PENGERTIAN AKTIVA TETAP
Aktiva
tetap adalah kekayaan perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai manfaat
ekonomis lebih dari satu tahun dan diperoleh perusahaan untuk melaksanakan
kegiatan perusahaan, bukan untuk dijual kembali. Aktiva tetap dalam perusahaan
manufaktur, umumnya digolongkan menjadi :
1. Tanah
dan perbaikan tanah (land and land improvement)
2. Gedung
dan perbaikan gedung (building and building improvement)
3. Mesin
dan equipment pabrik
4. Mebel
5. Kendaraan
Perbedaan Karakteristik
Aktiva Tetap dengan Aktiva Lancar
Perbedaan
karakteristik aktiva tetap dan aktiva lancar berdampak terhadap pengujian
substantif, jika auditor tidak menyadari dampak perbedaan karakteristrik aktiva
lancar dengan aktiva tetap, ia tidak akan dapat melakukan pengujian substantif
dengan efektif terhadap kedua golongan aktiva tersebut.
Perbedaan
karakteristik aktiva tetap dibanding dengan aktiva lancar adalah sebagai
berikut :
1. Akun
aktiva tetap mempunyai saldo yang besar di dalam neraca, transaksi perubahannya
relatif sangat sedikit namun umumnya menyangkut jumlah rupiah yang besar.
2. Kesalahan
pisah batas transaksi yang bersangkutan dengan aktiva tetap mempunyai pengaruh
kecil terhadap perhitungan rugi-laba, sedangkan kesalahan pisah batas transaksi
yang bersangkutan dengan aktiva lancar berpengaruh langsung terhadap
perhitungan rugi-laba tahun yang diaudit.
3. Aktiva
tetap disajikan di neraca pada kosnya dikurangi dengan akumulasian, sedangkan
aktiva lancar disajikan di neraca pada nilai bersih yang dapat direalisasikan
pada tanggal neraca.
Perbedaan Pengujian
Substantif terhadap Aktiva Tetap dengan Aktiva Lancar
Perbedaan
karakteristik aktiva tetap dengan aktiva lancar dapat mengakibatkan perbedaan
pengujian substantif, antara lain :
1. Karena
frekuensi transaksi yang menyangkut aktiva tetap relatif sedikit, maka jumlah
waktu yang dikonsumsi untuk pengujian substantif terhadapa aktiva tetap relatif
lebih sedikit bila dibandingkan dengan waktu yang digunakan untuk pengujian
substantif terhadap aktiva lancar.
2. Karena
ketepatan pisah batas transaksi yang bersangkutan dengan aktiva tetap sedikit
pengaruhnya terhadap perhitungan rugi-laba, maka auditor tidak tidak
mengarahkan perhatiannya terhadap masalah ketelitian pisah batas transaksi yang
bersangkutan dengan aktiva tetap pada akhir tahun. Dalam pengujian substantif
terhadap aktiva lancar, auditor memusatkan perhatiannya terhadap ketepatan
pisah bats transaksi yang bersangkutan dengan aktiva lancar, karena kesalahan
atau ketidaktelitian penentuan pisah batas transaksi yang bersangkutan dengan
aktiva lancar berdampak langsung terhadap perhitungan rugi-laba tahun yang
diaudit.
3. Pengujian
substantif terhadap aktiva tetap dititikberatkan pada verifikasi mutasi aktiva
tetap yang terjadi dalam tahun yang diaudit. Verifikasi saldo aktiva tetap pada
tanggal neraca tidak mendapat perhatian audit, karena aktiva tetap disajikan
pada kosnya, bukan nilai bersih yang dapat direalisasikan pada tanggal neraca
seperti halnya dengan aktiva lancar. Di lain pihak, pengujian substantif
terhadap aktiva lancar, dititikberatkan pada saldo aktiva lancar tersebut pada
tanggal neraca, karena aktiva lancar harus disajikan di neraca sebesar nilai
bersih yang dapat direalisasikan pada tanggal tersebut.
Pengujian Substantif
terhadap Aktiva Tetap dalam Audit yang Pertama Kalinya
Ada
beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam audit terhadap aktiva tetap pada
audit yang pertama kalinya :
1. Apakah
laporan keuangan tahun sebelumnya telah diaudit oleh auditor independen lain ?
