Perencanaan dan Pengembangan Produk
Output
dari sebuah proses produksi dapat berupa barang atau jasa, dan bisa pula
kombinasi dari barang dan jasa. Antara barang danjasa memiliki perbedaan yang
nyata, sehingga akan mempengaruhui proses produksi yang dilakukan. Oleh karena
itu, pemahaman akan proses produksi yang menghasilkan barang tentunya akan
berbeda dengan proses produksi yang menghasilkan jasa sebagai outputnya.
Beberapa Karakteristik Yang Membedakan Barang dan Jasa, sebagai output dari
proses transformasi/operasi
BARANG
1.
Berwujud, memiliki sifat fisik tertentu
2.
Dapat disimpan
3.
Proses produksinya banyak menggunakan mesin
4.
Proses produksi dan konsumsi tidak berlangsung
dalam waktu yang sama
5.
Kontak dengan konsumen rendah
6.
Kualitas produk
objektif, karena ada ukuran-ukurannya
7.
Atribut,
seperti harga, kemasan, dll,lebih jelas.
8.
Pasar lebih
mudah diperluas (lebih luas)
JASA
9.
Tidak berwujud, dan
tidak memiliki sifat fisik
10.
Tidak
dapat disimpan
11.
Proses produksinya
lebih banyak menggunakan faktor manusia
12.
Proses produksi dan konsumsi berlangsung di
waktu yang sama
13.
Kontak dengan
konsumen/pengguna jasa tinggi
14.
Kualitas
produk bersifat subjektif, diantara pengguna jasa
15.
Atribut produk
seringkali tidak jelas.
16.
Pasar sulit
diperluas (lebih bersifat lokal)
Pertanyaan pertama yang
biasanya muncul dalam aktivitas manajemen operasi adalah :
1. Produk apa yang akan diproduksi / dihasilkan ?
Sumber Ide / Gagasan Pengembangan Produk
a. Sumber Internal
1. Bagian
penelitian dan pengembangan, yang memang memiliki tugas mengembangan produk dan
melakukan inovasi untuk menghasilkan ide-ide produk (barang dan atau jasa) baru
1.
Konsultan pemasaran
yang bekerja untuk perusahaan. Perusahaan juga dapat menyewa konsultan untuk
mendapatkan masukan mengenai ide-ide baru berkaitan dengan produk yang akan
diproduksi
2.
Tenaga penjual.
Seperti diketahui bahwa tenaga penjualah yang selama ini berhubungan langsung
dengan konsumen, sehinga dari merekalah diharapkan ada masukan menganai
keinginan-keinginan konsumen terhadap produk perusahaan. Keinginan konsumen
itulah yang akan dijadikan dasar bagi pengembangan produk baru perusahaan.
3.
Peran aktif dari
seluruh pihak yang ada dalam perusahaan. Setiap bagian dari perusahaan
seharusnya dapat memiliki peran dalam upaya mendapatkan ide dan masukan
mengenai produk yang akan dihasilkan oleh perusahaan.
b. Sumber eksternal
1. Kecenderungan
pasar. Dalam upaya menghasilkan dan mengembangkan produk yang telah ada,
perusahaan yang bijaksana seharusnya juga memperhatikan kecenderungan pasar
yang sedang terjadi, karena itu peluang
1.
Produk yang dikeluarkan
oleh pesaing. Mencontoh produk pesaing adalah aktivitas pengembangan produk
yang paling mudah dilakukan, perusahaan tidak perlu bekerja keras mengumpulkan
dan memilih ide, perusahaan tinggal mencontoh produk pesaing yang ada. Meskipun
tindkan ini paling mudah dilakukan, namun perlu diwaspadai akan dampak negatif
dari tindakan ini, yakni vonis pembajakan atau turunnya nilai perusahaan.
2.
Masukan/komplain
dari pelanggan. Seringkali dalam kemasan produk, perusahaan mencantumkan nomor
pengaduan konsumen (Customer service center). Hal ini dimaksudkan agar
perusahaan dapat mendengar langsung bagaimana respon konsumen terhadap produk
yang dihasilkan dan dikonsumsi konsumen, serta apa masukan konsumen akan hal
tersebut.
