1.1 Latar Belakang
Masalah
Tujuan utama
manajemen keuangan adalah memaksimalkan
nilai pemegang
saham dengan cara
memaksimalkan harga saham perusahaan tersebut (Brigham dan Houston, 2004). Oleh karena
itu
perusahaan perlu memperhatikan faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi return saham karena
dengan mengetahui faktor-faktor tersebut perusahaan dapat
memaksimalkan harga sahamnya.
Dari sisi investor,
tujuan umum seorang investor dalam melakukan investasi
adalah
untuk mendapatkan keuntungan. Investasi sendiri mempunyai pengertian
komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang (Tandelilin, 2001).
Dalam berinvestasi di pasar modal
tentu investor ingin mendapatkan return yang
semaksimal mungkin. Agar investor dapat melakukan investasi dengan tepat maka
investor tersebut membutuhkan informasi yang terkait dengan investasi yang akan dilakukannya. Oleh karena itu informasi menjadi hal yang sangat penting karena ini terkait dengan pengambilan keputusan yang akan investor lakukan. Informasi tersebut dibutuhkan agar investor dapat menginvestasikan modal yang dimilikinya dengan
tepat.
Untuk
dapat memilih investasi dengan tepat maka
diperlukan suatu analisis
yang cermat,
teliti, dan
mendukung dengan
risiko
yang akurat
menggunakan informasi yang
ada. Pemilihan teknik yang benar dalam analisis akan dapat memaksimalkan
tingkat keuntungan dan mengurangi risiko investor dalam melakukan
investasi karena pada dasarnya dalam
berinvestasi
terdapat dua hal
yang harus
diperhatikan yaitu tingkat keuntungan yang diperoleh dan kemungkinan risiko yang akan dihadapi.
Dalam melakukan analisis terhadap tingkat keuntungan yang ingin diperoleh terdapat dua aspek yang
harus diperhatikan yaitu aspek fundamental dan aspek
teknikal. Pada
penelitian kali ini
kita akan menitikberatkan
terhadap aspek
fundamental karena analisis fundamental menyatakan bahwa
investor bersifat rasional
dalam mengambil keputusan investasi dalam saham. Investor berusaha
untuk menghubungkan antara harga
saham dengan kondisi atau kinerja perusahaan ketika akan melakukan investasi. Analisis fundamental merupakan analisis yang memperkirakan harga saham dengan melihat pada
kondisi perusahaan. Dalam
melakukan analisis fundamental terdapat dua hal yang perlu diperhatikan yaitu faktor
internal dan faktor eksternal
perusahaan (Husnan 2001:337).
Untuk
menganalisis faktor internal perusahaan dapat digunakan data keuangan dengan melihat rasio-rasio yang
berasal dari laporan keuangan perusahaan tersebut.
Menurut Hanafi (Kelola, 1997) laporan keuangan mempunyai pengaruh terhadap
kegiatan
perdagangan
saham dan
varibialitas
tingkat keuntungan.
Chan et al (1991), Mukherji
et
al (1997) dan
Yakubu (2008)
menyatakan terdapat
hubungan antara
variabel fundamental yang
dalam hal
ini
berupa
rasio-rasio keuangan yang
ada dengan return dari
suatu saham.
Analisis fundamental juga merupakan analisis yang
digunakan untuk
menghitung nilai intrinsik saham dengan menggunakan data keuangan perusahaan
(Jogiyanto, 2000). Dengan menggunakan aspek fundamental kita dapat mengetahui
nilai intrinsik suatu saham sehingga kita
dapat mengetahui prospek dari
suatu saham dan menganalisis tingkat keuntungan
yang mungkin dapat kita peroleh. Dengan mengetahui
nilai
intrinsiknya maka kita dapat
mengetahui saham manakah yang harga
pasarnya
lebih
rendah
dari
nilai intrinsiknya (undervalued)
sehingga layak
untuk dibeli dan saham mana yang harga pasarnya lebih tinggi dari nilai intrinsiknya
(overvalued),
sehingga tepat
untuk dijual (Tandelilin,
2001).
