Teknik Pengambilan Keputusan
1. Teknik Partisipatif
Kebanyakan
teknik berorientasi pada perilaku, setidaknya secara tradisional, masuk dalam
kategori partisipatif. Sebagai teknik pengamhilan keputusan, partisipatif
mencakup individu atau kelompok aalam proses 46 la dapat dilakukan secara
formal maupun informal, dan memerlukan keterlibatan intelektual, emosional, dan
fisik. Sejumlah partisipasi dalam pengambilan keputusan berkisar dari tidak ada
partisipasi pada satu sisi, di mana manajer membuat keputusan dan tidak meminta
bantuan atau :de dari siapapun, sampai partisipasi penuh pada sisi lainnya, di
mana setiap orang yang berhubungan Jan terpengaruh oleh keputusan, sepenuhnya
terlibat. Dalam praktiknya, tingkat partisipasi ditentukan, oleh faktor
pengalaman individu atau kelompok dan sifat tugas. Semakin banyak pengalaman,
semakin terbuka, serta semakin tidak terstrukturnya tugas, partisipasi di
dalamnya pun semakin banyak
Partisipasi
semakin diminati dalam organisasi saat ini,. Teknik partisipasi telah dibicarakan
sejak awal gerakan hubungan manusia. Dan sekarang, karena tekanan kompetisi,
eliminasi hubungan, herarki bawahan-atasan, dan munculnya tim, struktur
horisontal, dan teknologi informasi terbatas, maka organisasi, tim, dan manajer
individu secara efektif menggunakan teknik tersebut: misalnya, melalui
penggunaan teknologi informasi, insinyur Raython di Dallas dihadapkan dengan
keputusan teknis. Setelah mencari masalah yang sesuai dengan proyek perpustakaan
online, insinyur tersebut mengirim e-mail ke koleganya yang berkantor di West
Coast yang mencoba menjawab pertanyaan yang sama dan mereka bersama-sama
memecahkan masalah tersebut.
Teknik
partisipasi diterapkan secara informal pada individu atau tim atau secara
formal pada .program. Teknik partisipasi individu adalah di mana karyawan
memengaruhi pengambilan keputusan manajer. Partisipasi kelompok menggunakan
teknik konsultasi dan demokrasi. Manajer meminta dan menerima keterlibatan
karyawan dalam partisipasi konsultasi, tetapi manajer mempertahankan hak untuk
membuat keputusan. Dalam bentuk demokrasi, terjadi partisipasi total, dan
kelompok, bukan per individu, membuat keputusan akhir dengan konsensus atau
suara terbanyak.
Terdapat
banyak atribut positif clan negatif dari pengambilan keputusan partisipasi. Menyeimbangkan
atribut tersebut dalam mengevaluasi keefektifan pengambilan keputusan
partisipasi merupakan hal yang sulit karena keterlibatan faktor-taktor seperti gaya kepemimpinan atau
kepribadian. Faktor situasional, lingkungan, dan kontekstual serta ideology. Meskipun terdapat juga
dukungan penelitian umum, bentuk teknik partisipasi yang berbeda mempunyai
hasil yang berbeda. Misalnya, partisipasi informal mempunyai efek positif pada
produktivitas dan kepuasan karyawan; partisipasi representasi mempunyai dampak
positif pada kepuasan, tetapi tidak pada produktivitas; dan partisipasi jangka
pendek tidak efektif pada kedua criteria.
Persoalanya
adalah kecenderungan terhadap pseudo-partisipasi (partisipasi palsu). Banyak
manajer meminta partisipasi, tetapi saat bawahan menanggapinya dengan memberi
saran atau coba memberi masukan pada sebuah keputusan, mereka diabaikan dan
tidak pernah menerima umpan balik apa pun. Dalam beberapa kasus, manajer
mencoba membuat orang terlibat dalam tugas, tetapi tidak dalam proses
pengambilan keputusan. Hal ini dapat menyebabkan bumerang pada kepuasan
karyawan. Jika manajer menginginkan partisipasi karyawannya, tetapi tidak
pernah melibatkan mereka secara intelektual atau emosional serta tidak pernah
menggunakan saran mereka, maka hasilnya negatif. Partisipasi juga menghabiskan
waktu dan mempunyai beberapa kerugian umum seperti pelemparan tanggung jawab.
