WINBIE GENESIS: PENGERTIAN MANAGEMEN KEUANGAN winbie genesis

Pages

Sunday, May 24, 2015

PENGERTIAN MANAGEMEN KEUANGAN



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Keuangan dan pembiayaan merupakan salah satu sumber daya yang secara langsung menunjang efektifitas dan efisiensi pengelolaan pendidikan. Hal tersebut lebih terasa lagi dalam implementasi MBS (Manajemen Berbasis Sekolah), yang menuntut kemampuan sekolah untuk merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi serta mempertanggungjawabkan pengelolaan dana secara transparan kepada masyarakat dan pemerintah. 

Dalam penyelenggaraan pendidikan, keuangan dan pembiayaan merupakan potensi yang sangat menentukan dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kajian manajemen pendidikan. Komponen keuangan dan pembiayaan pada suatu sekolah merupakan komponen produksi yang menentukan terlaksananya kegiatan belajar-mengajar di sekolah bersama dengan komponen-komponen yang lain. Dengan kata lain setiap kegiatan yang dilakukan sekolah memerlukan biaya, baik itu disadari maupun yang tidak disadari. Komponen keuangan dan pembiayaan ini perlu dikelola sebaik-baiknya, agar dana-dana yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal untuk menunjang tercapainya tujuan pendidikan. Hal ini penting, terutama dalam rangka MBS, yang memberikan kewenangan kepada sekolah untuk mencari dan memanfaatkan berbagai sumber dana sesuai dengan kebutuhan masing-masing sekolah karena pada umumnya dunia pendidikan selalu dihadapkan pada masalah keterbatasan dana, apa lagi dalam kondisi krisis pada sekarang ini. 



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Manajemen Keuangan 
Manajemen keuangan merupakan salah satu substansi manajamen sekolah yang akan turut menentukan berjalannya kegiatan pendidikan di sekolah. Sebagaimana yang terjadi di substansi manajemen pendidikan pada umumnya, kegiatan manajemen keuangan dilakukan melalui proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, pengawasan atau pengendalian. 
Beberapa kegiatan manajemen keuangan yaitu memperoleh dan menetapkan sumber-sumber pendanaan, pemanfaatan dana, pelaporan, pemeriksaan dan pertanggungjawaban (Lipham, 1985; Keith, 1991) 
Menurut Depdiknas (2000) bahwa manajemen keuangan merupakan tindakan pengurusan/ketatausahaan keuangan yang meliputi pencatatan, perencanaan, pelaksanaan, pertanggungjawaban dan pelaporan Dengan demikian, manajemen keuangan sekolah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas mengatur keuangan sekolah mulai dari perencanaan, pembukuan, pembelanjaan, pengawasan dan pertanggung-jawaban keuangan sekolah. 
Dalam perspektif politik, sebelum berlakunya UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, sistem pendidikan nasional mengacu pada UU No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dimana pendanaan tidak diatur secara khusus. Namun, dalam UU No. 20 tahun 2003, Pendanaan Pendidikan sudah diatur secara khusus dalam Bab XIII, substansinya antara lain: 
  • Pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan Masyarakat. 
  • Sumber pendanaan pendidikan ditentukan berdasarkan prinsip keadilan, kecukupan, dan keberlanjutan. 
  • Pengelolaan dana pendidikan berdasarkan prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik. 
  • Pengalokasian dana pendidikan 
Namun, secara tehnis, petunjuk teknis tentang manajemen keuangan pendidikan, khususnya tentang pelaporan keuangan, belum diatur secara khusus. Peran masyarakat dalam mendukung serta mengontrol manajemen keuangan pendidikan, belum jelas. 
Di samping itu, standar pembiayaan dalam PP No. 19 tahun 2005 mengatur hanya elemen biaya, tanpa petunjuk perhitungan kos pendidikan. Disinilah, pendekatan terpadu dalam pengelolaan keuangan pendidikan di Indonesia, baik dari regulator, pengawas, evaluator, dan operator, perlu dilakukan. 