3.
Hasil Peramalan.
Mendapatkan ide dari peramalan merupakan upaya lain dari perusahaan dengan
memanfaatkan data masa lalu yang dimiliki perusahaan. Meskipun hasilnya sangat
relatif dan dipengaruhi oleh ketersediaan dan dan metode peramalan yang
digunakan, namun cara ini cukup membantu perusahaan.
BEBERAPA ALTERNATIF PENGEMBANGAN PRODUK
1. Mengembangkan produk yang benar-benar baru (Paling sulit = ?)
Mengembangkan
produk yang benar-benar baru memang merupakan alternatif yang paling sulit
dilakukan, mengingat saat ini hampir semua kebutuhan manusia telah tersedia
produknya di pasaran. Coba renungkan, adakah kebutuhan kita sehari-hari yang
tidak dapat dipenuhi oleh deretan produk di pasaran ? Rasanya sangat sulit
menemukannya, karena semua kebutuhan kita, sudah ada alat pemuasnya di pasaran,
tinggal kita mampu mendapatkannya atau tidak.
2. Penambahan produk yang telah ada ( Diversifikasi Produk )
Diversifikasi
produk dapat dilakukan dengan beberapa alternatif berikut ini :
- Diversifikasi konsentrik, masih ada hubungan teknologi
dan kegunaan. Sebagai contoh, Perusahaan mobil (Suzuki, Honda, dll) yang juga
memproduksi sepeda motor. Mobil dan motor secara umum memiliki teknologi yang
relatif sama (otomotif), namun keduanya masih memiliki kegunaan yang sama,
yakni sebagai alat transportasi.
- Diversivikasi horizontal, masih ada hub. Teknologi meskipun kegunaan
berbeda. sebagai contoh Mitsubishi yang menghasilkan produk mobil, tapi juga
memproduksi pendingin udara (AC), dimana keduanya memilki kegunaan yang berbeda
- Diversifikasi konglomerat, tidak ada hubungan apapun
dengan produk lama, artinya antara produk yang satu dan produk baru berikutnya
tidak memiliki keterkaitan baik secara teknologi maupun secara kegunaan. Perhatikan kelompok usaha “INDO”. Indocement, bergerak di
bidang produksi semen. Indomobil, bergerak di bidang industri otomotif.
Indomart, dibidang ritel, dan “indo’-‘Indo’ yang lain. Intinya, antara satu
‘Indo’ dengan ‘Indo’ yang lain, produknya memiliki karakteristik yang sangat
jauh berbeda.
3. Modifikasi produk yang sudah ada
- Perbaikan
produk lama. Perbaikan ini dilakukan untuk menyempurnakan fungsi produk yang
telah ada. Sebagai contoh, perusahaan memperbaiki kemampuan menangkap sinyal
dari sebuah handphone yang sebelumnya sinyalnya kurang kuat.
1.
Efisiensi produk
lama. Efisiensi dilakukan disamping untuk mengefisienkan biaya produksi,
sehingga harganya menjadi lebih murah, namun jug agar konsumen tetap mampu
membeli meski kondisi ekonomi mungkin sedang kurang baik. Sebagai contoh
perusahaan mengeluarkan produk dengan kemasan yang lebih Kecil
2.
Penambahan
manfaat produk lama. Penambahan manfaat untuk lebih bisa memenuhi keinginan dan
kebutuhan konsumen yang semakin bertambah. Sebagai contoh, perusahaan melengkapi produk handphone-nya dengan berbagai
fitur tambahan, seperti fasilitas kamera, pemutar musik, dll.
3.
Pelengkap produk
lama. Mencipakan produk baru untuk melengkapi produk yang telah ada juga
dilakukan untuk lebih bisa memuaskan konsumen, seperti penciptaan asesoris
tambahan produk otomotif maupun handphone, misalnya.
4. Mengembangkan produk lokal yang belum ada
Pengembangan produk lokas yang belum ada juga dapat
menjadi sebuah alternatif, khususnya bagi produk-produk (seperti obat-obatan,
onderdil mobil, dsb) yang selama ini hanya didatangkan dari luar negeri.