Akan tetapi, dari sudut pandang perilaku, keuntungan pengambilan keputusan
partisipasi lebih banyak daripada kerugiannya. Mungkin keuntungan terbesarnya
adalah teknik partisipasi pengambilan keputusan menyatakan bahwa setiap orang
dapat membuat kontribusi signifikan terhadap pencapaian sasaran organisasi.
2. Teknik
Keputusan Kelompok
Sejauh ini,
kemajuan yang terjadi dalam pengambilan keputusan selama beberapa tahun belakan
ini dikarenakan teknologi informasi. Sistem informasi manajemen (SIM), sistem
pendukung keputusan (DSS) terkomputerisasi, data warehousing dan mining,
dan sistem canggih dan para ahli semakin ban} digunakan untuk membantu manajer
membuat keputusan yang lebih baik. Pendekatan berdasarkan informasi mempunyai
dampak dan kesuksesan besar. Akan tetapi terdapat beberapa kesimpulan
penelitian terbaru yang mengindikasikan bahwa teknologi informasi seperti DSS
mungkin bukan solusi akhir untuk pengambilan keputusan yang efektif. Misalnya,
suatu studi menemukan bahwa lebih banyak informasi disediakan dan dipertukarkan
oleh kelompok den menggunakan DSS, tetapi saat dibandingkan dengan kelompok
tanpa DSS, tidak ada keputusan lebih baik yang dihasilkan. Studi lain, meskipun
DSS mengembangkan organisasi dalam proses pengambilan keputusan, tetapi DSS
juga menghasilkan diskusi yang kurang kritis dan mendalam, akan tetapi,
manajemen pengetahuan sekarang sedang mengembangkan proses informasi nyata
tidak nyata yang lebih efektif dan peralatan teknologi sehari-hari (e-mail,
pengolah kata, spreadsheet, desktop, alat presentasi
terkomputerisasi/PowerPoint, dan program database) menjadi nomor dua. Kunci
untuk pembuat keputusan yang efektif adalah bukan menjadi seorang ahli teknologi
informasi, tetapi menjadi pembuat keputusan yang dapat menggunakan teknologi
informasi efisien dan efektif untuk mengambil keputusan yang lebih baik.
Selain dampak
teknologi informasi yang semakin maju dalam pengambilan keputusan, terdapat
kebutuhan penting untuk teknik pengambilan keputusan yang berorientasi perilaku.
Sayangnya, hanya teknik perilaku partisipasi yang dibahas sejauh ini yang
tersedia untuk manajer. Tidak banyak usaha untuk mengembangkan teknik yang membantu
membuat keputusan pemecahan masalah yang lebih kreatif. Seperti diakui
manajemen pengetahuan, keputusan kreatiflah yang merupakan tantangan utama yang
dihadapi manajemen modern.
Kreativitas
pengambilan keputusan dapat diterapkan pada individu atau kelompok karena
pengambilan keputusan individu membantu pengambilan keputusan dalam organisasi
saat ini, maka pemahaman dinamika kelompok dan tim, menjadi relevan dengan
pengambilan keputusan, sebagai contoh, pembahasan masalah dan fenomena
kesesuaian nilai dan etika kelompok seperti perubahan risiko (bahwa kelompok
mungkin membuat keputusan lebih berisiko daripada anggota individu) membantu
seseorang memahami kompleksitas pengambilan keputusan kelompok dengan lebih
baik. Kenyataannya, belakangan ini sejumlah skema keputusan sosial muncul dari
penelitian psikologi sosial. Skema tersebut antara lain sebagai berikut:
a.
