PARAGRAF (ALINEA)
Oleh
Rati Riana
Paragraf adalah satuan bahasa yang
membicarakan suatu topik atau gagasan atau pokok pembicaraan. Paragraf terdiri atas beberapa kalimat dan biasanya
cara penulisannya menjorok ke dalam (indensi). Paragraf disebut juga karangan mini
karena pada dasarnya paragraf merupakan miniatur sebuah karangan. Tujuan
paragraf dinyatakan dalam kalimat topik.
Berdasarkan uraian tersebut dapat
disimpulkan hal-hal sebagai berikut.
1. Paragraf mempunyai gagasan utama yang dituangkan dalam bentuk
kalimat topik. Bagi penulis, gagasan utama dalam paragraf merupakan pengendali
isi paragraf, sedangkan bagi pembaca, paragraf menjadi kunci pemahaman karena
merupakan rangkuman isi paragraf.
2. Paragraf terdiri atas beberapa kalimat.
3.
Gagasan utama dinyatakan dalam kalimat
topik.
4.
Salah satu kalimat dalam paragraf merupakan
kalimat topik, selebihnya merupakan kalimat pengembangan yang berfungsi untuk
memperluas keterangan, memperjelas, menganalisis, atau menerangkan kalimat
topik
.
Berdasarkan fungsi dan kandungan isinya, kalimat dalam paragraf terdiri atas
1.
kalimat topik,
2.
kalimat pengembangan,
3.
kalimat penutup, dan
4.
kalimat penghubung.
Kalimat
topik merupakan kalimat yang mengungkapkan gagasan utama atau
gagasan pokok dalam paragraf yang
bersangkutan. Bagian ini merupakan bagian yang penting, berfungsi sebagai
sarana mengarahkan dan sekaligus mengontrol pengembangan paragraf, juga menuntun pembaca untuk
menelusuri paragraf. Biasanya, kalimat topik terletak pada awal atau tengah
paragraf. Karena kalimat topik merupakan kalimat yang terpenting, hendaknya
merupakan kalimat yang efektif dan menarik, susunannya runtut dan logis,
rumusannya tidak terlalu umum, namun juga tidak terlalu spesifik.
Kalimat
pengembangan merupakan kalimat-kalimat yang menguaraikan hal-hal
yang terkandung dalam kalimat topik. Kalimat ini hendaknya berpusat pada
kalimat topik dan cara merumuskan butir-butir pengembangan secara ringkas di
bawah kalimat topik, sehingga terbentuk semacam kerangka paragraf.
Kalimat
penutup merupakan kalimat yang mengakhiri paragraf. Kalimat penutup
berupa penekanan kembali hal-hal yang dianggap penting, dapat berupa simpulan,
rangkuman, yang dapat menimbulkan banyak kesan dalam hati pembaca.
Kalimat
penghubung yaitu kata atau frasa yang menyatakan hubungan dengan
paragraf lain. Kalimat ini berfungsi menjaga terwujudnya kesatuan dan kepaduan
paragraf.
Macam-macam Paragraf Dilihat dari Sifat dan
Tujuannya
1.
Paragraf pembuka
Bagian ini berfungsi membimbing pembaca untuk memasuki inti
permasalahan atau ide pokok yang akan dibicarakan yang berupa keterangan
permulaan. Paragraf pembuka merupakan bagian permulaan yang ditemui pembaca,
sehingga harus dapat menarik minat dan perhatian pembaca. Ada beberapa cara
untuk menarik perhatian pembaca.
a. Membuat garis besar karangan dengan menonjolkan bagian
yang penting.
b.
Memaparkan isi dan maksud judul karangan.
c.
Mengutip pendapat dari pakar.
d.
Menyitir suatu pendapat.
e.
Membatasi subjek dan objek permasalahan.
f.
Memaparkan arti pentingnya masalah tersebut.
g.
Menceritakan pengalaman pribadi.
