I. PENDAHULUAN
Sebagai pemuda mandiri, setelah lulus Sekolah Menengah
Umum, Wira tidak malu masih tergantung pada orang tua dan orang lain. Dia
memutuskan untuk menunda pendidikan yang lebih tinggi dan menjadi seorang
pengusaha. Keinginan dia didasari pada pendapatnya bahwa uang dan modal
bukanlah merupakan kunci sukses utama seseorang, melainkan kreativitas,
keuletan, dan kemampuan menangkap peluang usaha.
Wira mulai mempersiapkan diri dengan membaca buku,
majalah, dan artikel yang menyangkut dunia usaha. Temyata dia memperoleh
pelajaran baru bahwa semangat dan keyakinannya saja tidak menjamin keberhasilan
seseorang. Sukses dan keberhasilan di
dunia usaha selalu didahului oleh perencanaan dan perhitungan yang matang.
Wawasan dia bertambah bahwa perencanaan dan perhitungan diperlukan karena tidak
semua peluang usaha akan memberikan keuntungan, dan disadari pula bahwa
keuntungan akan selalu dibatasi oleh faktor produksi (uang, bahan baku, mesin
dan peralatan, keterampilan dan kemampuan untuk mengelola ) dan kondisi pasar
di lingkungan masyarakat.
Berdasarkan
apa yang telah dibacanya, Wira mulai memilih beberapa altematif usaha yang
diperkirakan mampu memberikan keuntungan yang optimal dengan melakukan
perencanaan dan perhitungan terlebih dahulu terhadap faktor produksi yang
dikuasainya serta kondisi pasar dengan matang.
Proses perencanaan dan perhitungan yang dilakukan Wira
terhadap faktor-faktor yang akan membatasi perolehan keuntungan, perkiraan laba
rugi usaha dan perkiraan arus kas beserta analisanya secara tertulis disebut
sebagai menghitung kelayakan usaha. Selanjutnya data yang diperoleh,
proses perencanaan usaha dan perhitungan yang dilakukan dan disusun menurut
aturan tertentu disebut sebagai kegiatan menyusun kelayakan usaha.
Secara umum laporan kelayakan usaha harus memuat hal-hal
sebagai berikut:
A. Latar Belakang
B. Gambaran Umum
C. Prospek Pemasaran
D. Aspek Teknis
E. Manajemen Operasional
F. Manfaat Ekonomis dan
Prospek Finansial
G. Kesimpulan
II. KAJIAN YANG DIPERLUKAN
Kelayakan usaha dibuat sebagai alat untuk memutuskan
apakah suatu rencana dan investasi usaha dapat dilanjutkan atau harus
dihentikan. Selain untuk pihak yang akan melakukan kegiatan usaha, kelayakan
usaha ini digunakan oleh pihak penyandang dana atau Bank untuk menilai apakah
usaha yang akan didirikan layak untuk dibiayai atau tidak. Kelayakan yang baik
memerlukan beberapa kajian tentang aspek usaha seperti aspek pemasaran, aspek
teknis, aspek keuangan, dan lain-lain.
A. Aspek Pasar
Pada dasarnya setiap usaha adalah menjual jasa dan atau
barang yang dihasilkan untuk digunakan atau dibeli oleh masyarakat (pasar)
tergantung dari kebutuhan masyarakat dan persediaan barang yang dibutuhkan.
Sebelum menentukan usaha apa yang akan dilaksanakan, perlu diidentifikasi
terlebih dahulu apa kebutuhan masyarakat yang harus kita penuhi.
1. Produk
Untuk mengidentifikasi kebutuhan masyarakat, Wira
merencanakan akan melakukan pengamatan terhadap perumahan disekitar tempat
tinggalnya. Dimulai dengan kompleks perumahan sederhana (tempat tinggalnya), setiap hari Wira mencatat apa
yang dilihat dan dijumpainya. Disamping perumahan sederhana, juga dilakukan
pengamatan ke lingkungan perumahan semi real estate dan real estate yang ada di sekitar radius 10 KM dari
tempat tinggalnya. Data yang berhasil dikumpulkan oleh Wira adalah
sebagai berikut:
Tabel 1
|
Perumahan sederhana
|
Semi Real Estate
|
Real Estate
|
Jumlah Rumah
|
900
|
600
|
400
|
Jumlah Kepala keluarga
|
851
|
530
|
386
|
KK Tanpa anak
|
20
|
6
|
|
KK dengan anak sekolah
|
812
|
515
|
263
|
Suami istri kerja
|
629
|
492
|
300
|
Sambungan telepon
|
600
|
524
|
386
|
Waktu pulang kerja
|
|
|
|
16.00 – 18.00
|
394
|
90
|
23
|
18.00 – 20.00
|
311
|
326
|
168
|
20.00 -
|
146
|
114
|
195
|
Jumlah kendaraan roda 4
|
126
|
500
|
386
|
Jumlah kndaraan roda 2
|
304
|
97
|
21
|
Perkiraan pendapatan
|
2.000.000
|
5.000.000
|
10.000.000
|
Jumlah toko
|
|
|
|
Barang kebutuhan pokok
|
8
|
1
|
-
|
Barang elektronik
|
1
|
-
|
-
|
Bahan bangunan
|
5
|
-
|
-
|
Kue dan roti
|
2
|
1
|
-
|
Bengkel dan cuci mobil
|
-
|
-
|
-
|
Bengkel sepeda motor
|
1
|
-
|
-
|
Dari basil pengamatannya, Wira sudah mendapat bayangan
tentang kemungkinan bidang usaha atau peluang usaha yang tersedia di lingkungan
tempat tinggalnya, antara lain: Bengkel dan Cuci Mobil, Toko Onderdil, Agen
LPG, Bengkel Las, Suplier Kebutuhan pokok, Toko Eceran, Warung Sayur, dan
sebagainya.
Setelah mempelajari semua peluang usaha yang ada, Wira
merasa bahwa yang sesuai dengan potensi dan kemampuannya saat ini adalah usaha
dibidang kebutuhan pokok.
2. Permintaan
dan Penawaran
Tanpa adanya permintaan masyarakat terhadap barang
atau jasa yang dihasilkan, maka usaha yang dijalankan tidak mempunyai nilai
atau manfaat ekonomis.
Wira menyadari bahwa kegiatan usaha selalu didasari
oleh adanya kebutuhan akan barang dan jasa dari pasar. Oleh karena itu, dari
data yang dikumpulkan, Wira melakukan perhitungan-perhitungan untuk mengetahui
berapa besar kebutuhan pokok sehari-hari yang diperlukan oleh penghuni perumahan di sekitar
tempat tinggalnya.
0 comments:
Post a Comment