. Strategi Bauran
Produk
Menurut Stanton Strategi Bauran Produk terdiri dari :
1. Perluasan bauran Produk (Expansion of product mix)
Perusahaan
mengadakan perluasan bauran produknya dengan cara :
-
Menambah jumlah lini produk
- Menambah ukuran, formula atau ciri pada
jenis produk yang ada sehingga sama dengan menambah kedalaman bauran produknya.
Pada dasarnya perusahaan dapat
memperpanjang lini produknya dengan dua cara sistematis, yaitu :
a. Merentang Lini
Strategi ini dilaksanakan dengan cara memperpanjang lini
produk di luar skala yang ada pada saat ini. Suatu perusahaan dapat merentang
lini ke atas, ke bawah atau keduanya.
b. Mengisi lini
Strategi ini dilakukan dengan cara menambah mata produk
yang lebih banyak pada lini produk yang ada. Hal ini dilakukan karena
perusahaan ingin meraih keuntungan yang lebih besar dengan memanfaatkan
kapasitas yang belum terpakai, berusaha untuk menjadi perusahaan dengan produk
lini yang lengkap dan mencoba mengisi peluang sebelum diambil pesaing. Agar
perusahaan tidak berlebih dalam menggunakan strategi ini karena akan
menimbulkan kebingungan setiap mata produk dalam ingatan para konsumen sehingga
setiap mata produk memiliki perbedaan yang cukup jelas.
2. Pengurangan bauran produk (Contraction of product mix)
Perusahaan mengadakan penciutan
dengan cara mengurangi jumlah lini produk atau mengurangi jumlah mata produk.
Produk yang dihapus biasanya produk yang kurang menguntungkan atau hanya
menghasilkan sedikit laba sehingga perusahaan lebih memusatkan pada produk yang
ada tetapi mendatangkan keuntungan yang lebih besar, atau dengan kata lain
keuntungan dapat lebih ditingkatkan apabila beberapa mata produk dihapus.
3. Perubahan wujud produk (Alteration of exiting product)
Perubahan wujud produk yaitu melakukan perbaikan pada produk
yang ada seringkali memberikan keuntungan yang lebih besar dan mengurangi
resiko daripada mengembangkan satu jenis produk baru. Perubahan tersebut dapat
berupa :
- Perubahan desain atau mendesain kembali (redesigning), dengan tujuan agar produk tersebut menjadi lebih menarik bagi konsumen.
- Perubahan kemasan (packaging), lebih banyak dilakukan terhadap barang konsumen.
- Perubahan bahan baku, sehingga diharapkan perusahaan dapat meningkatkan efisiensi produknya.
4. Memposisikan produk (Positioning the product)
Salah satu faktor yang mempengaruhi
laba perusahaan adalah kemampuan dan keterampilan manajemen dalam menentukan
posisi produknya secara tepat di pasar. Dalam memposisikan produknya, perusahaan harus mampu
menempatkan secara tepat terutama dalam menghadapi produk pesaing. Penentuan
segmen pasar sasaran merupakan salah satu cara dalam memposisikan produk.
Segmen pasar dapat disesuaikan karena penentuan segmennya tidak tepat maka
konsumen akan sulit di dapat.
5. Trading up and trading down
Strategi
ini pada hakekatnya sama dengan perluasan dan penyempitan bauran produk, hanya
saja strategi ini lebih menekankan pada kegiatan promosinya.
Trading uo, berarti perusahaan menambah produk prestisenya (produk
yang berharga tinggi) pada lini produk yang ada dengan harapan agar penjualan
produksi yang berharga murah meningkat.
Trading down, berarti perusahaan menambah barang-barang yang berharga
lebih murah pada lini produk yang berharga lebih mahal (barang prestise),
dengan harapan dapat memenuhi kebutuhan konsumen yang berdaya beli rendah.
