WINBIE GENESIS: TEKNIK PERAMALAN KUALITATIF winbie genesis

Pages

Friday, May 29, 2015

TEKNIK PERAMALAN KUALITATIF



.    PERAMALAN KUANTITATIF
1.      Teknik dan Analisis Runtut Waktu
Teknik runtut waktu dalam prakiraan permintaan sering dipergunakan, mengingat bahwa teknik ini relatif mudah dijalankan dan siapa saja mampu untuk melakukannya.
Pengertian runtut waktu sering dikonotasikan sebagai serangkaian waktu yang beruntutan periodesasinya sepanjang periode dimana prakiraan permintaan diproyeksikan. Misalnya mingguan, bulanan, kwartalan, dan tahunan, tergantung keinginan dari pihak-pihak yang melakukan prakiraan permintaan ini. Kalau diinginkan mingguan atau bulanan atau kwartalan dan tahunan. Ini sesuai dengan kebutuhan periodik yang akan diharapkan hasilnya sebagai prediksi volume atau jumlah permintaan atau potensi pertumbuhan permintaan. Dalam praktek sering digambarkan bahwa waktu berurutan yang dimaksudkan digambarkan dalam diagram dalam sumbu horizontal atau absis. Pada sumbu absis atau horizontal digambarkan sebagai timing atau waktu dan periode data diplotkan. Sedangkan sumbu vertikal digambarkan sebagai nilai atau jumlah permintaan atau volume dan nilai penjualan yang berhasil direkam sesuai periode yang ditentukan atau diharapkan.
Perlu diperhatikan disini, bahwa klasifikasi waktu menurut sifat keruntutannya dapat dikelompokkan dalam empat kategori:
a)      Trend Sekuler
b)      Siklus Fluktuasi
c)      Variasi Musim
d)     Pengaruh Tak Teratur

2.      Trend Sekuler
Peramalan model trend sekuler dilakukan dengan menarik garis secara kasar atau serampang mengikuti kecenderungan permintaan yang terjadi secara siklus dari tahun ke tahun.
Kalau kecenderungan permintaan di tahun-tahun yang akan datang naik maka garis trend yang kita tarik cenderung menaik untuk tahun yang akan datang. Tetapi kalau kecenderungannya turun maka kita tarik garis trend menurun untuk tahun-tahun yang akan datang. Model penarikan garis semacam ini ada sejumlah data atau variabel lain yang perlu kita jadikan sebagai data atau variabel pendukung serta asumsi yang bisa memperkuat kecenderungan garis yang telah kita buat itu.
a)      Fluktuasi siklus
Siklus perubahan atau naik turunnya volume permintaan selama tahun-tahun yang telah lalu dan yang akan datang yang kita telah tarik kecenderungannya tentu disebabkan atau dipengaruhi oleh sejumlah faktor yang secara periodik dan tetap harus ada atau terjadi selama periode tahunan yang akan datang. Biasanya siklusnya telah bisa kita duga sebelumnya bahwa datangnya permintaan yang meningkat pada periode tertentu sudah bisa kita prediksi kejadiannya. Begitu juga atas terjadinya penurunan permintaan oleh konsumen kita mesti dapat menduga sebelumnya pada periode tertentu selama tahun yang bersangkutan.
b)      Metode proyeksi trend
Metode proyeksi trend ini merupakan metode yang paling sederhana dibanding dengan metode lainnya. Karena di dalam metode ini hanya menarik secara garis lurus sesuai dengan kecenderungan data time series yang ada. Jika data time series yang dijadikan pijakan dalam menarik garis lurus ini ada kecenderungan meningkat, maka garis lurus yang ditarik cenderung naik sesuai dengan kecenderungan peningkatan yang terjadi atau akan terjadi. Jika sebaliknya maka cenderung juga sebaliknya dalam menarik garis lurus yang akan ditarik. Tergantung dari kecenderungan atau trend yang akan diikuti naik atau turunnya.
Pedoman rumus yang dipakai dalam menarik garis lurus ini adalah formula berikut ini:
                  St = So + bt
Dimana St merupakan nilai variabel yang akan diramal pada periode t. So adalah merupakan nilai estimasi dari time series (nilai konstanta dari fungsi forecast) pada tahun dasar. Dan b merupakan koefisien kecenderungan kemiringan garis ramalan yang akan ditarik, atau angka absolut pertumbuhan atau penurunan per periode. Dan t merupakan lama waktu dimana time series dalam periode yang diramalkan.  Sebagai ilustrasi dapat dicontohkan data kwartalan sebagai berikut:
Tabel 1      Permintaan Musiman Almari Kulkas di Indonesia
(dalam ribuan unit)

