WINBIE GENESIS: PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MANAGEMEN SYARIAH winbie genesis

Pages

Sunday, May 17, 2015

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MANAGEMEN SYARIAH



POKOK BAHASAN

·         Masalah dan kesepakatan
·         Pengambilan keputusan
·         Kepastian, resiko, dan ketidakpastian
·         Pendekatan rasional untuk pengambilan keputusan
·         Alternatif pendekatan rasional
·         Efektivitas pengambilan keputusan



Pendahuluan
Pengambilan keputusan (decision making) merupakan bagian kunci dari kegiatan manajer. Akan tetapi, pengambilan keputusan khususnya memainkan peran penting bila manajer terlibat dalam perencanaan. Dalam suatu proses perencanaan, para manajer memutuskan masalah-masalah seperti apa tujuan organisasi, kesempatan apa yang akan digunakan, siapa yang akan mengerjakan setiap tugas yang diperlukan. Keseluruhan proses perencanaan melibatkan para manajer dalam suatu rangkaian situasi pengambilan keputusan yang berkesinambungan.
Beberapa pengertian tentang pengambilan keputusan adalah sama diantaranya menurut Stoner (1996) pengambilan keputusan menggambarkan proses yang digunakan untuk memilih suatu tindakan sebagai cara pemecahan masalah. Kemudian menurut Chuck Williams (2001) pengambilan keputusan adalah proses memilih suatu pemecahan masalah dari beberapa alternatif yang tersedia. Menurut T. Hani Handoko (1999) pengambilan keputusan didefinisikan sebagai penentuan serangkaian kegiatan untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Tipe Keputusan
Tipe-tipe Keputusan
Dalam pembuatan keputusan para manajer harus berhati-hati dan memilih keputusan yang paling rasional dan paling sesuai dengan kebutuhan yang ada. Berbagai jenis keputusan adalah sebagai berikut:
1.    Keputusan terprogram
2.    Keputusan tidak terprogram
3.    Keputusan dengan kepastian, resiko, dan ketidakpastian.

Pengambian keputusan adalah tindakan memilih satu alternatif dari beberapa alternatif. Pengambilan keputusan adalah proses dalam mengenali masalah-masalah dan peluang-peluang untuk kemudian dipecahkan. Pengambilan keputusan mengharuskan adanya usaha baik sebelum ataupun sesudah dibuatnya pilihan yang nyata.
            Keputusan dalam manajemen biasanya dibagai kedalam dua kategori yang terprogram dan yang tidak terprogram. Keputusan yang terprogram biasanya terjadi pada kondisi yang sudah sering terjadi sehingga bisa dibuat aturan dalam mengambil keputusan.  Sedangkan keputusan yang tidak terprogram dibuat untuk situasi yang unik, sulit dikenali dan tidak terstruktur dan membawa konsekwensi penting bagi organisasi. Kebanyakan keputusan tidak terprogram berkaitan dengan perencanaan strategis.
            Satu perbedaan utama antara keputusan terprogram dan tidak terprogram ada dalam kaitan tingkat kejelasan dan ketidak jelasan yang harus ditangani manajer dalam mengambil keputusan. Tidak semua informasi mudah didapatkan oleh manajer, karenanya manajer akan menghadapi situasi tentang ketersediaan informasi dan kemungkinan kegagalan. Situasi tersebut dapat dibedakan dalam 4 kategori yaitu ; kejelasan, risiko, ketidak-jelasan dan ambiguitas.
·         Kejelasan, artinya semua informasi yang diperlukan oleh pihak pengambil keputusan tersedia sepenuhnya.
·         Risiko, artinya adalah bahwa sebuah keputusan harus memiliki tujuan-tujuan yang jelas dan informasi yang baik selalu tersedia, tetapi hasilnya dimasa depan yang berhubungan dengan setiap alternatif belumlah pasti.
·         Ktidak pastian, artinya adalah bahwa  manajer mengetahui tujuan mana yang akan dicapainya, tetapi informasi tentang alternative-alternatif dan peristiwa dimasa depan tidaklah lengkap.
·         Ambiguitas, berarti bahwa tujuan-tujuan yang akan dicapai atau permasalahan-permasalahan yang hendak dipecahkan tidaklah jelas, alternative sangat sulit ditentukan dan informasi mengenai hasilnya nanti tidaaklah tersedia.

