DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ………………………………………………………………….…1
BAB I PENDAHULUAN
·
Latar Belakang Masalah………………………….…………..
2
·
Maksud dan Tujuan
Penelitian……………….…………..….. 3
BAB II PEMBAHASAN WARALABA
- Profil dan Reputasi “Bakso Kota Cak Man”…………………3
- Potensi Pasar Terbesar………………………………………..4
- Alamat Outlet………………………………………………..5
- Keunggulan Waralaba “Bakso Kota Cak Man”……………...7
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………….9
Pendahuluan.
Latar Belakang : Bisnis Yang Selalu Untung
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dapat dicatat bahwa di Indonesia
terdapat kurang lebih 40 juta pengusaha, di mana sekitar 90% merupakan
pengusaha kecil. Dalam kenyataannya, kelompok usaha kecil ini merupakan salah
satu pelaku ekonomi yang terbukti dapat survive bahkan tidak sedikit yang
justru semakin berkembang di tengah krisis multidemensial sejak tahun 1998.
Bahkan banyak pengamat mengatakan bahwa Indonesia terhindar dari keterpurukan yang lebih dalam
tidak lain berkat peranan pengusaha kecil ini yang lebih tahan (resistant) terhadap gempuran gelombang
krisis yang bertubi-tubi. Mengapa mereka mampu bertahan? Jelas jawabannya
adalah karena mereka tidak rugi,
dengan kata lain mereka masih menikmati keuntungan di tengah kebangkrutan para
pengusaha berskala besar. Kemudian timbul pertanyaan : mengapa mereka masih
bisa menuai keuntungan? Jawabannya : Dengan skala usaha dan permodalan yang
kecil, maka secara alami (by nature),
mereka lebih fleksibel dalam mengantisipasi perubahan pasar. Di samping itu,
pada umumnya jenis kegiatan para pengusaha kecil adalah berhubungan langsung
dengan kebutuhan masyarakat yang tetap harus hidup, contohnya: industri bahan
kebutuhan pokok, pengelohan makanan dan minuman, serta restoran.
Khususnya usaha restoran, dapat kita amati bahwa sektor
ini senantiasa tumbuh dari waktu ke waktu. Para
pemain lama, pada umumnya semakin besar dan
mengembangkan sayapnya menjadi berskala nasional bahkan internasional.
Hal inilah yang menyebabkan banyak orang tertarik terjun di sektor usaha
restoran, meskipun akhirnya tidak sedikit yang gulung tikar. Mengapa demikian?
Memang diakui, usaha restoran memberikan keuntungan (profit margin) yang cukup tinggi, bahkan ada yang mengatakan di
atas 50% dari hasil penjualan kotor. Namun perlu diperhatikan oleh para pemain
baru bahwa usaha restoran adalah berpotensi resiko kegagalan yang sangat tinggi
karena hanya di hadapkan pada 2 alternatif, yaitu apakah produknya disukai atau
tidak disukai oleh masyarakat. Jika memang demikian, lalu bagaimana
menginvestasikan modal di sektor usaha ini? Cara
terbaik adalah dengan bertindak selaku terwaralaba (franchisee) dari usaha para pemilik restoran (franchisor) yang terbukti telah
mapan, karena :
a. Memperkecil
resiko kegagalan usaha mengingat produk dan namanya
yang telah dikenal masyarakat luas;
b. Dukungan
manajemen produksi, pelayanan, dan
pemasaran yang telah teruji;
c. Menghemat
waktu, tenaga dan biaya untuk proses trial
and errors;
d. Jangka
waktu pengembalian modal yang relatif pendek
e. Hasil
investasi yang menarik, khususnya waralaba restoran.
Tujuan dan Manfaat Penulisan
Menggambarkan perencanaan
bisnis di masa depan dengan cara memahami usaha waralaba dengan baik. Memenuhi
salah satu tugas pengantar bisnis. Manfaat yang dapat kita peroleh adalah menambah
wawasan mengenai dunia usaha waralaba di indonesia.