2. Apakah
klien menyelenggarakan catatan rinci untuk aktiva tetapnya ?
3. Apakah
klien mengarsipkan dokumen-dokumen yang mendukung transaksi yang bersangkutan
dengan pemerolehan dan mutasi aktiva tetap sampai dengan saat audit yang
pertama dilaksanakan ?
Jika
laporan keuangan klien belum pernah diaudit oleh auditor independen lain dan
audit yang sekarang ini merupakan audit yang pertama kalinya, auditor mempunyai
kewajiban untuk memverifikasi saldo awal aktiva tetap untuk memperoleh
keyakinan mengenai kewajaran saldo tersebut. Verifikasi tersebut dilakukan oleh
auditor meliputi periode sejak saat aktiva tetap tersebut diperoleh sampai
dengan awal tahun yang diaudit. Semua bukti yang mendukung transaksi mutasi
aktiva tetap harus diverifikasi oleh auditor. Oleh karena itu, tersedianya
catatan aktiva tetap yang rinci dan dokumen yang mendukung transaksi
pemerolehan dan mutasi aktiva tetap yang dicatat di dalam catatan aktiva tetap
tersebut diperlukan oelh auditor dalam audit yang pertama.
Jika
laporan keuangan klien tahun sebelumnya telah diaudit oleh auditor independen
lain, kewajiban memverifikasi saldo awal aktiva tetap bagi auditor yang baru
menjadi lebih ringan. Jika laporan keuangan klien diberi pendapat wajar tanpa
pengecualian dari auditor independen sebelumnya, auditor yang baru dapat
langsung menggunakan saldo awal aktiva tetap sebagai saldo awal yang wajar.
Bagi auditor yang baru tersebut, titik berat pengujian substantifnya terhadap
aktiva tetap kemudian hanya dipusatkan pada transaksi mutasi aktiva tetap yang
terjadi dalam tahun yang diaudit.
PRINSIP AKUNTANSI
BERTERIMA UMUM DALAM PENYAJIAN AKTIVA TETAP DI NERACA
Sebelum
membahas pengujian substantif terhadap saldo aktiva tetap, perlu diketahui
lebih dahulu prinsip akuntansi berterima umum dalam penyajian aktiva tetap di
neraca, antara lain :
1. Dasar
penilaian aktiva tetap harus dicantumkan di dalam neraca.
2. Aktiva
tetap yang digadaikan harus dijelaskan.
3. Jumlah
depresiasi akumulasian dan biaya depresiasi untuk tahun kini harus ditunjukkan
di dalam laporan keuangan.
4. Metode
yang digunakan dalam penghitungan depresiasi golongan besar aktiva tetap harus
diungkapkan di dalam laporan keuangan.
5. Aktiva
tetap harus dipecah ke dalam golongan yang terpisah jika jumlahnya material.
6. Aktiva
tetap yang telah habis didepresiasi namun masih digunakan untuk beroperasi,
jika jumlahnya material, harus dijelaskan.
TUJUAN PENGUJIAN
SUBSTANTIF TERHADAP SALDO AKTIVA TETAP
Tujuan
pengujian substantif terhadap saldo aktiva tetap adalah :
1. Memperoleh
keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan aktiva
tetap.
2. Membuktikan
keberadaan aktiva tetap dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan aktiva
tetap yang dicantumkan di neraca.
3. Membuktikan
hak kepemilikan klien atas aktiva tetap yang dicantumkan di neraca.
4. Membuktikan
kewajaran penilaian aktiva tetap yang dicantumkan di neraca.
5. Membuktikan
kewajaran penyajian dan pengungkapan aktiva tetap di neraca.
Memperoleh keyakinan
tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan aktiva tetap. Sebelum
auditor melakukan pengujian mengenai kewajaran saldo aktiva tetap yang
dicantumkan di neraca dan mutasinya selama tahun yang diaudit, ia harus
memperoleh keyakinan mengenai ketelitian dan keandalan catatan akuntansi yang
mendukung informasi saldo dan mutasi aktiva tetap tersebut. Untuk itu auditor
melakukan rekonsiliasi antara saldo aktiva tetap yang dicantumkan di dalam
neraca dengan akun aktiva tetap yang bersangkutan di dalam buku besar dan
selanjutnya ke jurnal pengeluaran kas, jurnal umum dan buku pembantu aktiva
tetap.