Pendekatan Rasional Untuk pengambilan Keputusan
Pendekatan-pendekatan yang sering digunakan seorang manajer untuk mengambil keputusan ada 3 jenis, yaitu model klasik, model administrative dan  model politis. Model mana yang akan dipakai, semuanya tergantung pada pilihan manajer.
·         Model Klasik dalam pengambilan keputusan didasarkan pada asumsi ekonomi rasional dan keyakinan manajer tentang seperti apakah seharusnya pengambilan keputusan yang ideal itu.
o   Empat asumsi yang menggarisbawahi model ini adalah sbb:
§  Pengambil keputusan bekerja untuk mencapai tujuan-tujuan yang sudah diketahui dan disepakati.
§  Pengambil keputusan bekerja keras dalam kondisi ketidakpastian, dengan mengumpulkan informasi yang lemngkap. Semua alternative dan hasil yang mungkin didapatkan harus dipertimbangkan.
§  Kriteria untuk mengevaluasi pilihan alternative harus diketahui. Pengambil keputusan memilih alternative yang akan memaksimalka laba bagi organisasi.
§  Pengambil keputusan adalah orang yang rasional dan menggunakan logika untuk menetapkan nilai-nilai, membuat pilihan, mengevaluasi alternative, dan mengambil keputusan yang akan memaksimalkan pencapaian tujuan organisasi

·         Model Administratif, bersifat deskriptif, yang artinya, model ini menggambarkan bagaimana manajer benar-benar melakukan pengambilan keputusan dalam situasi yang kompleks, dan bukannya mendikte bagaimana manajer seharusnya mengambil keputusan berdasarkan teori ideal.
Dua konsep yang berperan dalam membentuk model administratif yaitu rasionalitas yang terbatas dan pemuasan. Rasionalitas yang terbatas berarti bahwa manusia memiliki keterbatasan atau batas-batas dalam  kemampuannya untuk berpikir rasional.
Dikarenakan manajer tidak memiliki waktu atau kemampuan kognitif untuk memproses informasi yang lengkap tentang sebuah keputusan yang kompleks, merekapun harus melakukan pemuasan. Pemuasan berarti seorang pengambil keputusan memilih alternative solusi pertama yang dapat memuaskan kriteria minimal dalam membuat sebuah keputusan yang baik. Asumsi yang digunakan adalah :
§  Tujuan-tujuan dari pengambilan keputusan sering kali tidak jelas, bertentangan, dan kurang adanya consensus di antara para manajer
§  Prosedur rasional tidak selalu digunakan, dan ketika prosedur rasional digunakan, prosedur ini dibatasi hingga menjadi sebuah cara sederhana dalam memandang masalah yang tidak menangkap kompleksitas darihal-hal yang sebenarnya terjadi dalam organisasi.
§  Pencarian untuk menemukan alternative yang dilakukan oleh manajer bersifat terbatas karena manusia, informasi, dan sumber-daya pun bersifat terbatas.
§  Sebagian besar manajer akhirnya melakukan pemuasan daripada mencarisolusi yang paling baik, sebagian karena manajer-manajer tersebut memiliki keterbatasan informasi dan sebagianlagi karena mereka hanya memiliki criteria yang tidak jelas untuk mencari solusi yang paling baik.
Aspek lainnya dari pengambilan keputusan dengan model administrative adalah intuisi. Intuisi adalah pemahaman yang cepat terhadap situasi genting berdasarkan pengalaman dimasa lalu tetapi tanpa pemikiran yang sadar.
·         Model Politik, adalah model pengambilan keputusan yang sangat berguna dalam membuat keputusan yang tidak terprogram ketika situasinya tidak jelas, informasinya terbatas, dan adanya konflik antara manajer tentang tujuan yang akan dicapai atau tindakan apa yang akan dilakukan.
Sebuah koalisi adalah sebuah aliansi tidak resmi diantara manajer-manajer yang mendukung sebuah tujuan tetentu. Modelpolitik sangatlah mewakili lingkungan politik yang asli dimana  sebagian besar manajer dan para pengambil keputusan bekerja. Model politik dimulai dengan 4 asumsi dasar :
§  Organisasi terdiri dari kelompok-kelompok dengan kepentingan, tujuan, dan nilai-nilai yang beragam. Para manajer biasanya tidak sepakat dengan dalam menentukan priorotas masalah dan mungkin tidak mengerti atau memiliki tujuan dan kepentingan yang sama dengan sesame manajer lain.
§  Informasi seringkali ambigu dan tidak lengkap. Usaha untuk mengambil keputusan dengan raasional terbatasi oleh kompleksitas banyak hal dan juga batasan-batasan yang datang dari diri sendiri ataupun organisasi.
§  Para manajer tidak memiliki waktu, sumber daya, atau kapasitas mental untuk mengenali semua dimensi masalah dan memproses semua informasi yang relevan. Manajer saling berbicra satu sama lain dan bertukar pikiran guna mengumpulkan informasi dan mengurangi ambiguitas,
§  Manajer terlibat dalam perdebatan untuk memutuskan tujuan-tujuan dan mendiskusikan alternative-alternatifnya. Keputusan adlah hasil dari taawar-menawar dan diskusi diantara anggota koalisi.