2.
Paragraf isi, yaitu paragraf yang bertugas mengungkapkan ide pokok beserta
pengembangannya. Bagian ini merupakan bagian yang esensial dalam karangan. Oleh
karena itu, susunan kalimatnya harus runtut dan sesuai dengan asas-asas
penalaran yang logis.
Ada beberapa
pola pengembangan paragraf, yaitu pola urutan waktu, pola urutan tingkat, pola
urutan apresiatif, pola urutan tempat, pola urutan klimaks, pola urutan
antiklimaks, pola urutan khusus-umum, pola urutan sebab-akibat, dan pola urutan
tanya-jawab.
3.
Paragraf penutup, merupakan paragraf
yang menutup atau mengakhiri sebuah karangan. Paragraf ini merupakan kebulatan
dari masalah-masalah yang dikemukakan sebelumnya. Paragaraf ini hendaknya
memperkuat gagasan pokok dan sekaligus menggambarkan isi karangan. Bagian
penutup ini merupakan bagian terakhir yang dibaca oleh pembaca. Oleh karena
itu, susunan kalimatnya harus diolah sedemikian rupa sehingga berkesan bagi
pembaca. Kalimat penutup berupa simpulan, ringkasan, penekanan kembali hal yang
penting, atau saran, dan harapan.
4.
Paragraf penghubung, yaitu
paragraf yang bertugas menghubungkan paragraf yang satu dengan paragraf yang
lain, atau bagian karangan yang satu dengan bagian yang lain. Disebut pula
dengan paragraf peralihan atau transisi. Paragraf ini berupa kalimat
kompleks dan terletak pada awal paragraf penutup, atau bagian penutup paragraf.
Syarat Paragraf yang Baik
1.
Kesatuan paragraf
Kalimat-kalimat yang membentuk paragraf itu disusun
sedemikian rupa sehingga tidak satu kalimat pun yang menyimpang. Apabila dalam
satu paragraf terdapat kalimat yang menyimpang, paragraf tersebut tidak utuh.
Oleh karena itu, harus dibuat paragraf baru.
2.
Kepaduan atau kekompakan paragraf
Dapat terlihat melalui penyusunan kalimat secara logis dan
melalui kata-kata pengait anatarkalimat (misalnya selanjutnya,
di samping itu, pendek kata, pada umumnya, dengan demikian, sehubungan dengan
itu, oleh karena itu,).
Struktur Paragaraf
1.
Kalimat utama atau kalimat topik, yaitu
kalimat yang mengungkapkan gagasan utama.
2.
Kalimat penjelas, yaitu kalimat yang
menjelaskan atau menguraikan kalimat utama.
Berdasarkan letak kalimat utamanya, paragraf dibagi menjadi
tiga macam.
1. Kalimat utamanya terletak pada awal paragraf, disebut paragraf
deduktif.
2. Kalimat utamanya terletak pada akhir paragraf, disebut paragraf
induktif.
3. Kalimat utamanya
terletak pada awal dan akhir paragraf, disebut paragraf campuran
(deduktif-induktif).
Contoh paragraf deduktif :
Eceng
gondok termasuk gulma atau tumbuhan pengganggu. Eceng gondok menyebar
dengan cepat lewat angin dan arus bawah air, serta mampu mempercepat penguapan
air tenang seperti danau. Perairan yang ditumbuhi eceng gondok akan menjadi
cepat dangkal, kotor, dan lumpur melekat pada akar-akar tumbuhan tersebut akan
menganggu lalu lintas air. Sungai pun tampak kotor.
Kalimat utama pada kalimat tersebut
terletak pada awal paragraf, yaitu “Eceng gondok termasuk gulma atau tumbuhan
pengganggu”. Kalimat utama tersebut dikembangkan lagi oleh beberapa kalimat
penjelas. Seluruh isi kalimat penjelas itu harus mendukung pokok pikiran utama.
