Pengertian Inflasi
Inflasi
adalah suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam suatu perekonomian.
Setiap negara mengalami inflasi, namun dalam tingkat yang berbeda-beda (Mankiw,
2000). Secara sederhana inflasi
diartikan sebagai meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus.
Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi
kecuali bila kenaikan itu meluas (atau mengakibatkan kenaikan harga) pada
barang lainnya. Kebalikan dari inflasi disebut deflasi (www.bi.go.id)
Dampak
negatif inflasi yang utama adalah kecenderungan menurunkan taraf kemakmuran
segolongan besar masyarakat, yaitu mereka yang berpenghasilan tetap. Inflasi
biasanya lebih cepat terjadi dibanding kenaikan upah mereka yang berpenghasilan
tetap tersebut, sehingga kemampuan riil dari pendapatan mereka makin turun
akibat adanya inflasi. Faktor-faktor yang menyebabkan inflasi adalah :
a.
Tingkat
pengeluaran agregat yang melebihi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
barang dan jasa.
b.
Tuntutan
kenaikan upah dari pekerja.
c.
Kenaikan
harga barang impor.
d.
Penambahan
penawaran uang.
e.
Kekacauan
politik dan ekonomi (Pujiati, 2010 : 7).
D. Pengangguran
Jumlah
pengangguran di sebuah ekonomi diukur dengan angka pengangguran, yaitu
persentase pekerja-pekerja tanpa pekerjaan yang ada didalam angkatan kerja.
Angkatan kerja hanya memasukan pekerja yang aktif mencari kerja. Orang-orang
pensiunan, mengejar pendidikan atau yang tidak mendapat dukungan mencari kerja
karena ketiadaan prospek kerja, tidaklah termasuk didalam angkatan kerja
(id.wikipedia.org). Angkatan kerja sendiri merupakan penduduk usia kerja (15
tahun keatas) yang bekerja, atau memiliki pekerjaan namun sementara tidak
bekerja, dan orang-orang yang mencari pekerjaan (Ginting, et al, 2007).
Pengangguran
sendiri bisa dibagi menjadi beberapa tipe yang semuanya berkaitan dengan
sebab-sebab yang berbeda pula. Pengangguran klasikal terjadi ketika gaji
karyawan terlalu tinggi sehingga pengusaha tidak berani memperkerjakan karyawan
lebih dari yang sudah ada. Gaji bisa menjadi terlalu tinggi karena peraturan
upah minimum atau adanya aktifitas serikat pekerja. Pengangguran friksional
terjadi apabila ada lowongan pekerjaan untuk pekerja tetapi waktu untuk
mencarinya menyebabkan adanya periode dimana si pekerja tersebut menjadi
pengangguran. Pengangguran struktural meliputi beberapa jenis penyebab
pengangguran termasuk ketidakcocokan antara kemampuan pekerja dan kemampuan
yang dicari oleh pekerjaan yang ada (id.wikipedia.org).
Dampak
negatif pengangguran terhadap perekonomian secara umum antara lain :
a.
Masyarakat
tidak dapat memaksimalkan kesejahteraan yang dicapai,
b.
Pendapatan
pajak pemerintah rendah,
c.
Melemahkan
pertumbuhan ekonomi (Pujiati, 2010 : 6).
0 comments:
Post a Comment