B.     Ruang Lingkup Manajemen Keuangan
1.      Berbagai macam pengertian pembelanjaan
·         Pembelanjaan Aktif. Adalah bagaiman menggunakan dan mengalokasikan dana yang telah diperoleh tersebut dengan cara yang paling efisien
·         Pembelanjaan Pasif. Adalah usaha–usaha yang dilakukan perusahaan untuk memperoleh dana.
·         Pembelanjaan pasif , dibagi menjadi:
kuantitatif (jumlah), penentuan besar atau jumlah modal yang akan dibutuhkan.
kualitatif (macam), penentuan jenis/macam modal yang akan digunakan.
2.      Pembelajaan ditinjau dari sumber dana
1)      Pembelanjaan dari luar (external financing)   
a.       Pembelanjaan sendiri (equity financing), dana yang berasal dari pemilik, peserta/pengambil bagian/pemegang saham.
b.      Pembelanjaan Asing (debt financing), dana yang berasal dari kredit bank, asuransi.
2)      Pembelanjaan dari dalam (internal financing)
a.       Pembelanjaan intern, penggunaan laba, penggunaan cadangan untuk digunakan sebagai modal
b.      Pembelanjaan intensif, penggunaan penyusutan aktiva tetap yang masih belum digunakan untuk menganti aktiva yang lama.
3.      Tujuan Manajemen Keuangan
Adalah untuk memaksimalkan profit atau keuntungan dan meminimalkan biaya (expens atau cost) guna mendapatkan suatu pengambilan keputusan yang maksimum, dalam menjalankan perusahaan kearah perkembangan dan perusahaan yang berjalan atau survive dan expantion.
4.      Fungsi manajemen keuangan
Terdiri dari tiga keputusan utama yang harus ditingkatkan oleh suatu perusahaan yaitu keputusan Investasi, keputusan Pendanaan dan keputusan Deviden.
Masing-masing keputusan harus berorientasi pada pencapaian tujuan perusahaan dan kombinasi ketiganya akan memaksimalkan nilai perusahaan.
·         Keputusan Investasi
Keputusan yang diambil oleh manajer keuangan dalam mengalokasikan dana ke dalam bentuk-bentuk investasi yang akan mendatangkan keuntungan dimasa yang akan datang.
Keputusan investasi ini akan tergambar dari aktiva perusahaan, dan mempengaruhi struktur kekayaan yaitu perbandingan antara current assets dengan fixed assets.
·         Keputusan Pendanaan
Keputusan Pendanaan ini sering disebut sebagai kebijakan struktur modal. Pada keputusan ini manajer keuangan dituntut untuk mempertimbangkan dan menganalisis kombinasi dari sumber-sumber dana yang ekonomis bagi perusahaan guna membelanjai kebutuhan-kebutuhan investasi serta kebutuhan usahanya.
·         Keputusan Deviden
Deviden merupakan bagian dari keuntungan suatu perusahaan yang dibayarkan kepada para pemegang saham.  Keputusan deviden adalah keputusan manajemen keuangan dalam menentukan besarnya proporsi dana yang akan disimpan di perusahaan sebagai laba ditahan untuk pertumbuhan perusahaan. Seperti keputusan pendanaan, keputusan deviden ini akan mempengaruhi struktur modal maupun struktur finansial.
5.      Tanggung Jawab Manajemen Keuangan
Tugas utama manajer keuangan yaitu membuat planning tentang pengadaan dan pengalokasian dana guna memaksimumkan nilai perusahaan. Dimana didalamnya menyangkut kegiatan sebagai berikut :
·         Peramalan dan Perencanaan
·         Keputusan Investasi dan Pembiayaan
·         Pengkoordinasian dan pengendalian
·         Interaksi dengan pasar modal
6.      Modal dalam perusahaan
   Modal merupakan kumpulan dari barang-barang modal, yaitu semua barang yang ada dalam rumah tanggaperusahaan dalam fungsi produktifnya untuk membentuk pendapatan.  Jadi yang dimaksud dengan modal bukan hanya uang saja termasuk juga aktiva yang ada dalam perusahaan, yang digunakan untuk menjalankan operasi perusahaannya.   
Pada hakikatnya masalah Manajemen Keuangan adalah menyangkut masalah keseimbangan keuangan di dalam perusahaan. 
Dengan demikian manajemen keuangan berarti mengadakan keseimbangan antara aktiva dengan pasiva yang dibutuhkan, beserta mencari susunan kualitatif dari aktiva dan pasiva tersebut dengan sebaik-baiknya.