Periode
1999
2000
2001
2002

Kwartal

1
2
3
4
11
15
12
14
12
17
13
16
14
18
15
17
15
20
16
19






Berdasar data dalam contoh di atas, maka dapat kita susun tabel yang akan menunjukkan secara berurutan kecenderungan volume permintaan sejak 1999 sampai dengan tahun 2002. Data dalam tabel 1 dapat disusun sebagai berikut dalam tabel 2.
Tabel 2      Data permintaan lemari kulkas di Indonesia 1999 - 2002
(dalam ribuan unit)

Tahun
Kwartal
Jumlah
Perubahan (%)
Keterangan

1999
1
2
3
4
11
15
12
14
0
+35
-20
+16,6
-
naik
turun
naik

2000
5
6
7
8
12
17
13
16
-14,2
+41,6
-23,5
+23,0
turun
naik
turun
naik

2001
9
10
11
12
14
18
15
17
-12,5
+28,5
-16,6
+13,3
turun
naik
turun
naik

2002
13
14
15
16
15
20
16
19
-11,7
+33,3
-20,0
+18,7
turun
naik
turun
naik

n = 15

Σ +91,6


So sebagai tahun dasar adalah tahun 1999 kwartal 1 bernilai 11.
      b = 91,6 = 6,1066 % atau = 0,061066
              15
Sehingga forecasting ke depan dapat diikhtisarkan sebagai berikut:
Tabel 3      Ikhtisar prediksi volume permintaan tahun 2003

Tahun 2003
Kwartal      17      Volume permintaan (St) = 11 + 0,061066(17) = 12,038
                   18                                              = 11 + 0,061066(18) = 12,099
                   19                                              = 11 + 0,061066(19) = 12,160
                   20                                              = 11 + 0,061066(20) = 12,221
                   21                                              = 11 + 0,061066(21) = 12,282
dan seterusnya
Meramalkan dengan metode seperti ini sangat mudah dan bersifat sembarang garis yang ditarik. Oleh karena itu hasil prediksinya cukup kasar dan dimungkinkan terdapat penyimpangan yang cukup besar. Meski demikian bahwa prediksinya cukup terbimbing dengan kecenderungan yang terarah searah dengan kecenderungan yang ada dari data yang diperoleh berdasar pengalaman historis.
Jadi kalau pada kuartal 17 sampai dengan kwartal 20 tahun 2003 yang akan datang ingin diprediksi berapa kecenderungan permintaan akan bergerak maka kecenderungannya berkisar seperti yang dihasilkan pada tabel 3.
c)      Metode Variasi Musim
Melakukan prakiraan volume permintaan konsumen di waktu-waktu yang akan datang dapat didasarkan pada gelombang musiman yang melekat pada kultur budaya atau kebiasaan dari masyarakat. Tetapi dapat juga karena faktor sifat dan keadaan alam yang melekat pada iklim atau cuaca. Misalnya produksi musim semi, gugur dan musim penghujan dan bahkan musim kemarau, produk apa yang sedang atau akan datang musimnya.
Sifat masyarakat yang menimbulkan musiman ini oleh karena faktor budaya dan kebiasaan misalnya karena musim hari raya keagamaan. Pada saat-saat itu biasanya masyarakat akan memiliki hajat yang cukup besar dalam melakukan pemenuhan konsumsi barang keperluan pesta dan sehari-hari. Maka dapat dipastikan pada periode ini permintaan akan kebutuhan dan keperluan konsumsi akan meningkat dalam jumlah yang cukup berarti. Demikian juga ketika datang musim bulan-bulan baik maka banyak masyarakat menggunakan bulan tersebut melaksanakan hajat perkawinan, pesta perkawinan, dan hajat-hajat yang lain yang memerlukan pesta dan upacara-upacara sacral yang memerlukan konsumsi dan persediaan barang kebutuhan untuk keperluan tersebut. Contoh dapat diberikan dalam variasi musiman ini antar lain misalnya dalam memenuhi kebutuhan konsumsi daya listrik dapat dilihat sebagai berikut


Tabel 4      Jumlah kebutuhan daya listrik tahun 1999 s/d 2002
(dalam jutaan kw)