Langkah-langkah dalam Pengambilan Keputusan
Ada 6 langkah yang dianggap sebagai proses pengambilan keputusan. Langkah-langkah tersebut adalah :
1.    Pengenalan Syarat-syarat Sebuah Keputusan
Kesadaran akan masalah dan peluang merupakan langkah awal dalam pengambilan keputusan. Masalah muncul ketika pencapaian organisasi kurang dari tujuan yang telah ditentukan sedangkan peluang muncul ketika manajer melihat pencapaian potensial yang melebihi tujuan organisasi saat itu.
2.    Diagnosis dan Analisis Sebab-Akibat,
Diagnosis merupakan langkah dalam proses pengambilan keputusan dimana manajer menganalisis factor-faktor sebak akibat penting yang berhubungan dengan situasi penting.
3.    Pengembangan Alternatif
Tahap selanjutnya adalah membuat solusi alternative yang akan menjawab kebutuhan yang ada dan memperbaiki sebab-sebab yang mendasarinya.
4.    Seleksi Alternatif yang Dikehendaki
Setelah beberapa alternative berhasil dikembangkan, organisasi harus memilih satu alternative. Alternatif terbaik adalah yang solusinya paling sesuai dengan tujuan dan nilai-nilai keseluruhan organisasi, serta mencapai hasil yang dikehendaki dengan menggunakan sumber daya paling sedikit.
5.    Penerapan Alternatif Terpilih
Tahap penerapan adalah tahap dimana kemampuan manajerial, administrative dan persuasive yang dimiliki seorang manajer akan digunakan untuk menjamin bahwa alternative terpilih akan dijalankan
6.    Evaluasi dan Umpan Balik
Pada tahap evaluasi, yang merupakan bagian proses pengambilan keputusan, para pengambil keputusan akan mendapatkan informasi tentang seberapa baiknya mereka menerapkan keputusan yang telah mereka ambil dan apakah penerapan ini efektif dalam mencapai tujuan mereka.

Pengambilan Keputusan dalam Islam
Allah mewajibkan kepada muslimin untuk saling bertukar pendapat antara pemimpin dan bawahan dalam semua level manajemen dan kepemimpinan, serta untuk berbagai urusan. (QS.26:38) …Sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka…….. Rasulullah juga memerintahkan untuk bermusyawarah dalam segala persoalan, sesuai dengan firman Allah, (QS.3:159) “Dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu (maksudnya : urusan peperangan dan hal-hal duniawiyah lainnya, seperti urusan politik, ekonomi, kemasyarakatan dan lain-lainnya.
            Dalam menjalankan pemerintahannya, rasulullah selalu berpegang teguh pada konsep syura, dan meminta pendapat para sahabat yang memiliki keahlian dan pengalaman untuk menyelesaikan persoalan, baik dalam bidang politik, ekonomi, peperangan ataupun manajemen pemerintahan. Seringkali Rasul menggunakan pendapat para sahabatnya sebagai pijakan untuk menetapkan keputusan.
            Rasulullah membentuk majelis syura yang beranggotakan 14 orang dari para sahabat pilihan yakni para sahabat yang berpengetahuan luas dan tajam analisisnya, memiliki kelebihan intelektual, tingkat keimanan yang tinggi dan rajin mendakwahkan Islam. Anggota majelis syura ini terdir dari sahabat Muhajirin dan Anshar, diharapkan keputusan yang diambil bersifat komprehensif dan mengakomodir kepentingan semua golongan.
            Dalam memutuskan persoalan yang besar, Khalifah Umar r.a. selalu bermusyawarah dengan para sahabatnya dan berkata “ Pendapat satu orang seperti jahitan pakaian yang tipis, pendapat dua orang akan memperkuat jahitan, dan pendapat tiga orang dan lebih, tidak akan pernah rusak”
            Dalam syura, terdapat kekuatan dan keterkaitan antara kaum muslimin.. Syura mendorong munculnya pemikiran kolektif, pemahaman bersama, dan menguatkan rasa ukhuwwah (persaudaraan) diantara kaum muslimin. Islam mendorong umatnya untuk menguatkan persatuan dan persaudaraan diantara kaum muslimin.
            Melalui QS.3:103 Allah memerintahkan untuk bersatu dan tidak bercerai-berai. Dalam ayatnya yang lain QS 8:46 Allah memperingatkan agar tidak saling bertentangan. Rasulullah menganggap bahwa keluar dari jamaah dan kesepakatan yang telah terbentuk dalam musyawarah, dan mengganti pendapat pribadinya dalam bentuk kemurtadan jahiliyah.
            Semua indikasi ini menguatkan bahwa konsepsi syura merupakan konsep dasar dalam manajemen Islam. Ketika sudah sepakat atas suatu perkara, maka wajib dikuatkan, diikuti dan dilaksanakan tanpa ada pertentangan dan permusuhan terhadap keputusan musyawarah jamaah.