Keseimbangan antara aktiva dengan pasiva ditunjukan sebagai berikut :
·         Struktur Kekayaan (Assets Structure
·         Struktur Modal (Capital Structure)
·         Struktur Keuangan (Financial Structure)
Pedoman atau aturan struktur keuangan dalam hubungan antara struktur keuangan dan struktur kekayaan adalah sebagai berikut:
1.      Struktur Keuangan Konservatif Vertical, memberikan batas keseimbangan yang harus dipertahankan oleh suatu perusahaan mengenai besarnya modal asing dan modal sendiri
2.      Struktur Keuangan Konservatif Horizontal, memberikan batasan keseimbangan yang harus dipertahankan oleh suatu perusahaan mengenai besarnya modal sendiri dengan besarnya aktiva tetap ditambah persediaan pengaman.
Berdasarkan asumsi bahwa manajemen keuangan yang sehat pada suatu perusahaan seharusnya dibangun atas dasar modal sendiri.
Modal sendiri adalah modal yang tahan terhadap resiko, maka aturan keuangan menetapkan bahwa besarnya modal asing dalam keadaan bagaimanapun tidak boleh melebihi besarnya modal sendiri yaitu angka perbandingan antara jumlah modal asing dengan modal sendiri tidak boleh melebihi 1:1.
PT. YUYAYU
Ilustrasi dari struktur keuangan perusahaan
Dari neraca dapat dihitung struktur kekayaan, struktur keuangan dan Struktur modal sebagai berikut:
Struktur Kekayaan                  =  Aktiva Lancar : Aktiva  Tetap
dalam artian absolute              =  16 : 24
dalam artian relative                =  40% : 60%
Struktur Keuangan                  =  Modal Asing : Modal Sendiri
dalam artian absolute              =  15 : 25
dalam artian relative               =  37.5% : 62.5%
Struktur Modal                       =  Pinjaman Jk Panjang:Modal Sendiri
dalam artian absolute              =  10 : 25
dalam artian relative                =  28.57% : 71.43%
7.      Laporan Keuangan
Untuk membahas Manajemen Keuangan tidak bisa terlepas dari laporan keuangan, oleh karena itu perlu pembahasan singkat mengenai laporan keuangan. Laporan Keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang meliputi 2 laporan utama yakni : Neraca dan Laporan Rugi-Laba.
Laporan Keuangan disusun dengan maksud untuk menyediakan informasi keuangan suatu perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan sebagai bahan pertimbangan di dalam mengambil keputusan.
Neraca adalah laporan yang menunjukan posisi keuangan suatu perusahaan pada saat tertentu.
Neraca mempunyai dua sisi, sisi debet menunjukan posisi kekayaan perusahaan (aktiva) yang terdiri dari aktiva lancar dan aktiva tetap.
Pada sisi kredit atau pasiva menunjukan sumber kekayaan perusahaan yang terdiri dari dua sumber yakni hutang dan modal.
8.      Penggolongan Biaya
Untuk bahasan ini penggolongan biaya hanya akan disajikan kedalam dua jenis yaitu :
1.      Berdasar Fungsi Pokok Perusahaan, mengacu pada fungsi pokok perusahaan, maka biaya juga dipisah mengikuti fungsi tersebut yakni,
·         Biaya Produksi, adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengolah bahan baku menjadi produk selesai, biaya ini dikeluarkan oleh departemen produksi yang terdiri dari, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik.
·         Biaya Non Produksi, merupakan biaya yang dikelurkan oleh perusahaan selain biaya produksi (Biaya Operasi) terdiri dari, biaya pemasaran, biaya administrasi dan umum.
2.      Berdasar Perilaku Biaya, berdasarkan perilakunya yang dihubungkan dengan satuan kegiatan, maka biaya dapat dipisahkan kedalam :
·         Biaya Variabel, adalah biaya yang jumlahnya berubah - ubah dan perubahannya  proporsional dengan satuan kegiatan.
·         Biaya Tetap, adalah biaya yang jumlahnya tetap tidak terpengaruh oleh perubahan suatu kegiatan.
·         Biaya Semi Variabel, adalah biaya yang jumlahnya berubah-ubah tetapi perubahannya tidak proporsional dengan satuan kegiatan.

