Keterlibatan
Konsumen dalam Produk (Consumer Product Involvement)
Berdasarkan Traylor
(1981), keterlibatan produk didefinisikan sebagai derajat tingkat kepentingan
seorang konsumen untuk membeli suatu produk, sedangkan keterlibatan konsumen
dalam produk didefinisikan sebagai kepentingan personal yang terlibat dengan
kategori dari produk. Dimensi dari
keterlibatan menurut Quester dan Lim (2003) terdiri atas:
1.
Interest (keinginan)
Interest adalah keinginan seseorang terhadap suatu produk, yang diartikan
memiliki nilai yang penting. Elemen interest adalah kepentingan pada produk, keinginan pada produk dan permasalahan pada produk.
2.
Pleasure (kesenangan)
Pleasure adalah nilai hedonis dari produk yang memiliki
kemampuan untuk menyediakan kenyamanan dan kesenangan. Elemen dari pleasure
adalah kesenangan ketika membeli produk dan kesenangan memiliki produk.
3.
Sign (tanda)
Sign adalah nilai produk yang diekspresikan oleh
seseorang. Elemen sign berupa personifikasi konsumen dalam memilih produk.
4.
Risk Importance
(resiko penting)
Risk importance
adalah kepentingan yang didapat dari konsekuensi negatif
yang diasosiasikan pada pilihan produk buruk. Elemen risk importance terdiri dari nilai penting
ketika melakukan kesalahan dalam memilih produk, nilai penting ketika produk tidak nyaman dan ketika
membuat kesalahan pilihan.
5.
Risk Probability
(resiko kemungkinan)
Risk probability
adalah kemungkinan membuat pilihan produk yang buruk.
Elemen risk probability
adalah ketidakpastian ketika memilih, ketidakpastian dalam mengambil produk dan
kerumitan dalam mengambil keputusan.
Quester dan
Lim (2003) mengungkapkan bahwa produk dengan keterlibatan tinggi adalah produk
yang memiliki nilai aspek yang tinggi pada keterlibatan konsumen didalamnya,
yaitu ketertarikan yang tinggi untuk memilih produk (interest), ekspektasi yang tinggi (pleasure) untuk memilih produk, ekspresi kepuasan (sign) dapat memiliki produk sesuai
pilihan, serta resiko dalam membuat pilihan (risk importance) dan mengambil keputusan (risk probability) yang tinggi pada produk.
Menurut Assael (1998), definisi kognitif dari loyalitas
merek menunjukkan loyalitas merepresentasikan komitmen serta keterlibatan
konsumen dalam produk. Loyalitas terhadap merek akan tinggi ketika konsumen
secara personal terlibat dengan merek dan melakukan pembelian. Hal ini menunjukkan
keterlibatan produk
tinggi, sehingga merek
merupakan sumber identifikasi diri. Contoh produk dengan keterlibatan tinggi
adalah telepon genggam, kosmetik, sepatu dan rokok. Apabila konsumen dalam membeli produk tanpa
komitmen, maka keterlibatan konsumen pada produk rendah. Konsumen tidak memiliki opini yang kuat terhadap
merek produk. Contoh produk dengan keterlibatan produk rendah adalah sabun, bolpen, dan sikat gigi.
Pembuatan keputusan konsumen tidak dapat dilepaskan dalam
kaitannya dengan tingkat keterlibatan konsumen. Keterlibatan adalah tingkat
kepentingan pribadi yang dirasakan atau minat yang dibangkitkan oleh stimulus
di dalam situasi spesifik. Hawkins et al
(2007) mengemukakan bahwa tingkat keterlibatan konsumen dalam pembelian
dipengaruhi oleh kepentingan personal yang dirasakan dan ditimbulkan oleh
stimulus. Tingkat keterlibatan konsumen dalam pengambilan keputusan ditentukan
oleh pemrosesan informasi yang dapat mempengaruhi konsumen yang pada akhirnya
menimbulkan pembuatan keputusan yang kompleks.
Assael (1992) menyatakan terdapat dua tipe keterlibatan
konsumen yaitu keterlibatan situasional (situational
involvement) dan keterlibatan tahan lama (enduring involvement). Keterlibatan situasional hanya terjadi
seketika pada situasi khusus dan temporer sifatnya. Keterlibatan situasional
tercipta dari simbol-simbol nilai kelompok rujukan pada suatu produk (bedge value) serta adanya resiko
pembelian. Konsumen akan terlibat secara situasional pada produk-produk yang
ada hubungannya dengan simbol-simbol dan nilai-nilai kelompok rujukan. Keterlibatan
situasional disebabkan oleh adanya resiko dalam pembelian, karena konsumen
merasakan adanya ketidakpastian mengenai keputusan pembelian serta adanya
akibat buruk yang potensial dari pembuatan keputusan.
Tipe
keterlibatan tahan lama (enduring
involvement) berlangsung lebih lama dan lebih permanen sifatnya, artinya
tingkat keterlibatan konsumen terhadap suatu merek produk lebih memperhatikan
resiko sosial yang mungkin diterima oleh konsumen. Keterlibatan
tahan lama mendorong keputusan pembelian yang penuh pertimbangan, informasi
alternatif banyak dikumpulkan, dan evaluasi alternatif pun dilakukan namun
lebih cenderung loyal di kemudian hari. Informasi alternatif tidak banyak
dikumpulkan dari kehadiran keterlibatan situasional. Keterlibatan situasional
dapat berangsur menjadi keterlibatan permanen bila ternyata pembeliannya yang
tiba-tiba tersebut memenuhi kebutuhan dan keingianannya yang telah lama
tersimpan dalam benak konsumen (Kotler dan Keller, 2006).
0 comments:
Post a Comment