5.Meniru produk yang sudah ada di pasar
TAHAP-TAHAP PENGEMBANGAN PRODUK BARU
1. Identifikasi produk yang telah ada ( produk lama )
2. Mencari dan menggali ide-ide tentang produk baru
3. Menyaring ide-ide yang ada
4. Menganalisis masing-masing ide yang telah tersaring
5. Menentukan ide yang paling mungkin dikembangkan
6. Melaksanakan pengembangan ide produk baru tersebut
7. Membuat sampel dan menguji produk baru
8. Menguji produk baru di pasar ( Tes pemasaran )
9. Memproduksi dan memasarkan produk baru tersebut dalam
arti yang sesungguhnya
10. Melakukan pelayanan purna jual
Konsep Daur Hidup Produk Dalam Pengembangan Produk Baru
Dari gambar diatas, pertanyaan berikutnya adalah:
2. Pada tahap apa
pengembangan produk sebaiknya dilakukan?
Secara
umum, pengembangan produk dapat dilakukan pada semua tahap. Pengembangan produk
baru dapat dilakukan bahkan ketika sebuah produk lama masih dalam tahap
perkenalan, apabila saat itu produk tersebut sudah mulai mendapat serangan dari
pesaing misalnya, sehingga perlu dibantu oleh produk baru perusahaan untuk
menghadapi pesaing tersebut.
Pengembangan
produk baru juga dapat dilakukan saat produk lama mulai memasuki tahap
pertumbuhan, dengan maksud untuk mendukung produk yang telah ada (meski ada sisi
negatifnya juga). Dan Pengembangan produk baru menjadi lazim dilakukan saat
produk lama mulai dewasa dan mengalami kejenuhan, sebelum produk benar-benar
dilupakan konsumen, Pengembangan produk baru perlu secepatnya dilakukan.
Pertanyaan selanjutnya adalah :
3. Berapa yang harus diproduksi ?
Untuk menjawab pertanyaan terkahir ini,
beberapa pendekatan yang dapat digunakan
antara lain adalah :
a. Menggunakan pendekatan mikroekonomi
b. Dengan menggunakan pendekatan BEP
Latihan
Soal
Misalkan sebuah perusahaan
diperkirakan beroperasi dengan fungsi biaya totalnya TC = Q2 – 4Q +
40, dan apabila harga jual produk adalah Rp 10,-, berapa produksi optimalnya
dan BEP-nya ?
Jawab :
a. Menggunakan
pendekatan mikroekonomi
Laba = TR – TC, dimana TR = P.Q = 10.Q
= 10Q – (Q2 – 4Q + 40)
= 10Q - Q2 + 4Q – 40
= 14Q - Q2 – 40
Agar laba optimal ,
maka turunan fungsi tersebut harus bernilai 0, sehingga
dlaba (dQ) = 14
- 2Q = 0
- 2Q =
- 14
Q
= 7 unit
BEP ->TR = TC
10Q = Q2 – 4Q + 40
= Q2 – 14Q + 40
Dengan rumus ABC
diperoleh bahwa produk yang harus dihasilkan adalah, untuk dQ1 = 4 unit dan
untuk Q2 = 10 unit.
b. Dengan
menggunakan pendekatan BEP
Di dalam sebuah
Perusahaan, diketahui :
Biaya tetapnya ( FC ) : Rp 300.000,-
Biaya variabel ( VC ) : Rp 40,- / unit
Harga jual ( P ) : RP 100,- / unit
Kapasitas produksi maksimal : 10.000 unit
BEP dalam unit
FC Rp 300.000,-
BEP = = = 5.000
unit
P – VC Rp 100 – R p 40
BEP dalam rupiah
FC Rp
300.000,-
BEP = =
1 – ( TVC/S ) 1
– ( Rp 400.000 / Rp 1.000.000 )
= Rp 500.000,-
Keterangan :
FC : Biaya tetap
VC : Biaya variabel
per unit
P : Harga Jual per
unit
TVC : Total biaya
variabel
S : Volume
penjualan dalam rupiah
0 comments:
Post a Comment