Peranan Strategi Bauran Produk terhadap Volume
Penjualan Produk
Untuk menyediakan produk-produk yang
memuaskan pasar sasaran dan mencapai tujuan organisasi, perusahaan harus dapat
mengembangkan, mengubah dan mempertahankan bauran produk yang efektif. Untuk
itu diperlukan bauran produk yang sesuai sehingga meningkatkan volume penjualan
perusahaan. Dengan kata lain pelaksanaan strategi bauran produk yang efektif
cukup memberikan kontribusi yang besar terhadap volume penjualan perusahaan.
Strategi bauran produk berkaitan
dengan konsep hidup produk yang berfungsi membantu menjelaskan mengapa strategi
bauran produk sangat penting. Pertama, setiap produk yang ada dalam perusahaan
akhirnya tidak akan terpakai lagi karena pangsa pasar dan volume penjualan
dikurangi produk saingan. Kedua, keuntungan pada umumnya akan menurun karena usia produk semakin
menua. Jika produk-produk itu tidak diubah atau diperbaiki maka laba, pangsa
pasar dan volume penjualan akan berkurang sehingga pada akhirnya, perusahan itu
akan bangkrut. Oleh karena itu diperlukan strategi bauran produk yang tepat
untuk meningkatkan kembali tingkat penjualan sekaligus meningkatkan kembali
laba perusahaan.
Sebagai contoh Hotel Panghegar. Hotel Panghegar melakukan
strategi bauran produk untuk meningkatkan volume penjualan produk yang
ditawarkan hotel yang bersangkutan. Salah satu cara atau strategi yang
dilakukan adalah dengan adanya perbaikan di segala bidang seperti perbaikan
gedung yang rusak akibat hujan, menata ruang baik kamar atau fasilitas lainnya
sehingga memberikan kenyamanan untuk pelanggan pada hotel yang bersangkutan.
Strategi produk juga harus membidik
pasar sasaran. Hal ini dilakukan membantu perusahaan dalam mendesain produk, menentukan tingkat harga, dan
mengembangkan kebijakan promosi dan saluran distribusi yang tepat sesuai dengan
karakteristik dari masing-masing segment. Pada akhirnya akan membantu
perusahaan dalam meningkatkan keuntungan.
Dalam hal merencanakan tawaran
pasarnya, perusahaan harus memilirkan secara mendalam tingkat produk. Masing-masing tingkat menambahkan lebih banyak
nilai pelanggan. Kelimanya membentuk hierarkhi nilai pelanggan (Kotler, Keller.
2006 : 4) Tingkat yang mendasar adalah manfaat inti atau manfaat dasar (core benefit value hierarchy) yang sesungguhnya dibeli oleh pelanggan.
Pada tingkat kedua, perusahaan harus
mengubah manfaat inti menjadi produk dasar (basic
product). Seperti Hotel meliputi tempat tidur, kamar mandi, handuk, meja
tulis, meja rias dan lemari pakaian.
Tingkat yang ketiga, menyiapkan
produk yang diharapkan yaitu atribut dan kondisi yang biasanya diharapkan
pembeli ketika membeli produk (expected product). Seperti tamu Hotel mengharapkan
tempat tidur yang nyaman, bersih, lampu baca, dan kadar ketenangan tertentu.
Pada tingkat keempat, menyiapkan
produk yang ditingkatkan yang melampaui harapan pelanggan. (augmented product). Dan yang terakhir adalah diferensiasi.
Diferensiasi muncul oada basis peningkatan produk. Peningkatan produk mengarah
pada sistem konsumsi total pengguna, cara pengguna melakukan tugas-tugas untuk
mendapatkan dan menggunakan produk serta jasa-jasa terkait.
Hal lain yang harus diperhatikan adalah atribut
yang melekat pada produk tersebut atau dikatakan sebagai atribut produk.. Atribut
produk terdiri dari dua jenis yaitu 1.Atribut yang berwujud (tangiable) adalah
sesuatu ciri produk yang berwujud, antara lain meliputi harga, kemasan,
kualitas, desain produk, label dan warna.
2. Atribut yang tidak berwujud (intangiable) Adalah ciri suatu produk yang tidak berujud, seperti nama baik dan popularitas dari perusahaan penghasil produk tersebut. Seringkali atribut yang tidak berujud juga terdapat pada pandangan atau image konsumen terhadap merek yang diberikan perusahaan. Ini berarti konsumen dalam membeli produk tidak hanya sekedar melihat atribut fisik tetapi juga melihat sesuatu yang dapat memuaskan konsumen seperti merek.
2. Atribut yang tidak berwujud (intangiable) Adalah ciri suatu produk yang tidak berujud, seperti nama baik dan popularitas dari perusahaan penghasil produk tersebut. Seringkali atribut yang tidak berujud juga terdapat pada pandangan atau image konsumen terhadap merek yang diberikan perusahaan. Ini berarti konsumen dalam membeli produk tidak hanya sekedar melihat atribut fisik tetapi juga melihat sesuatu yang dapat memuaskan konsumen seperti merek.
Strategi bauran produkpun harus memperhatikan Kualitas Produk yang meliputi daya tahan, keandalan, ketepatan, kemudahan operasi dan perbaikan. Selanjutnya Fitur Perusahaan dapat menciptakan model dengan tingkat yang lebih tinggi dengan menambahkan beberapa fitur. Fitur adalah alat bersaing untuk membedakan produk perusahaan dari produk pesaing. Dan yang terakhir adalah Rancangan Produk
Rancangan yang dapat menarik perhatian, meningkatkan kinerja produk, mengurangi biaya produk, dan memberi keunggulan bersaing yang kuat di pasar sasaran (Kotler dan Armstrong, 2001 : 354) Secara utuh produk tidak hanya menyangkut fisik saja, melainkan perlengkapan, pamasangan, manfaat, instruksi pemakaian, pembungkusan dan perawatannya, bahkan juga sampai pada merek (yang memuaskan kebutuhan psikologis) serta kepastian tentang adanya pelayanan setelah pembelian.
Apabila semua hal ini dilakukan maka
akan menambah keuntungan bagi perusahaan. Ini berarti peranan strategi bauran produk dengan volume penjualan
sangat erat sekali. Dengan melaksanakan strategi bauran produk yang sesuai
dalam menghadapi lingkungan yang berubah-ubah maka perusahaan akan dapat
mengatasi segala macam rintangan. Selain itu juga perusahaan akan memperoleh
volume penjualan yang menguntungkan karena penyesuaian yang dilakukan sesuai
dengan keinginan konsumen akan menambah jumlah pelanggan sehingga laba
perusahaan akan naik dan tingkat volume penjualan perusahaan akan meningkat.
0 comments:
Post a Comment