Pada dasarnya kedua strategi ini
memberikan keuntungan dan resiko. Pada strategi trading up resiko utamanya
adalah kehilangan kedua tipe dari pelanggan. Hal ini dapat terjadi karena
perusahaan ingin mengibah citra perusahaan dengan memproduksi produk baru yang
lebih mahal, di lain pihak perusahaan tidak mau kehilangan pelanggan lamanya.
Kejadian ini dapat mengakibatkan tenggekamnya citra perusahaan dan para
pelanggan baru belum tentu percaya sepenuhnya pada produk baru yang lebih mahal
tersebut memiliki kualitas yang tinggi.
Strategi Trading down perusahaan
menghasilkan produk yang berharga murah untuk menarik konsumen yang lebih
rendah. Hal ini dapat mengakibatkan menurunnya kepercayaan dari konsumen lama sehingga
dapat merugikan bagi produk yang berkualitas tinggi karena konsumen akan
mempunyai anggapan bahwa perusahaan tersebut selain menghasilkan produk yang
berkualitas baik juga memproduksi produk yang berkualitas rendah. Sedangkan
menurut Philip Kotler mengatakan bahwa
strategi bauran produk ini berkaitan
dengan menghapuskan lini produk,
mengubah prioritas lini produk dan menambah lini produk baru (1996 : 11)
Beberapa faktor penting yang
mendorong suatu perusahaan melaksanakan strategi bauran produk, yaitu :
·
Perkembangan tingkat persaingan di pasar.
·
Mempertahankan posisi perusahaan di pasar.
·
Usaha meningkatkan hasil penjualan perusahaan.
·
Perubahan dalam
permintaan pasar.
·
Keinginan untuk
mengubah kesan konsumen terhadap perusahaan sehingga citra perusahaan
meningkat.
·
Peraturan dan kebijaksanaan yang dikeluarkan pemerintah.
Sebagai contoh Hotel Panghegar dapat
dikatakan bahwa pelaksanan elemen strategi bauran produk hanya dilakukan 4
unsur saja, pertama penambahan jumlah lini produk seperti adanya tangkuban
Parahu Meeting Room dan Patuha Meeting Room yang merupakan produk meeting room
baru uantuk melengkapi yang sudah ada. Kedua perubahan desain produk seperti
melaksanakan program-program pembangunan dan perbaikan fisik hotel secara
berkala. Ketiga penentuan segmen pasar yang hendak dituju. Hotel Panghegar tidak membedakan segmen dan yang
keempat yaitu penambahan produk-produk khusus di Hotel Panghegar tidak secara
berkala dalam realisasinya seringkali tersendat.
Contoh
lain adalah yang dilakukan oleh PT.
Telkomsel. Perusahaan tersebut untuk dapat menarik pelanggan menggunakan
strategi bauran produk. Dalam kegiatannya perusahan tersebut melakukan
penambahan jumlah lini produk dengan menambah fasilitas pada kartu yang
bersangkutan, dalam perubahan desain produk ini jarang dilakukan karena telah
mempunyai ciri yang khas yaitu kartu yang bergambar wanita yang mengenakan baju
daerah, penentuan segmen pasar yang hendak dituju tidak dilakukan juga karena
segmennya sama yaitu masyarakat Indonesia, penambahan produk-produk khusus
yaitu dengan penambahan fasilitas. Contoh lainnya dalam penggunaan kartu Halo keluarga, masing-masing anggota keluarga
tidak dikenai roaming area tetapi
untuk penggunaan kartu Simpati khusus wilayah Jawa Barat tidak dikenai roaming area, Penambahan fasilitas
seperti :Mobile Banking yaitu I
(satu) kartu halo dapat melaksanakan beberapa transaksi Bank, Migrasi kartu
simpati menjadi kartu halo , Multi Media Message yaitu pesan dalam
bentuk gambar, GPRS (General Package Rasio
Service) merupakan salah satu
standar wireless (data tanpa kabel)
yang diimplementasikan pada jaringan GSM dan jaringan telekomunikasi seluler
lain dan Fine Mobile : Ringtone.(internet)
berkaitan dengan informasi. Dan sekarang yang terbaru banyaknya penawaran yang
berkaitan dengan internet, facebook atau yang sejenisnya.