C.    Tujuan Manajemen Keuangan Sekolah 
Melalui kegiatan manajemen keuangan maka kebutuhan pendanaan kegiatan sekolah dapat direncanakan, diupayakan pengadaannya, dibukukan secara transparan, dan digunakan untuk membiayai pelaksanaan program sekolah secara efektif dan efisien. Untuk itu tujuan manajemen keuangan adalah: 
1.      Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan keuangan sekolah 
2.      Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi keuangan sekolah. 
3.      Meminimalkan penyalahgunaan anggaran sekolah. 
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dibutuhkan kreativitas kepala sekolah dalam menggali sumber-sumber dana, menempatkan bendaharawan yang menguasai dalam pembukuan dan pertanggung-jawaban keuangan serta memanfaatkannya secara benar sesuai peraturan perundangan yang berlaku. 

D.    Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan 
Manajemen keuangan sekolah perlu memperhatikan sejumlah prinsip. Undang-undang No 20 Tahun 2003 pasal 48 menyatakan bahwa pengelolaan dana pendidikan berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik. Disamping itu prinsip efektivitas juga perlu mendapat penekanan. Berikut ini dibahas masing-masing prinsip tersebut, yaitu transparansi, akuntabilitas, efektivitas, dan efisiensi. 
1.      Transparansi 
Transparan berarti adanya keterbukaan. Transparan di bidang manajemen berarti adanya keterbukaan dalam mengelola suatu kegiatan. Di lembaga pendidikan, bidang manajemen keuangan yang transparan berarti adanya keterbukaan dalam manajemen keuangan lembaga pendidikan, yaitu keterbukaan sumber keuangan dan jumlahnya, rincian penggunaan, dan pertanggungjawabannya harus jelas sehingga bisa memudahkan pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengetahuinya. Transparansi keuangan sangat diperlukan dalam rangka meningkatkan dukungan orangtua, masyarakat dan pemerintah dalam penyelenggaraan seluruh program pendidikan di sekolah. Disamping itu transparansi dapat menciptakan kepercayaan timbal balik antara pemerintah, masyarakat, orang tua siswa dan warga sekolah melalui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan di dalam memperoleh informasi yang akurat dan memadai. 
Beberapa informasi keuangan yang bebas diketahui oleh semua warga sekolah dan orang tua siswa misalnya rencana anggaran pendapatan dan belanja sekolah (RAPBS) bisa ditempel di papan pengumuman di ruang guru atau di depan ruang tata usaha sehingga bagi siapa saja yang membutuhkan informasi itu dapat dengan mudah mendapatkannya. Orang tua siswa bisa mengetahui berapa jumlah uang yang diterima sekolah dari orang tua siswa dan digunakan untuk apa saja uang itu. Perolehan informasi ini menambah kepercayaan orang tua siswa terhadap sekolah. 
2.      Akuntabilitas 
Akuntabilitas adalah kondisi seseorang yang dinilai oleh orang lain karena kualitas performansinya dalam menyelesaikan tugas untuk mencapai tujuan yang menjadi tanggung jawabnya. Akuntabilitas di dalam manajemen keuangan berarti penggunaan uang sekolah dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan. Berdasarkan perencanaan yang telah ditetapkan dan peraturan yang berlaku maka pihak sekolah membelanjakan uang secara bertanggung jawab. Pertanggungjawaban dapat dilakukan kepada orang tua, masyarakat dan pemerintah. Ada tiga pilar utama yang menjadi prasyarat terbangunnya akuntabilitas, yaitu 
·         adanya transparansi para penyelenggara sekolah dengan menerima masukan dan mengikutsertakan berbagai komponen dalam mengelola sekolah , 
·         adanya standar kinerja di setiap institusi yang dapat diukur dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenangnya, 
·         adanyapartisipasi untuk saling menciptakan suasana kondusif dalam menciptakan pelayanan masyarakat dengan prosedur yang mudah, biaya yang murah dan pelayanan yang cepat 
3.      Efektivitas 
Efektif seringkali diartikan sebagai pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Garner(2004) mendefinisikan efektivitas lebih dalam lagi, karena sebenarnya efektivitas tidak berhenti sampai tujuan tercapai tetapi sampai pada kualitatif hasil yang dikaitkan dengan pencapaian visi lembaga. Effectiveness ”characterized by qualitative outcomes”. Efektivitas lebih menekankan pada kualitatif outcomes. Manajemen keuangan dikatakan memenuhi prinsip efektivitas kalau kegiatan yang dilakukan dapat mengatur keuangan untuk membiayai aktivitas dalam rangka mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan dan kualitatif outcomes-nya sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. 
4.      Efisiensi 
Efisiensi berkaitan dengan kuantitas hasil suatu kegiatan. Efficiency ”characterized by quantitative outputs” (Garner,2004). Efisiensi adalah perbandingan yang terbaik antara masukan (input) dan keluaran (out put) atau antara daya dan hasil. Daya yang dimaksud meliputi tenaga, pikiran, waktu, dan biaya. Perbandingan tersebut dapat dilihat dari dua hal: 
a.       Dilihat dari segi penggunaan waktu, tenaga dan biaya: 
Kegiatan dapat dikatakan efisien kalau penggunaan waktu, tenaga dan biaya yang sekecil-kecilnya dapat mencapai hasil yang ditetapkan. 
Ragam efisiensi dapat dijelaskan melalui hubungan antara penggunaan waktu, tenaga, biaya dan hasil yang diharapkan dapat dilihat pada gambar berikut ini: 
Hubungan penggunaan waktu, tenaga, biaya dan hasil yang diharapkan 
Pada gambar di atas menunjukkan penggunaan daya C dan hasil D yang paling efisien, sedangkan penggunaan daya A dan hasil D menunjukkan paling tidak efisien. 
b.      Dilihat dari segi hasil 
Kegiatan dapat dikatakan efisien kalau dengan penggunaan waktu, tenaga dan biaya tertentu memberikan hasil sebanyak-banyaknya baik kuantitas maupun kualitasnya. 
Ragam efisiensi tersebut dapat dilihat dari gambar berikut ini: 
Hubungan penggunaan waktu, tenaga, biaya tertentu dan ragam hasil yang diperoleh 
Pada gambar di atas menunjukkan penggunaan waktu, tenaga, biaya A dan hasil B paling tidak efisien. Sedangkan penggunaan waktu, tenaga, biaya A dan hasil D paling efisien. 
Tingkat efisiensi dan efektivitas yang tinggi memungkinkan terselenggaranya pelayanan terhadap masyarakat secara memuaskan dengan menggunakan sumber daya yang tersedia secara optimal dan bertanggung jawab. 