Skema kemenangan mayoritas.
Skema yang
lazim digunakan kelompok sampai kepada keputusan yang didukung oleh mayoritas.
Skema ini muncul untuk memandu pengambilan keputusan saat tidak ada keputusan
yang benar secara objektif. Contohnya adalah model mobil apa yang dibuat saat
berbagai model populer belum diuji dalam "pengadilan" pendapat
publik.
b.
Skema kemenangan sebenarnya.
Saat
semakin banyak informasi diberikan dan pendapat dibahas dalam skema ini,
kelompok menyadari bahwa ada satu pendekatan yang benar secara objektif.
Misalnya, kelompok memutuskan apakah penggunaan nilai tes untuk menyeleksi
karyawan akan berguna dan apakah informasi nilai tersebut mampu memprediksi
kinerja.
c.
Skema mayoritas dua per tiga.
Skema ini
sering digunakan juri yang cenderung menghukum terdakwa saat dua per tiga juri
menyetujui.
d.
Aturan perubahan pertama.
Skema ini,
kelompok cenderung menggunakan keputusan yang mencerminkan perubahan pertama
dalam pendapat yang diekspresikan anggota kelompok. Jika kelompok produsen
mobil terbagi dalam kelompok memproduksi mobil touring atau tidak, maka
kelompok cenderung melakukan ide awal setelah salah satu kelompok yang awalnya
menolak ide tersebut menyetujui perubahan. Jika juri mengalami jalan buntu,
anggota akhirnya mengikuti ketua juri untuk mengubah posisi.
Selain skema
tersebut, terdapat juga fenomena lain seperti kecenderungan status quo (saat
individu atau kelompok dihadapkan dengan keputusan, mereka menolak perubahan
dan cenderung bertahan dengan tujuan atau rencana yang ada) yang memengaruhi
pengambilan keputusan kelompok.
Saran seperti
berikut ini dapat digunakan untuk membantu mengurangi dan melawan kekuasaan
status quo dan dengan demikian keputusan kelompok menjadi lebih efektif. Saran
tersebut sebagai berikut:
a.
Saat segalanya berjalan dengan baik, pembuat keputusan
sebaiknya tetap mewaspadai dan meninjau kemungkinan alternatif.
b.
Sungguh baik jika memiliki kelompok terpisah yang
mengawasi lingkungan, mengembangkan teknologi baru, dan menghasilkan ide baru.
c.
Untuk mengurangi kecenderungan mengabaikan informasi
negatif jangka panjang, manajer sebaiknya mengumpulkan skenario kasus yang
buruk dan prediksi yang mencakup biaya jangka panjang.
d.
Membuat checkpoint dan batasan untuk semua rencana.
e.
Ketika batasan sudah dilewati, perlu mempunyai tinjauan
rencana lain yang independen atau terpisah.
f.
Nilailah orang berdasarkan cara mereka mengambil
keputusan, bukan hanya pada keputusannya, terutama ketika hasil di luar
kontrol.
g.
Menekankan kualitas proses pengambilan keputusan tidak
berarti sebaiknya manajer tidak menampilkan konsistensi keberhasilan saat
keadaan belum menunjukkan perubahan.
h.
Organisasi dapat menetapkan tujuan, insentif, dan sistem
pendukung yang mendorong eksperimen dan pengambilan risiko.
Selain panduan
sederhana di atas, teknik keputusan kelompok seperti Delphi
dan pengelompokan nominal juga dapat digunakan untuk membantu menghilangkan
disfungsi kelompok dan membantu membuat keputusan yang lebih efektif.
3. Teknik
Delphi
Meskipun
Delphi pertama kali dikembangkan bertahun-tahun yang lalu di perusahaan Rand
Corporation, tetapi teknik tersebut baru dipopulerkan belakangan ini sebagai
teknik pengambilan keputusan kelompok untuk prediksi jangka panjang. Saat ini,
berbagai organisasi bisnis, pendidikan, pemerintahan, kesehatan, dan militer
menggunakan Delphi. Tidak ada teknik keputusan
yang dapat memprediksi masa depan sepenuhnya, tetapi teknik Delphi
sepertinya sebaik bola kristal dalam meramal.