Tahun
Kwartal
Jumlah Daya

1999
1
2
3
4
11
15
12
14

2000

1
2
3
4
12
17
13
16

2001
1
2
3
4
14
18
15
17

2002
1
2
3
4
15
20
16
18

Dari data pada tabel 4 ini terlihat bahwa pola pemakaian listrik nampak atau cenderung memiliki pola yang tetap pada periode kwartalannya. Setiap kwartalnya pada setiap tahunnya cenderung berpola sama. Yaitu pada kwartal pertama, kedua, dan ketiga dapat disimpulkan memiliki pola perubahan dan kenaikan yang seragam. Polanya seragam sebagai gejala naik, turun, dan naik.
Dari gejala ini dapat dipastikan bahwa pemakaian listrik pada kwartal kedua cenderung naik. Pada kwartal ketiga cenderung menurun. Kemudian pada kwartal keempat cenderung naik lagi.
Dengan pola seperti itu dapat kita simpulkan bahwa pihak penyedia daya listrik akan tahu dalam prediksinya atau pola pemakaian daya listrik yang diminta oleh masyarakat. Kapan harus diturunkan penyediaannya, dan kapan harus menyediakan dalam jumlah yang cukup oleh karena ada kecenderungan ada peningkatan pada kwartal-kwartal tertentu yang harus diantisipasi penyediaannya.
d)     Metode Rata-rata Bergerak
Metode rata-rata bergerak ini delakukan untuk lebih memperbaiki hasil dari metode trend yang dinilai cukup kasar dan cukup beresiko penyimpangan dari hasil trend seperti yang kita telah tampilkan sebelum ini. Metode rata-rata bergerak, sesuai dengan namanya bergerak dilakukan dengan pengelompokkan periode waktu dihitung rata-ratanya menurut pengelompokkan waktu yang dinilai dapat mewakili sifat data yang akan dihitung. Misalnya apakah dihitung per tiga, empat atau lima bulanan dalam suatu satuan waktu yang akan kita pilih. Ini tergantung dari sifat data maupun kepentingan peramalan terhadap data yang tersedia.
Sifat data yang akan dihitung rata-ratanya setidaknya dilatarbelakangi oleh kondisi umum yang normal, dan tidak terjadi gejolak yang tak teratur yang mencerminkan ketidaknormalan kondisi sehingga data muncul terlalu berfluktuasi yang sangat tinggi.
Kepentingan peramalan yang akan dipakai apakah dalam skup jangka pendek nilai ramalan yang diketahui atau dalam jangka atau rentang waktu yang lebih panjang. Kalau menggunakan rentang waktu yang lebih pendek maka hasil rata-rata bergerak yang akan kita peroleh akan lebih mendekati kondisi sifat data yang sebenarnya dan rata-rata yang kita temukan terdistribusi atau tersebar pada kelompok data faktual. Sedangkan jika satuan waktu yang lebih panjang, rata-rata yang akan kita peroleh akan lebih mewakili sejumlah data yang lebih banyak dan beraneka macam fluktuasinya, sehingga rata-rata bergeraknya lebih tersebar dan kurang mewakili fakta sifat data yang tersebar tersebut. Terkecuali sifat data lebih homogen dan tidak terlalu fluktuatif.
Angka deviasi dapat diperoleh dengan cara mengurangi angka observasi dengan angka rata-rata bergerak. Sedangkan deviasi kuadrat adalah menguadratkan deviasi. Jumlah deviasi kuadrat ini akan kita pergunakan untuk menghitung penyimpangan atau tingkat error (istilah disini adalah Root Mean Square Error = RMSE) setiap pengelompokkan rata-rata bergerak ini. Dengan rumus sebagai berikut:
                                   _____________
                  RMSE =   Σ (At – Ft)2___
                                              n
Dimana:
RMSE       = Root Mean Square Error
At              = Angka observasi
Ft               = Rata-rata bergerak yang dihasilkan per kelompok waktu
e)      Metode rata-rata tertimbang (Exponential Smoothing)
Metode exponential smoothing ini merupakan metode yang lebih halus lagi dari pada metode rata-rata bergerak. Jadi metode ini lebih hati-hati dalam memprediksi atau meramal permintaan yang akan terjadi di masa akan datang.