Aspek fundamental merupakan faktor yang diidentifikasi dapat mempengaruhi harga saham yang dapat mencerminkan kondisi perusahaan emiten dengan menggunakan data dari
laporan keuangan perusahaan
untuk menghitung nilai intrinsik
saham, oleh karena itu laporan keuangan merupakan informasi yang sangat penting.
Investor perlu memiliki sejumlah informasi yang kuat sebelum melakukan transaksi di pasar modal agar dapat mengambil keputusan tentang saham perusahaan yang
layak dipilih.
Analisis fundamental ini sangat berhubungan dengan
kondisi perusahaan dengan data yang dipakai adalah data historis yaitu risiko yang
telah lewat. Alat yang dipakai untuk melakukan analisis adalah rasio keuangan yang pada dasarnya melihat hubungan antara
pos
dalam
laporan
keuangan
perusahaan yang mencerminkan
keadaan keuangan serta
operasional perusahaan. Analisis fundamental menitik
beratkan pada data-data kunci dalam laporan keuangan perusahaan untuk
memperhitungkan apakah harga saham
sudah di apresiasi secara akurat
sehingga dengan demikian kita dapat menganalisis return yang
dapat kita peroleh dengan
mengetahui prospek dari saham tersebut.
Dalam
hal berkaitan dengan
return yang seorang investor harapkan maka dapat dikaitkan
dengan
kinerja
keuangan
perusahaan tersebut dengan melihat dari net income perusahaan tersebut. Husnan (2001:317) mengemukakan bahwa jika kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba meningkat, maka harga saham akan meningkat. Dengan meningkatnya
harga
saham perusahaan, maka return
saham yang
akan diperoleh investor
juga akan semakin tinggi. Perusahaan yang menghasilkan
tingkat net income yang
tinggi menjadi menarik bagi seorang
investor untuk menanamkan
investasinya pada
saham perusahaan
tersebut. Hal
ini
dikarenakan saham dari perusahaan tersebut mempunyai prospek yang
bagus karena dengan net income yang
tinggi maka akan tinggi pula kemungkinan dividen yang akan dibagikan
atau perusahaan tersebut mempunyai prospek yang
bagus karena dapat melakukan ekspansi dari net income yang dihasilkan sehingga saham perusahaan tersebut
mempunyai prospek yang bagus pula.
Saham dengan prospek
yang bagus
cenderung
mempunyai tingkat
return yang
tinggi. Dalam hal ini faktor-faktor fundamental yang
dapat dianalisis berkaitan
dengan return saham yang
dillihat dari rasio keuangan yang memperhatikan tingkat
laba perusahaan tersebut adalah Return on equity (ROE), Price
earning ratio (PER),
Earning per share (EPS), dan Price
to Book Value (PBV).
Selain
faktor internal dari perusahaan tersebut, terdapat faktor eksternal yang perlu diperhatikan oleh investor
yang dalam hal ini berkaitan dengan risiko pasar yang
ada. Konsep risiko tidak terlepas
kaitannya dengan return,
karena
menurut Markowitz (1959), investor selalu
mengharapkan tingkat
return yang sesuai atas
setiap risiko investasi
yang dihadapinya. Terdapat teori yang
sudah sering kita dengar mengenai risiko berkatian
dengan pernyataan
diatas yaitu “High
risk, High return”. Dalam hal ini
tingkat investasi yang mempunyai risiko yang tinggi akan
menghasilkan
tingkat pengembalian yang tinggi pula.
Risiko yang ada
pada
pasar
saham disebut juga dengan risiko sitematis.
Risiko pasar
tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti inflasi, pajak, dan tingkat suku bunga (Brigham dan Houston, 2004). Menurut Hanafi (2004:231),
risiko sistematis adalah risiko yang
tidak bisa dihilangkan melalui diversifikasi. Untuk mengukur tingkat
risiko
digunakan beta
yang menjelaskan
expected return
saham
yang
diharapkan. Pengertian
beta
menurut Jones (2004:178) adalah
ukuran volatilitas atau
risiko sistematis relatif.