Teknik ini,
yang dinamakan seperti ramalan di Delphi pada
masa Yunani kuno, mempunyai ebberapa variasi, tetapi umumnya bekerja sebagai
berikut:
a.
Sebuah kelompok (biasanya terdiri dari para ahli,
tetapi dalam kasus ini bukan para ahli pun mungkin sengaja menggunakannya)
dibentuk, tetapi anggota tidak berinteraksi langsung (tatap muka) satu sama
lain. Dengan demikian, biaya pengeluaran untuk mempertemukan kelompok dapat
dikurangi.
b.
Setiap anggota diminta membuat prediksi atau input
tanpa mencantumkan nama untuk keputusan kelompok.
c.
Setiap anggota k'emudian menerima umpan balik gabungan
dari orang lain. Dalam beberapa variasi, alasan dkcantumkan (tanpa nama),
tetapi kebanyakan hanya data dan daftar gabungan yang digunakan.
d.
Pada umpan balik, dilakukan babak lain dari input
anonim. Pengulangan terjadi pada sejumlah waktu yang telah ditetapkan atau
sampai umpan balik gabungan tetap sama, yang berarti setiap orang masuk dalarn
posisinya.
Kunci utama
keberhasilan teknik ini adalah anonimitasnya. Meneruskan respons anggota kelompok
Delphi yang tanpa nama menghapus masalah
"menjaga gengsi" dan mendorong para ahli untuk lebih fleksibel dan
diuntungkan dari penilaian orang lain. Pra ahli mungkin lebih memerhatikan
pembelaan posisi mereka daam teknik pengambilan keputusan kelompok yang berinteraksi
secara tradisional dari ada membuat keputusan yang baik.
Banyak
organisasi membuktikan diri sukses dengan teknik Delphi.
Weyerhaeuser, perusahaan suplai bangunan, menggunakan teknik tersebut untuk
memprediksi apa yang akan terjadi pada bisnis konstruksi, dan G1axoSmithKline,
manufaktur obat, menggunakan teknik tersebut untuk mempelajari ketidakpastian
obat. TRW, perusahaan berorientasi teknologi yang sangat beragam, mempunyai 14
panel Delphi, masing-masing 17 anggota. Panel
menyarankan produk dan layanan yang mempunyai potensi pemasaran dan memprediksi
perkembangan teknologi dan peristiwa politik, ekonomi, sosial, Jan budaya yang
signifikan. Selain aplikasi bisnis, teknik berhasil digunakan pada berbagai
masalah dalarn pemerintahan, pendidikan, kesehatan, dan militer. Dengan kata
lain, Delphi dapat diterapkan pada berbagai
perencanaan program dan masalah keputusan dalarn berbagai organisasi.
Kritik utama
terhadap teknik Delphi berpusat pada konsumsi
waktu, biaya, clan efek papan Ouija. iietiga kritik tersebut mengimplikasikan
bahwa Delphi tidak memiliki basis atau
dukungan ilmiah. Unuk menghadapi kritik tersebut, Rand berusaha menvalidasi Delphi melalui eksperimen terkontrol. Peusahaan mengatur
panel non-ahli yang menggunakan teknik Delphi untuk menjawab pertanyaan,
"Berapa banyak suara untuk Lincoln
ketika dia pertama kali menjadi presiden?" dan "Berapa harga
rata-rata yang diterima petani untuk apel pada tahun 1940?" Pertanyaan
khusus ini digunakan karena rata-rata orang tidak tahu jawaban yang tepat,
tetapi mengetahui subjeknya. Hasil studi menunjukkan bahwa perkiraan awal oleh
panel non-ahli hampir benar, tetapi dengan teknik umpan balik anonim. Delphi, perkiraan akan lebih mendekati.
