Konsep Manajemen Tenaga Kerja
TUJUAN DALAM MENGELOLA TENAGA KERJA
Dari permulaan
harus dinyatakan bahwa tujuan manajemen tenaga kerja bukanlah untuk
memaksimumkan prestasi. Sebaliknya tujuan manajemen tenaga kerja adalah untuk
memaksimumkan prestasi di dalam kendala yang berlaku. Kendala kerap kali
mencegah manajer tenaga kerja untuk melaksanakan pemecahan sosial, psikologis,
atau lingkungan yang tidak diinginkan yang mungkin tidak diperlihatkan oleh
tujuan prestasi itu sendiri.
Pandangan lain tentang
tujuan tenaga kerja adalah untuk mencapai prestasi yang memuaskan, bukan prestasi
maksimum, Herbert Simon (1960) menyebut hal ini “pemuasan”. Prestasi yang
memuaskan dapat diidentifikasikan sebagai tingkat prestasi yang memungkinkan
organisasi bisa bertahan di dalam bisnis dan menarik orang, modal, dukungan
pemerintah, dan langganan yang dibutuhkannya agar bisa bertahan hidup. Oleh
sebab itu, prestasi yang memuaskan berkaitan dengan kelangsungan hidup jangka
panjang dari organisasi, bukan dengan prestasi maksimum itu sendiri.
PRINSIP-PRINSIP
MANAJEMEN TENAGA KERJA
1.
Cocokkan
pekerja dengan pekerjaan.
Prinsip ini mengandung arti bahwa seseorang dapat dipilih
untuk suatu pekerjaan berdasarkan perbedaan dan preferensi individu akan
pekerjaan.
2.
Definisikan
tanggung jawab pekerja secara jelas
Hal ini biasanya akan dilakukan melalui uraian tugas
penulis atau perumusan tentang tujuan yang selalu dimutakhirkan.
3.
Tetapkan
standar prestasi
Apabila standar prestasi tidak ditetapkan, maka pekerja
bisa menjadi bingung tentang tanggung jawab kerjanya dan terlalu tergantung
pada penyelia.
4.
Komunikasi harus
ada dan karyawan harus terlibat
Gagasan tentang manajemen partisipatif (atau pelibatan
karyawan) telah mendapat dukungan luas dari studi riset sebagai suatu cara
untuk memperbaiki prestasi. Prestasi juga diperbaiki apabila terdapat
komunikasi dua arah antara manajemen dan tenaga kerja.
5.
Adakan
pelatihan.
Pelatihan
haruslah yang pertama dilakukan di dalam pekerjaan guna menjamin bahwa karyawan
kompeten di dalam pekerjaan yang akan dilaksanakan sebelum mulai kerja.
6.
Pastikan
adanya penyeliaan yang baik
Seorang
penyelia harus kompeten baik dalam keahlian teknologi maupun keahlian manajemen
dan harus memiliki rasa adil dalam menghadapi orang.
7.
Berikan imbalan
kepada orang atas prestasinya.
Karena tanggung jawab utama manajer tenaga kerja adalah
mencapai hasil, maka pemberian imbalan bagi prestasi merupakan metode utama
untuk memotivasi orang terhadap sasaran. Imbalan bisa mencakup semua bentuk
kompensasi (upah, promosi, status, tepukan di punggung dan sebagainya).
Tujuan utama manajer tenaga kerja haruslah prestasi
(mutu, biaya, fleksibilitas, dan penyerahan). Kepuasan pekerja itu sendiri
bukanlah tujuan utama tetapi kepuasan bisa dicapai bersamaan dengan prestasi.
Banyak orang terlibat dalam mengelola tenaga kerja,
manajer puncak, penyelia, manajer menengah, serikat pekerja, dan staf
spesialis. Akibatnya penyelia bisa terperangkap di tengah-tengah kepentingan
yang berlawanan. Guna mencegah situasi ini, manajer tenaga kerja harus memiliki
wewenang yang konsisten dengan tanggung jawab yang dilimpahkan kepada mereka.
Gaya manajemen tenaga kerja Jepang adalah mendayagunakan
tanggung jawab pekerja atas produksi, pekerjaan seumur hidup, pelatihan
berkesinambungan, dan promosi yang seragam. Sebagian dari pendekatan ini sedang
diterapkan di Amerika Serikat.
Filosofi manajemen yang baru sedang muncul, yang
sifatnya kewiraswastaan dan berorientasi tindakan. Filosofi manajemen ini
menekankan manajemen yang dekat dengan pelanggan dan bisa mencapai
produktivitas melalui orang. Filosofi ini mengabaikan pengendalian yang kaku,
perencanaan yang rumit atau analisis yang berlebihan.
0 comments:
Post a Comment