Pembahasan Waralaba
Profil dan Reputasi “Bakso Kota Cak Man”
Jika orang mengenal
rendang Padang, pempek Palembang, dan gudeg Jogya, maka untuk bakso, masyarakat
akan mengatakan ada dua jenis, yakni bakso-Malang dan bakso-Solo. Memang sejak
lama kedua daerah ini dikenal dengan makanan khasnya berupa bakso, terutama Malang. Berbicara
mengenai bakso-Malang, ada beberapa nama usaha bakso yang pernah dikenal
masyarakat, namun untuk kurun waktu sepuluh tahun belakangan ini
orang akan mengatakan “BaksoKota Cak Man” telah memiliki
brand-name yang kuat. Hal ini
terbukti dari : a) Satu-satunya perusahaan penjual bakso yang memiliki 6 outlet
hanya di Malang
saja, yang kotanya relatif tidak besar. Hal ini menunjukkan bahwa produknya telah memenuhi cita-rasa masyarakat luas,
b) Masyarakat Malang pada umumnya menjamu tamu, kerabat atau relasi bisnisnya
yang berasal dari daerah lain untuk menikmati kelezatan Bakso Kota Cak Man,
termasuk beberapa selebritis ibukota (komentar dan tanda-tangan para selebritis diabadikan dalam beberapa pigora
ditempelkan pada dinding di gerai-pusat), dan c) Banyak mahasiswa berasal dari
berbagai daerah lain yang telah menyelesaikan kuliah pada 3 PTN (Universitas
Brawijaya, Universitas Negeri Malang, Universitas Islam Malang) dan beberapa
PTS terkenal termasuk beberapa Balai Pendidikan & Latihan Kerja (BPLK)
milik pemerintah yang pulang kembali ke daerahnya masing-masing atau mereka
bekerja tersebar di kota-kota besar seluruh Indonesia telah mengenal rasa dan
menjadi fanatik terhadap “Bakso Kota
Cak Man” meskipun berasal dari berbagai
etnis. Artinya, kelezatan “Bakso Kota Cak Man” telah terbukti dapat
memenuhi selera konsumen dari berbagai kalangan baik tua-muda, beragam profesi
dari mulai pelajar-mahasiswa, pebisnis sampai selebritis. Dengan kata lain,
peluang pasar Bakso Kota Cak Man adalah tidak diragukan lagi terutama untuk ibu kota
provinsi atau kota
besar lainnya, kota-dagang dan kota-pelajar.
Hal ini terbukti dari kenyataan bahwa ketika perusahaan
ini memulai melakukan usahanya dalam bentuk penjualan berformat waralaba pada
akhir 2004, dalam waktu kurang dari satu tahun yakni sampai dengan pertengahan
2005, ada beberapa pemilik modal yang telah membeli hak waralaba dengan membuka
di Jakarta, Jogya, Kediri, Samarinda dan di Malang sendiri. Sementara
itu, sampai sekarang, ada beberapa permohonan dari kota-kota di P. Jawa maupun
di luar P. Jawa yang sedang dalam proses seleksi dan penyelesaian
perjanjiannya.
Sesuatu yang menarik adalah ada beberapa pemodal di Jakarta yang telah memiliki satu outlet ternyata
ingin mengajukan permohonan lagi untuk membuka outlet baru di tempat yang lain.
Hal ini menunjukkan bahwa memang benar investasi dalam bentuk memegang hak
penjualan “Bakso Kota Cak Man” memberikan imbal-hasil (returns) yang memuaskan bagi para
terwaralaba (franchisee).
Potensi Pasar
Terbesar adalah :
Ibukota Provinsi :
Medan, Banda Aceh, Padang, Pekanbaru, Pangkalpinang, Bengkulu,
Jambi, Palembang, Bandar Lampung, Serang,
Bandung, Semarang, Surabaya, Pontianak, Banjarmasin, Samarinda,
Palangkaraya, Manado, Gorontalo, Kendari, Palu, Kupang Makassar, Kupang, Mataram, Denpasar
Ibukota
kabupaten/kotamadya/kota pariwisata/kota pelajar :
Magelang, Batam, Tanjungpinang, Jember, Banyuwangi, Cirebon,
Solo, Cilegon, Tangerang, Puncak-Bogor, Purwokerto, Balikpapan, Gresik, Tarakan, Madiun,
Mojokerto, Pekalongan, Serang, Tangerang dan Bukittinggi
Luar Negeri :
Kualalumpur, Singapore, Bandar
Seri Begawan dan Mekkah
Alamat Outlet :
(per awal November 2006 -38 Outlet)
JAKARTA :
1. Food Court Plaza Semanggi Lantai 3A
2. Jalan Margonda Raya
Depok
3. Jalan Tebet Dalem
4. Ambasador Mall
5. Cibubur Junction
6. Jalan Bintaro Raya No.
49
7. Jalan Dr. Cipto Mangunkusumo 1 Ciledug
8. Jalan Kemang Raya 19C
9. SuperMega Mall Bekasi
10. ITC Cempaka Emas
11. ITC Mangga Dua
12. Jalan Dr Saharjo No. 100 C
13. Jalan Raya Cinere No. 99 A
14. Boulevard Raya Blok K.4 No. 6 Kelapa Gading
15. Jalan Dewi Sartika No.160
(dalam persiapan pembukaan)