4. Teknik
Kelompok Nominal
Berhubungan
dekat dengan Delphi adalah pendekatan kelompok
nominal untuk pengambilan keputusan kelompok. Kelompok nominal telah digunakan
oleh ahli psikologi sosial dalam penelitian mereka selama bertahun-tahun.
Kelompok nominal hanyalah "kelompok di atas kertas". Ini hanya nama
kelompok karena tidak ada interaksi verbal antaranggota. Dalam penelitian
dinamika kelompok, ahli psikologi sosial akan mengadu kelompok yang
berinteraksi dengan kelompok nominal (sebuah kelompok individu yang dikumpulkan
bersama-sama, tetapi tidak berinteraksi secara verbal). Dalam konteks jumlah
ide, keunikan ide, dan kualitas ide, penelitian menemukan bahwa kelompok
nominal lebih unggul dibanding kelompok riil. Kesimpulan umum adalah kelompok
yang berinteraksi mempunyai disfungsi tertentu yang menghalangi kreativitas.
Sebagai contoh, sebuah studi menemukan bahwa kinerja peserta dalam kelompok
interaktif lebih serupa dan lebih sesuai daripada kinerja kelompok
nominal." Akan tetapi, kompleksitas bertambah ketika sebuah studi terbaru
menemukan bahwa (1) kelompok interaktif lebih memerhatikan input anggota
berkinerja paling tinggi dan (2) kelompok interaktif mempunyai kinerja pada
tingkat terbaik dari sejumlah individu yang sama.18 Tetapi, kecuali untuk
mendapatkan ide, efek anggota kelompok yang berinteraksi'diketahui memiliki
efek positif yang lebih signifikan pada sejumlah variabel. Jenis efek
selanjutnya dibahas pada Bab 14, mengenai dinamika dan tim.
Saat
pendekatan kelompok nominal murni dikembangkan menjadi teknik khusus untuk pengambilan
keputusan dalam organisasi, pendekatan ini dinamakan nominal group technique
(NGT) dan terdiri dari langkah berikut ini:
a.
Pembangkitan ide yang tidak terucapkan melalui tulisan
b.
Umpan balik round-robin dari anggota kelompok, yang
mencatat setiap ide dalam frasa pendek pada flip
chart atau papan tulis
c.
Pembahasan setiap ide yang tercatat untuk klarifikasi
dan evaluasi
d.
Voting individu mengenai ide prioritas, dengan
keputusan kelompok diambil secara matematis menurut rating"
Perbedaan
antara pendekatan tersebut dan metode Delphi
adalah anggota NGT biasanya diperkenalkan satu sama lain, mempunyai kontak
langsung, dan berkomunikasi secara langsung dalam langkah ketiga.
Meskipun
diperlukan lebih banyak penelitian, terdapat beberapa bukti bahwa kelompok NGT
muncul dengan lebih banyak ide daripada kelompok yang berinteraksi secara
tradisional dan melakukan dengan lebih baik, atau sedikit lebih baik, daripada
kelompok yang menggunakan Delphi. Sebuah studi
menemukan bahwa kelompok NGT mencapai kinerja pada tingkat akurasi yang sama dengan
anggota yang paling pandai, akan tetapi, studi lain menemukan bahwa kelompok
NGT tidak memiliki kinerja, kelompok pesertanya secara pervasif juga menyadari
permasalahan kelompok dan saat di mana tidak ada orang dominan yang menghalangi
orang lain untuk mengomunikasikan ide. Sebuah studi menemukan bahwa individu
yang bekerja sendiri dan kemudian masuk dalam kelompok nominal menjadi
superior, tetapi untuk pembangkitan ide melalui komputer, kelompok yang utuh
(seperti kelompok kerja reguler) menghasilkan lebih banyak ide (dengan kualitas
tinggi) daripada orang yang bekerja dalam subkelompok atau individu dalam
kelompok nominal.
0 comments:
Post a Comment