Contoh paragraf induktif :
DNA (Deoxyribo Nucleid Acid) disebut juga asam
dioksiribonukleat, yaitu asam protein dalam darah yang mengandung informasi
tentang sifat dan karakteristik makhluk hidup yang khas dan tidak disamai oleh
makhluk lain. Informasi ini terangkum dalam kode genetis berupa ikatan kimiawi.
Jadi, DNA
digunakan untuk memastikan siapa orang tua dari seorang anak.
Paragraf
tersebut diawali oleh kalimat-kalimat penjelas terlebih dahulu, yaitu penjelas
pokok pikiran utama tentang DNA. Keseluruhan kalimat penjelas ini disimpulkan
oleh kalimat utama pada akhir paragraf. Jadi, kalimat utama dalam paragraf
tersebut, “DNA dapat digunakan untuk memastikan siapa orang tua dari seorang
anak.
Contoh paragraf campuran (deduktif-induktif) :
Seorang anak perlu menyenangi dan menikmati kegiatan
kreatif. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengajak si anak
melakukan kegiatan tersebut bersama-sama orang tua atau pendidik. Kegiatan
seperti ini sebaiknya dilakukan sejak
usia dini. Semangat dan kegembiraan orang tua dan pendidik dalam melakukan
hal-hal kreatif akan menular kepada si anak. Jadi, ia pun akan menyenangi
dan menikmati kegiatan kreatif itu.
Kalimat utama pada paragraf tersebut terletak pada awal dan
diulang pada akhir paragraf. Kalimat-kalimat yang terletak di antara kedua
kalimat utama, merupakan kalimat penjelas yang berfungsi mengembangkan pokok
pikiran utama.
KALIMAT EFEKTIF
0leh
Rati Riana
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili gagasan
penulis atau pembicara dan sanggup menimbulkan gagasan yang sama dalam pikiran
pembaca atau pendengar seperti yang dipikirkan oleh penulis atau pembicara.
Kalimat
efektif adalah kalimat yang mudah dipahami orang lain. Terpahaminya kalimat
harus memenuhi unsur, yaitu
1.
memenuhi unsur gramatikal (S, P, O, K, Pel),
2.
diksi (pilihan kata) harus tepat makna,
cocok dengan situasi,
dan lazim dipergunakan, dan
3.
menggunakan ejaan yang disempurnakan.
Syarat keefektifan
kalimat
1.
Kesepadanan, yaitu
keseimbangan antara gagasan dan struktur kalimat yang dipakai.
2.
Kehematan, yaitu
menghemat kata atau frasa yang tidak diperlukan.
3.
Kesejajaran
bentuk, yaitu menempatkan gagasan yang sama penting dan sama
fungsinya ke dalam struktur atau konstruksi gramatikal yang sama.
4.
Ketegasan
atau penekanan, yaitu penekanan atau penonjolan ide kalimat. Penekanan
dapat berupa penekanan subjek, predikat, atau keterangan.
5.
Kevariasian, yaitu
variasi dalam menggunakan kosakata dan pola kalimat atau unsur-unsur penting
dengan berbagai variasi.
6.
Kecermatan adalah
bahwa kalimat tersebut tidak menimbulkan tafsir ganda dan tepat dalam pilihan
kata.
7.
Kelogisan, yaitu
bahwa ide kalimat dapat diterima oleh akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan
yang disempurnakan.
Ciri kesepadanan
1.
Tidak meletakkan kata depan (bagi, di, dalam, di dalam, untuk, menurut,
tentang, pada, kepada, dari, daripada) di depan subjek yang predikatnya
bentuk aktif (me-).
Contoh:
a.
Bagi yang
tidak berkepentingan dilarang masuk.
b.
Pada rapat
tersebut membicarakan keringanan SPP bagi
mahasiswa yang kurang mampu.
c.