TANGERANG
1. Super Mall Lippo Karawaci
KEDIRI
1. Jalan Pahlawan Kusumabangsa (Depan Polsek Kota Kediri)
SAMARINDA
1. Jalan Kadrie Oening No. 98 A
MALANG
1. Jalan S. Parman A-2/56
2. Jalan Ciliwung No.1
3. Jalan Soekarno-Hatta No.
20
4. Jalan Zainul Arifin No.
9
5. Jalan Terusan Surabaya
No. 53
6. Jalan Mayjend Wiyono No.
20
7. Ruko Depan SMPN 5, Jalan
Panglima Sudirman Kav. 14
MOJOKERTO
1. Jalan Pahlawan
SURABAYA
1. Jalan Indragiri 48 C
2. Jalan Manyar,
Kertajaya
3. ITC Pasar Atom
PANDAAN
1. Food-Terrace - Taman
Dayu
SIDOARJO
1. Jl. Pahlawan – Seberang
Mc.D
GRESIK
1. Jl. Panglima Sudirman 8
B A T A M
1. Kompleks Penuin
Center Blok F No. 11
2. Food-court Panbil Mall
3. Mega Mall Batam Center
PASURUAN
1. Komplek Ruko Panglima
Sudirman No.115
MEDAN
1.Jalan Setiabudi
MAKASSAR
1. Komplek Panakukkang Emas, Jalan Pengayoman H5 No. 6
Keunggulan
Waralaba “Bakso Kota Cak Man”
A. Aspek Ekonomis
- Produk bakso dan variannya memiliki keunggulan spesifik sehingga menempatkan posisinya sebagai Nomor 1 di pasar bakso-Malang, dengan memiliki brand-name dan brand equity yang tinggi serta telah memperoleh sertifikat hak atas merek dagang dari pemerintah tgl.14-3-2002 No.JOO-O1-O4385;
- Harga jual-bakso dan variannya adalah kompetitif sehingga terjangkau oleh daya-beli masyarakat luas
- Kebutuhan modal yang tidak terlalu besar;
- Investasi yang beresiko rendah, namun dengan imbal-hasil (rate of returns) yang tinggi.
- Franchise fee sebesar Rp.50 juta untuk masa 5 tahun adalah relatif murah dibandingkan franchise fee untuk waralaba usaha penjualan makanan lainnya;
- Royalty fee sebesar 5% dari hasil-penjualan kotor per bulan adalah relatif murah dibandingkan royalty fee untuk waralaba usaha penjualan makanan lainnya;
- Untuk menjaga keunggulan spesifik, pihak manajemen senantiasa melakukan riset pengembangan produk, sehingga sampai sekarang telah ada lebih dari 14 item varian dari produk utama bakso sehingga memberikan pilihan yang beragam bagi konsumen;
- Secara resmi, produk bakso dan variannya telah memperoleh sertifikat halal.
- Semua produk bakso tidak mengandung borax, formalin atau bahan pengawet lainnya, serta tidak mengandung bahan pengenyal seperti fosfat atau sodium tripoliphospate (SP2);
- Untuk menjaga kesegaran, bakso diproduksi dan dimasak di setiap outlet, tidak dipasok dari kantor pusat dalam bentuk bakso–beku (frozen meat ball).
B. Aspek Keamanan dan Kepastian
Perjanjian Waralaba (franchise-agreement) dibuat berdasarkan peraturan perundang- undangan yang berlaku di hadapan Notaris sehingga dapat melindungi kepentingan semua pihak;
a.
Materi perjanjian memuat hak
dan kewajiban yang jelas dan menguntungkan kepada semua pihak (a positive
sum transactions).
b.
Masa perikatan yang cukup panjang,
yakni sampai dengan 5 tahun dan dapat diperpanjang, sehingga
memberikan kesempatan yang lebih lama bagi franchisee untuk menikmati
hasil-usaha;
c.
Berdasarkan azas kebersamaan,
kesamaan visi dan misi, serta fleksibelitas.
C. Aspek Teknis Operasional
a.
Bahan baku
yang diperlukan adalah banyak tersedia di setiap pasar di seluruh wilayah Indonesia sehingga terjamin kelangsungan produksinya;
b.
Kantor-pusat akan mengirim
tenaga-ahli di bidang produksi dan tenaga ahli manajemen ke setiap outlet;
c.
Sebelum beroperasi terlebih
dahulu dilakukan pelatihan terhadap
pihak terwaralaba (franchisee)
beserta seluruh pegawainya;
d.
Sifat kegiatan produksi dan
penjualan bakso adalah sederhana dan tidak rumit sehingga relatif mudah untuk dijalankan apabila
dibandingkan kegiatan usaha makanan lainnya.
D. Aspek Manajerial
- Memiliki Tim Manajemen yang kuat didukung oleh tenaga professional;
- Tersedia buku panduan untuk kegiatan produksi, persediaan, manajemen pelayanan dan keuangan, serta promosi;
- Tim Manajemen menyediakan program asistensi;
- Tim Manajemen secara aktif melakukan riset pasar dan mengembangkan program pemasaran; Menyediakan forum komunikassi antara franchisor dan franchisee dalam bentuk buletin berkala.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.google.com
0 comments:
Post a Comment