WINBIE GENESIS: Konsep Manajemen Tenaga Kerja winbie genesis

Pages

Friday, May 29, 2015

Konsep Manajemen Tenaga Kerja



Konsep Manajemen Tenaga Kerja

TUJUAN DALAM MENGELOLA TENAGA KERJA
            Dari permulaan harus dinyatakan bahwa tujuan manajemen tenaga kerja bukanlah untuk memaksimumkan prestasi. Sebaliknya tujuan manajemen tenaga kerja adalah untuk memaksimumkan prestasi di dalam kendala yang berlaku. Kendala kerap kali mencegah manajer tenaga kerja untuk melaksanakan pemecahan sosial, psikologis, atau lingkungan yang tidak diinginkan yang mungkin tidak diperlihatkan oleh tujuan prestasi itu sendiri.

            Pandangan lain tentang tujuan tenaga kerja adalah untuk mencapai prestasi yang memuaskan, bukan prestasi maksimum, Herbert Simon (1960) menyebut hal ini “pemuasan”. Prestasi yang memuaskan dapat diidentifikasikan sebagai tingkat prestasi yang memungkinkan organisasi bisa bertahan di dalam bisnis dan menarik orang, modal, dukungan pemerintah, dan langganan yang dibutuhkannya agar bisa bertahan hidup. Oleh sebab itu, prestasi yang memuaskan berkaitan dengan kelangsungan hidup jangka panjang dari organisasi, bukan dengan prestasi maksimum itu sendiri.

PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN TENAGA KERJA
1.                  Cocokkan pekerja dengan pekerjaan.
Prinsip ini mengandung arti bahwa seseorang dapat dipilih untuk suatu pekerjaan berdasarkan perbedaan dan preferensi individu akan pekerjaan.
2.                  Definisikan tanggung jawab pekerja secara jelas
Hal ini biasanya akan dilakukan melalui uraian tugas penulis atau perumusan tentang tujuan yang selalu dimutakhirkan.
3.                  Tetapkan standar prestasi
Apabila standar prestasi tidak ditetapkan, maka pekerja bisa menjadi bingung tentang tanggung jawab kerjanya dan terlalu tergantung pada penyelia.
4.                  Komunikasi harus ada dan karyawan harus terlibat
Gagasan tentang manajemen partisipatif (atau pelibatan karyawan) telah mendapat dukungan luas dari studi riset sebagai suatu cara untuk memperbaiki prestasi. Prestasi juga diperbaiki apabila terdapat komunikasi dua arah antara manajemen dan tenaga kerja.


5.                  Adakan pelatihan.
Pelatihan haruslah yang pertama dilakukan di dalam pekerjaan guna menjamin bahwa karyawan kompeten di dalam pekerjaan yang akan dilaksanakan sebelum mulai kerja.
6.                  Pastikan adanya penyeliaan yang baik
Seorang penyelia harus kompeten baik dalam keahlian teknologi maupun keahlian manajemen dan harus memiliki rasa adil dalam menghadapi orang.
7.                  Berikan imbalan kepada orang atas prestasinya.
Karena tanggung jawab utama manajer tenaga kerja adalah mencapai hasil, maka pemberian imbalan bagi prestasi merupakan metode utama untuk memotivasi orang terhadap sasaran. Imbalan bisa mencakup semua bentuk kompensasi (upah, promosi, status, tepukan di punggung dan sebagainya).
Tujuan utama manajer tenaga kerja haruslah prestasi (mutu, biaya, fleksibilitas, dan penyerahan). Kepuasan pekerja itu sendiri bukanlah tujuan utama tetapi kepuasan bisa dicapai bersamaan dengan prestasi.
Banyak orang terlibat dalam mengelola tenaga kerja, manajer puncak, penyelia, manajer menengah, serikat pekerja, dan staf spesialis. Akibatnya penyelia bisa terperangkap di tengah-tengah kepentingan yang berlawanan. Guna mencegah situasi ini, manajer tenaga kerja harus memiliki wewenang yang konsisten dengan tanggung jawab yang dilimpahkan kepada mereka.
Gaya manajemen tenaga kerja Jepang adalah mendayagunakan tanggung jawab pekerja atas produksi, pekerjaan seumur hidup, pelatihan berkesinambungan, dan promosi yang seragam. Sebagian dari pendekatan ini sedang diterapkan di Amerika Serikat.
Filosofi manajemen yang baru sedang muncul, yang sifatnya kewiraswastaan dan berorientasi tindakan. Filosofi manajemen ini menekankan manajemen yang dekat dengan pelanggan dan bisa mencapai produktivitas melalui orang. Filosofi ini mengabaikan pengendalian yang kaku, perencanaan yang rumit atau analisis yang berlebihan.

0 comments:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com