Untuk memperlancar
komunikasi membutuhkan bahasa yang mudah dipahami oleh pembicara dan pendengar.
Kalimat tersebut salah, pembetulannya sebagai berikut.
a. Yang tidak berkepentingan dilarang masuk.
b. Rapat tersebut membicarakan keringanan SPP bagi mahasiswa yang kurang mampu.
atau
Pada rapat tersebut
dibicarakan keringanan SPP bagi mahasiswa
yang kurang mampu.
c. Untuk memperlancar komunikasi dibutuhkan bahasa yang mudah
dipahami oleh pembicara dan pendengar.
2.
Tidak meletakkan kata depan di depan objek.
a.
Pada
pertemuan tersebut membicarakan tentang
kenaikan harga bahan bakar minyak.
b. Mengkonsumsi narkoba membahayakan bagi diri sendiri, bangsa,
dan negara.
Kalimat tersebut salah, pembetulannya sebagai berikut.
a.
Pada pertemuan tersebut dibicarakan kenaikan
harga bahan bakar minyak.
atau
Pertemuan tersebut membicarakan kenaikan harga bahan bakar
minyak.
b. Mengkonsumsi narkoba membahayakan diri sendiri, bangsa, dan negara.
atau
Mengkonsumsi narkoba berbahaya bagi diri sendiri, bangsa, dan negara.
3.
Tidak terdapat subjek ganda.
a.
Masalah itu saya kurang jelas.
b.
Proposal itu saya buat bersama teman.
Kalimat tersebut salah, pembetulannya
sebagai berikut.
a.
Saya kurang jelas akan masalah itu.
b.
Saya membuat proposal itu bersama dengan teman.
4.
Tidak terpengaruh unsur asing, khususnya which (yang mana) dan where (di mana) yang tidak pada
tempatnya.
a.
Dompet yang mana berisi surat-surat penting
hilang di kampus.
b.
Rumah di mana saya
tinggal jauh dari keramaian.
Kalimat tersebut salah, pembetulannya sebagai berikut.
a.
Dompet yang
berisi surat-surat penting hilang di kampus.
b.
Tempat tinggal saya jauh dari keramaian.
atau
Rumah saya jauh
dari keramaian.
5. Kata penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat
tunggal.
a. Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti mata kuliah Bahasa Indonesia.
b. Saya menyenangi permainan sepak bola. Sedangkan mereka menyenangi permainan bulu tangkis.
Kalimat tersebut salah, pembetulannya
sebagai berikut.
a.
Kami datang agak terlambat, sehingga tidak dapat mengikuti mata kuliah Bahasa
Indonesia.
atau
Kami datang agak terlambat. Oleh karena itu, kami tidak
dapat mengikuti mata kuliah Bahasa Indonesia.
b. Saya menyenangi permainan sepak bola, sedangkan mereka menyenangi permainan bulu tangkis.
Ciri kehematan
1. Tidak mengulang subjek
a.
Saya tidak
kuliah karena saya sakit.
b.
Hadirin serentak
berdiri ketika mereka melihat Rektor
datang.
Kalimat tersebut salah, pembetulannya sebagai berikut.
a.
Saya tidak kuliah karena sakit.
atau
Karena sakit, saya
tidak kuliah.
b.
Hadirin serentak berdiri ketika melihat Rektor datang.
atau
Ketika melihat Rektor
datang, hadirin serentak berdiri.
2. Menghindarkan kesinoniman.
a.
Agar
supaya lulus ujian dengan nilai baik, rajinlah belajar.
b.
Demi
untuk menjaga keamanan lingkungan, siskamling perlu digalakkan.
Kalimat tersebut salah, pembetulannya sebagai berikut.
a.
Agar lulus ujian dengan nilai baik, rajinlah
belajar.
b. Untuk menjaga keamanan lingkungan, siskamling perlu
digalakkan.
3.
Tidak menjamakkan kata-kata yang sudah jamak
a.