E.     Kegiatan Manajemen Keuangan Sekolah 
Pelaksanaan manajemen keungan sekolah berdasarkan langkah manajemen menurut konsep Gorton, dibagi menjadi empat, yaitu : 
1.      Perencanaan 
Perencanaan dapat didefinisikan sebagai keseluruhan proses pemikiran dan penentuan semua aktifitas yang akan dilakukan pada masa yang akan dating dalam rangka mencapai tujuan. Dalam manajemen keuangan, kegiatan yang dilakukan berupa penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS). 
Suatu hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan RAPBS adalah harus menerapkan prinsip anggaran berimbang, artinya rencana pendapatan dan pengeluaran harus berimbang diupayakan tidak terjadi anggaran pendapatan minus. Dengan anggaran berimbang tersebut maka kehidupan sekolah akan menjadi solid dan benar-benar kokoh dalam hal keuangan, maka sentralisasi pengelolaan keuangan perlu difokuskan pada bendaharawan sekolah, dalam rangka untuk mempermudah pertanggung jawaban keuangan. 
Ada dua bagian pokok anggaran yang harus diperhatikan dalam penyusunan RAPBS, yaitu: 
a)      Rencana sumber atau target penerimaan/ pendapatan dalam satu tahun yang bersangkutan, termasuk didalamnya keuangan bersumber dari: 
·         kontribusi orang tua siswa, 
·         sumbangan dari individu atau organisasi, 
·         sumbangan dari pemerintah, 
·         dari hasil usaha 
b)      Rencana penggunaan keuangan dalam satu tahun yang bersangkutan, semua penggunaan keuangan sekolah dalam satu tahun anggaran perlu direncanakan dengan baik agar kehidupan sekolah dapat berjalan dengan baik. 
Penyusunannya hendaknya mengikuti langkah-langkah sebagai berikut: 
a)      Menginventarisasi rencana yang akan dilaksanakan 
b)      Menyusun rencana berdasarkan skala prioritas pelaksanaannya 
c)      Menentukan program kerja dan rincian program 
d)     Menetapkan kebutuhan untuk pelaksanaan rincian program 
e)      Menghitung dana yang dibutuhkan 
f)       Menentukan sumber dana untuk membiayai rencana 
Rencana tersebut setelah dibahas dengan pengurus dan komite sekolah, maka selanjutnya ditetapkan sebagai anggaran pendapatan dan belanja sekolah (APBS). Pada setiap anggaran yang disusun perlu dijelaskan apakah rencana anggaran yang akan dilaksanakan merupakan hal baru atau kelanjutan atas kegiatan yang telah dilaksanakan dalam periode sebelumnya dengan menyebut sumber dana sebelumnya. 
Dalam setiap anggaran yang disusun untuk kegiatan-kegiatan dilingkungan sekolah, paling tidak harus memuat 6 hal atau informasi sebagai berikut: 
·         Informasi rencana kegiatan: sasaran, uraian rencana kegiatan, penanggung jawab, rsencana baru atau lanjutan. 
·         Uraian kegiatan program, program kerja, rincian program 
·         Informasi kebutuhan: barang/ jasa yang dibutuhkan, volume kebutuhan 
·         Data kebutuhan harga satuan, jumlah biaya yang dibutuhkan untuk seluruh volume kebutuhan 
·         Jumlah anggaran: jumlah anggaran untuk masing-masing rincian program, program, rencana kegiatan, dan total anggaran untuk seluruh rencana kegiatan 
·         Sumber dana: total sumber dana, masing-masing sumber dana yang mendukung pembiayaan program. 
2.      Pengorganisasian 
Pengorganisasian merupakan keseluruhan proses pengelompokan semua tugas, tanggung jawab, wewenang, dan komponen dalam proses kerjasama sehingga tercipta suau system kerja yang baik dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 
Kegiatan dalam manajemen keuangan sekolah yaitu pengadaan dan pengalokasian anggaran berdasarkan RAPBS. Dalam pelaksanaan kegiatan, jumlah yang realisasikan bisa terjadi tidak sama dengan rencana anggarannya, bisa kurang atau lebih dari jumlah yang telah dianggarkan. Ini dapat terjadi karena beberapa sebab: 
·         Adanya efisiensi atau inefisiensi pengeluaran 
·         Terjadinya penghematan atau pemborosan 
·         Pelaksanaan kegiatan yang tidak sesuai dengan yang telah diprogramkan 
·         Adanya perubahan harga yang tidak terantisipasi 
·         Penyusunan anggaran yang kurang tepat 

