PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada
umumnya setiap perusahaan akan selalu berusaha mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Dalam usahanya mencapai tujuan inilah perusahaan seringkali
dihadapkan pada berbagai masalah, baik yang internal maupun yang eksternal,
juga yang bersifat finansial/ non finansial. Masalah-masalah tersebut saling
terkait satu sama lain dimana pada akhirnya hal-hal tersebut memaksa organisasi
atau badan usaha untuk selalu cepat dan tanggap dalam mengatasinya.
Pengelolaan
perusahaan/ organisasi meliputi penentuan kebijakan dan pelaksanaan operasional
yang melibatkan unsur manusia. Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan faktor
produksi yang sangat penting bagi suatu perusahaan dibanding faktor-faktor
produksi lainnya yang meliputi Sumber Daya Alam (SDA), modal serta keterampilan
(skill). Sebab pada dasarnya manusia
merupakan penggerak utama ketiga faktor produksi tersebut. Disamping itu
manusia juga merupakan faktor kunci bagi berhasil/ tidaknya suatu organisasi/
perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Sumber
Daya Manusia (SDM) juga memiliki peranan dalam meningkatkan produktivitas bagi
suatu perusahaan sebab dalam lingkungan perusahaan/ suatu badan usaha masalah
produktivitas banyak ditekankan pada karyawan yang berperan didalamnya.
Dalam
konsep manajemen manusia diharapkan mau memanfaatkan tenaga sepenuhnya atau
seoptimal mungkin untuk meningkatkan produktivitas yang diikuti terciptanya
hubungan kerja yang baik dalam arti menyenangkan penuh tenggang rasa dan saling
membangun. Untuk mewujudkan hal tersebut dituntut keterlibatan semua pihak
pengelola perusahaan maupun para karyawan.
Produktivitas
pada dasarnya merupakan suatu sikap mental dari masing-masing individu. Sikap
mental itu sendiri dapat ditumbuhkan melalui pemberian motivasi dalam diri
masing-masing karyawan. Maka diharapkan gairah dan semangat kerja karyawan
dapat meningkat. Sehingga pada akhirnya produktivitas kerja diharapkan pula
dapat meningkat.
Dari
penjelasan di atas peneliti mengamati UD. Marwan Sport Line yang berlokasi di
Kota Pasuruan. Selain menghasilkan salah satu produk unggulan di Kota Pasuruan yang
dapat menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD). Perusahaan tersebut juga relatif dapat
menambah devisa negara melalui ekspor barang yang selama ini dilakukan. Maka
dari itu perusahaan tersebut seyogyanya bisa mempertahankan dan meningkatkan
mutu produk. Walaupun semua aspek dalam perusahaan telah termanajemen dengan
baik. Dikhawatirkan akan terjadi ketidak kesadaran sikap antar karyawan untuk
bersama-sama melaksanakan kedisiplinan kerja. Maka akan berdampak pada
penurunan target produksi. Maka dari itu, perlu adanya tindakan untuk
mempertahankan dan meningkatkan produktivitas perusahaan. Tidak hanya
memberikan penghargaan, kompensasi, kesejahteraan karyawan maupun memperbaiki
lingkungan kerja, tetapi harus ada dukungan dan kesadaran diri dari karyawan
sendiri untuk bekerja seoptimal mungkin dan memperhatikan semangat dalam
beraktifitas terutama dalam sektor produksi perusahaan.
Adapun
beberapa manfaat yang dapat diharapkan dalam melaksanakan dan meningkatkan
semangat kerja, dalam hal ini peneliti mengutip dari pendapat Mayer yang
dikutip dalam Goleman (1997:30) antara lain:
1.
Kegairahan
atau Antusias (Zest, Enthusiasm)
Seseorang yang memiliki kegairahan dalam bekerja
berarti juga memiliki motivasi atau semangat untuk bekerja, semangat kerja
tersebut akan terbentuk bila memiliki keinginan atau minat dan kegembiraan
dalam melakukan pekerjaannya. Keinginan atau minat karyawan bekerja
mencerminkan adanya dorongan karyawan dalam melakukan suatu pekerjaan.
Keinginan karyawan untuk bekerja dikatakan kuat bila karyawan melakukannya
bukan karena adanya perasaan cemas.
2.
Kualitas
untuk Bertahan (Staying Quality)
Setiap orang tentu mempunyai tujuan tertentu dalam
bekerja dan berusaha untuk mencapainya, makin besar usaha individu untuk
mengatasi kesulitan dalam mencapai tujuannya, menunjukkan bahwa individu
tersebut memiliki semangat kerja yang tinggi. Maier menyatakan bahwa individu
tetap berusaha mencapai tujuan semula meskipun mengalami kesulitan, ini
menunjukkan bahwa individu tersebut memiliki kualitas untuk bertahan.
3.
Kekuatan
Melawan Frustasi (Resistence to
Frustation)
Maier menyatakan bahwa kekuatan melawan frustasi
berbeda dengan kualitas untuk bertahan, meskipun secara umum keduanya
mencerminkan bagaimana individu tersebut menghadapi rintangan yang ditemui
selama bekerja. Pada aspek ini Maier melibatkan suatu hal yang menarik untuk
mengetahui semangat kerja individu, yaitu frustasi.
4.
Semangat
Berkelompok
Semangat kerja menurut buku Multipal Personal Administration yaitu; bahwa semangat kerja adalah,
sikap perorangan atau sikap kelompok dari masing-masing individu terhadap
pekerjaan dan lingkungan pekerjaan.
FILE LENGKAP DOWNLOAD DI SINI
0 comments:
Post a Comment