Beta merupakan tingkat pengukur yang tepat dari indeks pasar karena risiko
suatu sekuritas
yang di diversikasikan dengan baik, tergantung
pada kepekaan masing-masing saham terhadap perubahan pasar yaitu beta saham
tersebut.
Bagi
seorang investor yang konservatif maka faktor risiko akan menjadi hal
yang sangat penting. Investor tersebut akan cenderung
untuk menghindari atau
meminamilisir tingkat risiko yang ada sehingga faktor risiko akan sangat diperhatikannya dalam hal ini. Bagi investor yang
menginginkan return
yang besar
maka investor tersebut cenderung untuk berani mengambil risiko yang ada.
Dari dua faktor yang
mempengaruhi tingkat return
tersebut, maka bisa ditarik suatu benang
merah bahwa return dan risiko yang akan dihadapi oleh investor dapat
dilihat dari dua sisi yaitu faktor internal dan eksternal. Untuk memperkirakan tingkat pengembalian
dengan melihat dari dalam atau internal perusahaan maka investor
bisa menganalisis faktor fundamental perusahaan tersebut yang
berasal dari sumber–
sumber laporan keuangan yang
ada di perusahaan tersebut (Mukherji et al, 1997). Kinerja perusahaan
akan bisa terlihat
dengan menggunakan
rasio–rasio keuangan
yang ada.
Apabila
setelah
dilakukan analisis
keuangan ditemukan ada
indikator kinerja perusahaan mengalami penurunan, investor bisa memindahkan investasinya
pada perusahaan yang memiliki kinerja yang
bagus. Untuk menganalisisnya hal ini semua
terkandung dalam aspek fundamental perusahaan tersebut.
Sedangkan
untuk menganalisis tingkat pengembalian
suatu saham dengan melihat risiko yang berasal dari luar atau eskternal perusahaan maka hal yang bisa
dilakukan adalah
dengan melihat risiko sistematisnya
dengan melihat beta perusahaan
Beta mempunyai hubungan yang positif terhadap return saham (Fama dan MacBeth,
1973). Risiko sistematis adalah risiko yang
tidak bisa dihilangkan oleh perusahaan tersebut atau disebut juga dengan risiko pasar. Risiko ini berkaitan dengan kondisi
yang terjadi dipasar secara umum, misalnya perubahan dalam perekonomian
secara
makro, risiko tingkat bunga, risiko politik, risiko inflasi, risiko nilai tukar dan risiko pasar. Risiko ini mempengaruhi semua
perusahaan dan karenanya tidak bisa
dihilangkan dengan diversifikasi. Faktor eksternal tidak bisa diubah sendiri oleh
perusahaan tersebut karena faktor
tersebut sifatnya berasal dari
luar sehingga digunakan risiko sistematis untuk mengukur risiko tersebut.
Kedua faktor analisis tersebut dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi para investor dalam menilai posisi perusahaan dimana mereka
menanamkan
modalnya. Investor dapat memprediksikan tentang prospek saham dan risiko yang
dimilikinya dan dapat menjual, membeli atau mempertahankan saham yang
dimilikinya dengan melihat pada
faktor-faktor tersebut.
Untuk pemilihan
sampel populasi dalam penelitian
ini sendiri dipilih perusahaan yang termasuk dalam LQ 45. Hal ini dikarenakan LQ 45 terdiri dari
emiten-emiten yang
paling
likuid sehingga
dianggap
dapat merepresentasikan populasi dari sampel yang ada. Perusahaan LQ 45 juga merupakan emiten-emiten
yang paling aktif
diperdagangkan sehingga diharapkan dengan menggunakan sampel dari
emiten-emiten
tersebut dapat diukur tingkat return saham-saham tersebut karena saham tersebut mempunyai tingkat fluktuasi harga yang tinggi karena aktif
diperdagangkan. Selain itu saham-saham yang termasuk
dalam indeks LQ 45 merupakan saham-saham yang mempunyai kinerja dan prospek yang bagus untuk
kedepannya sehingga sangat cocok untuk dianalisis dengan melihat pada aspek
fundamentalnya karena pada aspek fundamental menganalisis dengan melihat pada kinerja
dan prospek perusahaan ke
depan.
0 comments:
Post a Comment