3.      Pengarahan 
Langkah ini meliputi : 
a)      Pelaksanaan anggaran sekolah 
b)      Pembukuan keuangan sekolah 
c)      Pertanggungjawaban keuangan sekolah 
Semua pengeluaran keuangan sekolah dari sumber manapun harus dipertanggung jawabkan, hal tersebut merupakan bentuk transparansi dalam pengelolaan keuangan. Namun demikian prinsip transparansi dan kejujuran dalam pertanggung jawaban tersebut harus tetap dijunjung tinggi. Dalam kaitan dengan pengelolaan keuangan tersebut, yang perlu diperhatikan oleh bendaharawan adalah: 
·         Pada setiap akhir tahun anggaran, bendara harus membuat laporan keuangan kepada komite sekolah untuk dicocokkan dengan RAPBS 
·         laporan keuangan tersebut harus dilampiri bukti-bukti pengeluaran yang ada 
·         kwitansi atau bukti-bukti pembelian atau bukti penerimaan dan bukti pengeluaran lain 
·         neraca keuangan juga harus ditunjukkan untuk diperiksa oleh tim pertanggung jawaban keuangan dari komite sekolah 
4.      Pengawasan 
Pengawasan merupakan salah satu fungsi manajemen, yaitu sebagai proses memonitor kegiatan-kegiatan yang dilakukan. Langkah ini meliputi : 
a)      Pemantauan keuangan sekolah 
b)      Penilaian kinerja manajemen keuangan sekolah 



BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan 
Manajemen keuangan merupakan salah satu substansi manajamen sekolah yang akan turut menentukan berjalannya kegiatan pendidikan di sekolah. Menurut Depdiknas (2000) bahwa manajemen keuangan merupakan tindakan pengurusan/ketatausahaan keuangan yang meliputi pencatatan, perencanaan, pelaksanaan, pertanggungjawaban dan pelaporan. Dengan demikian, manajemen keuangan sekolah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas mengatur keuangan sekolah mulai dari perencanaan, pembukuan, pembelanjaan, pengawasan dan pertanggung-jawaban keuangan sekolah. 
Tujuan manajemen keuangan adalah: 
1.      Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan keuangan sekolah 
2.      Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi keuangan sekolah. 
3.      Meminimalkan penyalahgunaan anggaran sekolah. 
Manajemen keuangan sekolah perlu memperhatikan sejumlah prinsip. Undang-undang No 20 Tahun 2003 pasal 48 menyatakan bahwa pengelolaan dana pendidikan berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik. Disamping itu prinsip efektivitas juga perlu mendapat penekanan. Berikut ini dibahas masing-masing prinsip tersebut, yaitu transparansi, akuntabilitas, efektivitas, dan efisiensi. 
Pelaksanaan manajemen keungan sekolah berdasarkan langkah manajemen menurut konsep Gorton, dibagi menjadi empat, yaitu : 
1.      Perencanaan 
2.      Pengorganisasian 
3.      Pengarahan 
4.      Pengawasan 



DAFTAR PUSTAKA

  • Bafadal, Ibrahim. 2003. Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar.Jakarta : Bumi Aksara 
  • http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/01/18/konsep-dasar-manajemen-keuangan-sekolah/ diakses 19 November 2010 pukul 11:25 
  • http://modultotkepsek.fileave.com/03%20--%20KODE%20--%20A1%20-%203%20--%20Manajemen%20Keuangan%20Sekolah.pdf 11:26 
  • Deden Suryana http://inducation.blogspot.com/2008/10/manajeme-keuangan-sekolah.html 11:27 
  • Jan 2010 http://4ni54.student.umm.ac.id/2010/01/23/konsep-dasar-manajemen-keuangan-sekolah/ 11:30 
  • Faisal Des 2009 http://ahmadfaisal2.blogspot.com/2009/12/manajemen-keuangan-sekolah_19.html




KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kita Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang “ Pengelolaan Keuangan”.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dangan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bias teratasi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada oleh berbagai pihak.
Semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan mupun maaterinya. Kritik kosnstruktif dan masukan dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada saya, pembaca, dan kita sekalian.

Ciamis,   April 2014


Penulis



DAFTAR ISI

KATA PENGANDAR ................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang ............................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian Manajemen Keuangan  .............................................................. 2
B.     Ruang Lingkup Manajemen Keuangan ....................................................... 7
C.     Tujuan Manajemen Keuangan Sekolah ....................................................... 8
D.    Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan ........................................................ 8
E.     Kegiatan Manajemen Keuangan Sekolah .................................................. 11
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan ................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA



0 comments:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com