Para
hadirin dipersilakan mengisi daftar riwayat hidup lebih dahulu.
b.
Banyak
para mahasiswa berdemonstrasi menentang kenaikan harga BBM.
Kalimat tersebut salah, pembetulannya sebagai berikut.
a.
Hadirin dipersilakan mengisi daftar riwayat
hidup lebih dahulu.
b.
Banyak
mahasiswa berdemonstrasi menentang
kenaikan harga BBM.
atau
Para undangan
dipersilakan mengisi daftar riwayat hidup lebih dahulu.
Para mahasiswa berdemonstrasi menentang kenaikan
harga BBM.
Contoh kesejajaran bentuk
a.
Tahapan penelitian ada tiga: mengumpulkan, mengklarifikasi, dan menganalisis data.
b.
Pengecatan
tembok dan pemasangan listrik sudah
selesai dilakukan.
Cara memberi
ketegasan atau penekanan ide kalimat
1.
Mengulang kata atau bagian-bagian kalimat
yang dianggap penting.
a.
Alat penangkap ikan antara daerah satu dengan daerah lain berbeda.
b.
Saya menyenangi
permainan bulu tangkis, sedangkan dia menyenangi
permainan sepak bola.
2.
Mengubah kalimat aktif menjadi kalimat
pasif.
a.
Saya sedang mengerjakan tugas mata kuliah Bahasa
Indonesia. (aktif)
b.
Tugas mata kuliah
Bahasa Indonesia sedang saya kerjakan. (pasif)
3.
Unsur yang dipentingkan diletakkan pada awal
kalimat.
a. Kemarin, Gubernur Bibit
Waluyo mengadakan kunjungan kerja ke Jawa Timur.
b. Gubernur Bibit Waluyo kemarin mengadakan kunjungan kerja
ke Jawa Timur.
4. Mengurutkan peristiwa secara kronologis.
a. Tidak hanya sekali,
tetapi sudah berkali-kali saya memperingatkan
dia agar selalu berbuat adil terhadap anak-anaknya.
b. Bukan hanya sejuta, dua
juta, bahkan sudah berjuta-juta
rupiah biaya yang ia keluarkan untuk menyelesaikan sekolahnya.
5. Menggunakan partikel penegas.
a.
Dialah
yang bersalah dalam masalah ini.
b.
Saudaralah
yang harus bertanggung jawab.
Cara membuat variasi
kalimat
1.
Membuat kalimat bentuk inversi, pola subjek-predikat
menjadi pola predikat-subjek.
2.
Variasi kalimat aktif menjadi kalimat pasif.
a.
Perjuangan menggelora dengan hebat pada waktu itu. (S-P-K)
b.
Menggelora dengan hebat perjuangan pada
waktu itu. (P-S-K)
3. Variasi panjang-pendeknya kata.
Contoh Kecermatan dalam kalimat
a. Mahasiswa perguruan tinggi terkenal itu menerima hadiah.
b. Saya menerima uang sebanyak dua puluh lima ribuan.
Kalimat tersebut multitafsir atau mempunyai tafsiran lebih
dari satu, sehingga tidak efektif, pembetulannya sebagai berikut.
a. Mahasiswa yang terkenal di perguruan tinggi itu menerima hadiah.
b. Saya menerima uang sebanyak dua- puluh lima -ribuan.
atau
a. Mahasiswa dari perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah.
b. Saya menerima uang
sebanyak dua -puluh -lima ribuan.
Contoh kelogisan dalam
kalimat
a.
Waktu dan tempat kami
persilakan.
b.
Susi Susanti menduduki juara pertama pertandingan
bulu tangkis.
Kalimat tersebut salah, pembetulannya sebagai berikut.
a.
Bapak Agus Pambudi, kami persilakan.
b. Susi Susanti juara
pertama pertandingan bulu tangkis.
0 comments:
Post a Comment