Apabila kita memperhatikan sifat data time series, maka ada kecenderungan bahwa metode rata-rata tertimbang akan lebih disukai dipilih daripada metode rata-rata bergerak. Mengapa demikian, karena di dalam metode rata-rata tertimbang menyertakan faktor-faktor yang relevan yang menjadi penyebab tersebarnya data time series. Hal ini diimplementasikan ke dalam perkiraan dari faktor terjadinya fluktuasi pada data time series ke dalam resiko penyimpangan prakiraan, sehingga hasil prakiraan dari masing-masing prakiraan lebih kecil risiko fluktuasi penyimpangan. Dan angka rata-rata tertimbang tertentu yang dipilih merupakan komposisi persebaran atas terjadinya keakuratan dan resiko penyimpangan yang mungkin akan terjadi sebagai mendasari prakiraan yang dihasilkan. Demikian untuk perhitungan prakiraan berikutnya secara berjenjang dari prakiraan sebelumnya ke prakiraan selanjutnya di dalam periode yang diramalkan. Hal ini dimaksudkan untuk meratakan resiko penyimpangan sehingga resiko tersebut berada pada persebaran yang lebih merata keseluruhan periode yang diprakirakan.
Metode rata-rata tertimbang dilakukan dengan proses perhitungan sebagai berikut:
Ø  Menentukan angka tertimbang (weight) tertentu bagi data observasi dengan notasi w antara angka 0 s/d 1.
Ø  Menambahkannya dengan angka tertimbang bagi data prakiraan dengan notasi (1 - w).
Ø  Menghitung rata-rata keseluruhan dari data time series dengan rumusan A1 + A2 + ……+ An = F1 
                                  n
Ø  Menghitung prakiraan dengan rumusan Ft+1 = wA + (1 – w )F1
Dimana Ft+1 merupakan prakiraan pada periode kedua, w merupakan angka tertimbang yang dipilih, A merupakan data observasi, 1 – w merupakan persebaran atau penghalusan, dan F1 merupakan prakiraan sebelumnya.
3.      Metode Ekonometri
Metode ekonometri merupakan metode prediksi volume atau nilai dependen variabel dengan melibatkan berbagai faktor atau variabel independent yang relevan dan cukup signifikan mempengaruhi dependen variabel tersebut. Secara ekonomi dari model ekonometri ingin dilihat relevansinya pengaruh independent variabel terhadap dependen variabel. Bahkan juga ingin dilihat apakah antar variabel independent itu saling mempengaruhi dan berapa besar pengaruh mempengaruhi antar variabel independent ini atas besarnya pengaruh terhadap dependen variabel. Juga ingin dilihat berapa tepat antara kebenaran statistik dikoreksi dengan kebenaran secara ekonomi.
Jadi secara literatur ekonometrik merupakan suatu pengukuran secara ekonomi baik secara statistik, matematik maupun secara ekonomi teori sekaligus dalam konteks hubungan antara variabel-variabel ekonomi. Memang metode ekonometrik sering lebih kompleks dibanding dengan metode proyeksi trend. Namun ekonometrik setidaknya memiliki dua keunggulan sebagai alat prakiraan. Pertama adalah keunggulan dalam memperoleh prediksi nilai variabel yang penting. Ini akan sangat berguna bagi manajer untuk mengevaluasi kemungkinan pengaruh alternatif keputusan yang diambil. Kedua adalah metode ekonometrika mengestimasi perilaku hubungan antara variabel-variabel. Secara mencolok meramalkan dengan dasar metode lain seperti misalnya survey data hanya memperoleh sesuatu yang lebih kecil dari penyebab yang hakiki pada hubungan antar variabel-variabel ini secara umum.
Terdapat empat tahapan yang termasuk di dalam memformulasi forecast model ekonometrika ini.
1)      Membangun suatu model teori
2)      Mengumpulkan data
3)      Memilih bentuk persamaan fungsi yang diestimasi
4)      Mengestimasi dan menginterpretasi hasil
a.       Membangun model teori
Dengan menggunakan metode ekonometri, pertama yang harus dilakukan adalah memformulasi model teori hubungan ekonomi. Model ini harus didasarkan pada nuansa teori ekonomi dan dinyatakan dalam bentuk fungsi matematik. Pada dasarnya proses membangun model termasuk menentukan variabel-variabel yang dimasukkan di dalam model dan jika ada teori yang rasional untuk memprediksi hubungan dan perilaku keterkaitan antar variabel. Sebagai contoh disini misalnya kita menginginkan untuk memprakirakan permintaan, maka hubungan antar harga dan kuantitas dapat menjadi dasar teori yang logis bagi suatu model. Suatu pernyataan matematik yang sederhana dalam hubungan antar variabel ini adalah:
                  Q = f(P)
Teori ekonomi memprediksi suatu hubungan berbalik arah antara harga dan jumlah barang yang diminta. Jadi ini diharapkan derivasi (dQ/dP) kuantitas dengan harga akan negative. Ini sudah merupakan teori atau model teruji secara empirik, sehingga sudah merupakan teori sudah terbukti di lapangan, di masyarakat, dan di pasar dunia dengan sejumlah asumsi.
