12
- Price earning ratio = 9,39 artinya semakin tinggi nilai ratio P/E ini maka semakin baik karena dapt menunjukkan tingginya tingkat pertumbuhan dividen yang diharapkan oleh para pemodal.
0 comments:
Post a Comment