Pengambilan Keputusan Kelompok yang Inovatif
Dengan berkelompok atau berjamaah, maka ada beberapa cara untuk membuat keputusan berkelompok yang inovatif dengan cara sebagai berikut :
§  Brainstorming (curah gagasan)
Brainstorming mengharuskan adanya sekelompok orang yang berkumpul secara langsung untuk memberikan alternative-alternatif denganc akupan yang sangat luas secara spontan untuk melakukan pengambilan keputusan. Cara yang efektif untuk melakukan brainstorming adalah :
a.    Setiap orang dapat mengembangkan ide milik orang lain
b.    Semua ide dapat diterima, meskipun ide tersebut kedengaran gila
c.    Kritik dan evaluasi tidak boleh disertakan.
Tujuan dari brainstorming adalah untuk mengumpulkan ide sebanyak mungkin. Brainstorming  merupakan cara yang efektif untuk menciptakan alternative-alternatif solusi dalam cakupan yang sangat luas. Namun demikian brainstorming memiliki kekurangan yaitu :
a)    Kadang-kadang dalam satu kelompok orang ingin mencocokkan pendapat dengan pendapat teman,
b)    Ada orang yang ingin memuaskan bosnya dengan menyamakan pendapatnya.
c)    Orang yang memiliki hambatan dalam bersosialisasi sering tidak kreatif ketika diminta pendapatnya saat  berhadapan dengan banyak orang.
d)    Orang yang diminta pendapatnya secara sendiri sering lebih bagus daripada ketika dalam kelompok.
Hambatan tersebut saat ini diatas bisa diatasi dengan melakukan brainstorming dengan elektronik, menggunakan media computer. Penelitian telah menunjukkan bahwa dengan cara menuliskan gagasan secara elektronik yang bersifat anonym maka didapatkan ide 40% lebih banyak daripada brainstorming terpisah dan 25 serta 100% lebih banyak daripada brainstorming bersama-sama. Dengan cara ini setiap orang bebas memberikan pendapatnya secara langsung tanpa harus menunggu giliran untuk bicara dalam kelompok yang berhadapan langsung.

§  Terlibat dalamperdebatan yang sengit
Kunci penting dalammembuat keputusan yang baik adalah dengan melakukan perdebatan yang sengit mengenai permasalahan yang ada. Konflik yang bersifat membangunn yang berdasarkan pemikiran yang beragam dapat memfokuskan suatu masalah, membuat ide menjadi jells, memicu pemikiran kreatif, menciptakan pemahaman terhadap masalah dan menciptakan alternative-alternatif serta meningkatkan kualitas keputusan yang diambil.
     Perlu diperhatikan bahwa setelah melalui perdebatan yang sengit, dan akhirnya diambil sebuah keputusan, maka setiap oranag yang barada dalam majelis tersebut harus sepakat dan menyetujui keputusan yang diambil serta tidak berkhianat. Hal ini telah diperingatkan oleh Rasulullah. Belai bersabda : “Barang siapa keluar dari ketaatan, danmemisahkan diri dari jamaah, kemudian ia mati maka ia mati jahiliyah”


§  Hindari Groupthink
Ketidak sepakatan dan konflik akan bersifat lebih sehat daripada kesepakatan buat. Ketika anggota suatu kelompok saling menyukai satu sama lain, mereka cenderung menghindari hal-hal yang mungkin akanmenciptakan ketidak harmonisan. Groupthink adalah kecenderungan anggota kelompok untuk tidak mengutarakan opini yang bertentangan. Hal ini akan menyebabkan kemungkinan untuk tidak mendapatkan keputusan yang berkualitas. Selain itu juga menyebabkan pertentangan tersembunyi yang akan berpotensi menjadi besar sampai menuju perpecahan

0 comments:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com