Strategi yang jarang dilakukan
adalah pengurangan bauran produk. Alasannya karena strategi ini jarang
dilakukan karena kurang berpengaruh besar terhadap kenaikan volume penjualan.
Walaupun demikian strategi merupakan salah satu cara untuk menjadikan tiap-tiap
produk dapat lebih efisien dan perusahaan dapat mengurangi pengeluaran atas
produk yang tidak berhasil guna.
Dengan demikian keberhasilan
strategi bauran produk ini tergantung pada persepsi yang diciptakan pelanggan
dan posisi atau citra perusahaanpun
dipengaruhi oleh para pesaing dan pelanggan mereka. Hal ini dapat digambarkan
sebagai berikut :
2.2. Volume
Penjualan
Berhasil tidaknya suatu perusahaan
dapat dilihat dari kondisi volume penjualannya secara keseluruhan. Perusahaan
juga perlu mengevaluasi bauran produknya apakah telah cukup efektif
meningkatkan volume penjualannya. Dalam kegiatan usahanya, tujuan utama dari
perusahaan adalah untuk memperoleh laba atau keuntungan. Salah satunya ialah
dengan meningkatkan volumen penjualan produk yang dihasilkan oleh perusahaan.
Pengertian
volume penjualan menurut Winardi “volume
penjualan adalah hasil penjualan yang dinyatakan dalam bentuk kuantitatif,
fiscal atau volume” dari pernyataan
tersebut jelas terlihat bahwa volume penjualan ini berkaitan dengan faktor uang
maupun isi.
Hal ini juga didukung oleh pengertian
yang dikemukakan oleh Basu Swastha yaitu
:
“Volume penjualan merupakan penjualan
bersih dari laporan rugi laba perusahaan. Penjualan bersih diperoleh melalui
hasil penjualan seluruh produk (produk lini) selama jangka waktu tertentu, dan
hasil penjualan yang dicapai dari market share (pangsa pasar) yang merupakan
penjualan potensial, yang dapat terdiri dari kelompok teritorial dan kelompok
pembeli selama jangka waktu tertentu” (1990 : 136)
Dari beberapa pendapat di atas dapat dikemukakan
bahwa volume penjualan merupakan hasil total penjualan dan salah satu tugas
pokok bagi perusahan yang bergerak dalam bidang penyediaan kebutuhan konsumen
baik produk berupa barang atau jasa, sehingga perusahaan perlu memperlancar
produk yang ditawarkan kepada konsumen. Salah satu faktor yang sering digunakan
perusahaan adalah dengan melakukan kegiatan promosi penjualan dengan tujuan
untuk menyampaikan informasi tentang produk dengan harapan dapat meningkatkan
penjualan.
Perusahaan
yang bergerak dalam bidang jasa yaitu Hotel Panghegar, volume penjualannya
didasarkan pada penjualan penyewaan hotel
untuk menginap atau rapat penjualan makanan dan minuman. Untuk menaikkan volume
penjualannya menggunakan promosi besar-besaran seperti sponsorship acara kuis
atau memasang iklan layanan di Televisi.
Hal
serupa tersebut dilakukan oleh PT. Telkomsel. Volume penjualannya didapat dari
penjualan kartu pra bayar (kartu simpati) dan pembayaran dengan biaya abodemen
dan penggunaan kartu pada tiap bulannya /
pasca bayar (kartu Halo). Untuk meningkatkan volume penjualannya, perusahaan tersebut
melakukan promosi besar-besaran seperti mencetak kalender atau buku agenda
untuk disebarluaskan, menyebarkan selebaran atau memasang iklan dengan model
artis terkenal di billboard atau
televisi, sponsorship album dan sebagainya.
0 comments:
Post a Comment