Namun satu hal bahwa hubungan antara harga dan kuantitas barang yang diminta oleh masyarakat ditunjukkan adanya hubungan dan respon negatif di dalam hubungan kedua faktor tersebut. Oleh karena itu pada model ekonometri ingin ditunjukkan model sejumlah faktor yang mempengatuhi volume permintaan.
Faktor harga yang mempengaruhi volume permintaan tersebut sebenarnya tidaklah merupakan satu-satunya faktor yang mempengaruhi permintaan, tetapi banyak faktor lain yang juga ikut mempengaruhi permintaan. Maka secara spesifik hubungan kausalistik permintaan itu dipengaruhi oleh selain harga, tetapi juga dipengaruhi misalnya oleh income per kapita (I), harga barang lain (Po), dan Advertensi (A), dan lain-lain.
Karena itu model fungsi yang dikembangkan dalam persamaan ekonometri sebagaimana ditunjukkan pada pembahasan estimasi permintaan yang dipengaruhi oleh sejumlah faktor atau variabel antara lain seperti yang dinyatakan sebagai:
                  Qd =  f(P, I, Po, dan A)
Yang secara ekonomi terbukti secara empirik bahwa fungsi permintaan dipengaruhi P, I, Po, dan A itu dirumuskan sebagai fungsi:
                  Qd = a – bP + cI + dPo + eA
Dimana Qd merupakan volume permintaan, a merupakan koefisiensi konstanta, b,c,d,dan e merupakan koefisiensi faktor Harga, Income, Harga Barang Lain, dan Advertensi
b.      Mengumpulkan data
Kegiatan mengumpulkan data dari faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan yaitu harga, income, harga barang lain, dan advertensi dilakukan oleh manajer antara lain melalui survey di perusahaan, di biro statistik umum, lembaga-lembaga konsultasi manajemen, lembaga asosiasi-asosiasi industri atau pengusaha atau Kadin, dan lain-lain. Survey juga dapat dilakukan langsung pada pelaku usaha dan masyarakat konsumen selama periode tertentu menurut kebutuhan pengkajian dan peramalan permintaan dan potensi pasar yang akan dijadikan sebagai bahan informasi potensi dan peluang serta kendala pasar yang dihadapi oleh manajer perusahaan yang akan menyusun model atau metode ekonometri yang akan disusun.
c.       Memilih dan Menentukan Fungsi Permintaan
Setelah data yang dikumpulkan tersebut diolah dalam komputer dan menghasilkan suatu print out atau tampilan parameter-parameter, uji kesalahan dan signifikansi serta layak dan tidaknya parameter tersebut, baik secara statistik maupun secara ekonomi teori dari yang dihasilkan seperti yang telah dibahas dalam estimasi dalam bab sebelumnya, maka kita dapat memilih dan menentukan sejumlah variabel atau faktor yang layak dan signifikan sebagai bahan pertimbangan untuk menyusun fungsi permintaan yang tepat. Sehingga kita menentukan sebuah fungsi yang benar-benar signifikan secara statistik dan juga secara ekonomi sesuai dengan kecenderungan perilaku ekonomi yang secara teori dan empirik teruji dan terbukti kecenderungan perilakunya.
Jika kita telah meyakini bahwa fungsi permintaan pada rumus di atas dan terbukti signifikan semua parameter semua variabel yang terpilih tersebut, maka dapat kita pergunakan sebagai alat meramal permintaan dimasa datang, dengan sejumlah asumsi yang perlu disertakan. Antara lain bahwa fenomena variabel-variabel itu untuk masa datang masih memiliki bobot pengaruh yang sama. Tidak ada variabel lain selain yang diprediksi mempengaruhi secara dominan terhadap permintaan.
d.      Mengestimasi dan interpretasi hasil
Sebagai hasil dari pemilihan bentuk fungsi permintaan, kita akan jadikan ini sebagai fungsi yang dapat menjelaskan hal-hal berikut ini:
*      Persamaan fungsi ini kita pilih untuk meramal berdasar pada teori ekonomi
*      Estimasi parameter dari persamaan linier ini mengindikasikan pengaruh perubahan variabel independen
*      Demikian juga estimasi parameter estimasi itu dapat kita jadikan sebagai bahan untuk menguji dan mengevaluasi gejala dan perilaku permintaan dipengaruhi variabel independen
*      R2 merupakan nilai yang indikasinya adalah proporsi variasi pada variabel dependen dijelaskan oleh variabel independen.

0 comments:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com