Membuktikan asersi
keberadaan aktiva tetap dan asersi keterjadian transaksi yang berkaitan dengan
aktiva tetap dicantumkan di neraca. Seperti dalam
audit terhadap pada umumnya, pengujian substantif ditujukan untuk membuktikan
apakah aktiva yang dicantumkan di dalam neraca sesuai dengan aktiva
sesungguhnya ada pada tanggal neraca tersebut. Untuk tujuan ini, auditor
melakukan berbagai prosedur audit guna membuktikan : keberadaan aktiva yang
bersangkutan dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan aktiva tersebut,
kelengkapan, hak kepemilikan atas aktiva tersebut, kewajaran penilaian aktiva
tersebut pada tanggal neraca, kewajaran penyajian dan pengungkapan aktiva
tersebut di dalam laporan keuangan. Dalam hubungannya dengan pengujian
substantif terhadap aktiva tetap, pengujian diarahkan untuk mencapai salah satu
tujuannya yaitu membuktikan keberadaan aktiva tetap dan keterjadian transaksi
yang bersangkutan dengan aktiva tersebut, auditor melakuakn berbagai pengujian
substantif berikut ini :
1. Pengujian
analitik.
2. Pemeriksaan
bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan aktiva tetap.
3. Inspeksi
terhadap aktiva tetap.
4. Pemeriksaan
terhadap dokumen hak milik dan kontrak.
5. Review
terhadap pembentukan depresiasi akumulasian.
Membuktikan asersi
kelengkapan aktiva tetap yang dicantumkan di neraca.
Untuk membuktikan bahwa aktiva tetap yang dicantumkan di neraca mencakup semua
aktiva tetap klien pada tanggal neraca dan mencakup semua transaksi yang
berkaitan dengan aktiva tetap dalam tahun yang diaudit, auditor melakukan
berbagai pengujian substantif berikut ini :
1. Pengujian
analitik.
2. Pemeriksaan
bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan aktiva tetap.
3. Inspeksi
terhadap aktiva tetap.
4. Pemeriksaan
terhadap dokumen hak milik dan kontrak.
5. Review
terhadap pembentukan depresiasi akumulasian.
Membuktikan asersi hak
kepemilikan klien atas aktiva tetap yang dicantumkan di neraca. Untuk
membuktikan hak kepemilikan klien atas aktiva tetap yang dicantumkan di neraca,
auditor melakukan pengujian substantif berikut ini :
1. Pemeriksaan
bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan aktiva tetap.
2. Inspeksi
terhadap aktiva tetap.
3. Pemeriksaan
terhadap dokumen hak milik dan kontrak.
Membuktikan asersi
penilaian aktiva tetap yang dicantumkan di neraca.
Seperti tersebut dalam prinsip akuntansi berterima umum, aktiva tetap harus
disajikan di neraca pada nilai buku (book value) pada tanggal neraca atau
dengan kata lain sebesar kos aktiva tetap dikurangi dengan depresiasi
akumulasian sampai dengan tanggal neraca. Dengan demikian akun Depresiasi
Akumulasian Aktiva Tetap merupakan akun penilaian (valuation account) untuk
mengurangi saldo aktiva tetap menjadi sebesar nilai bukunya pada tanggal
neraca. Untuk membuktikan kewajaran penentuan jumlah akun Depresiasi
Akumulasian Aktiva Tetap yang dicantumkan di neraca, auditor melakukan
pengujian substantif berikut ini :
1. Prosedur
audit awal.
2. Pengujian
analitik.
3. Pemeriksaan
bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan aktiva tetap.
4. Inspeksi
terhadap aktiva tetap.
5. Pemeriksaan
terhadap dokumen hak milik dan kontrak.
6. Review
terhadap pembentukan depresiasi akumulasian.
Membuktikan asersi
penyajian dan pengungkapan aktiva tetap di neraca.
Penyajian dan pengungkapan unsur-unsur laporan keuangan harus didasarkan pada
prinsip akuntansi berterima umum. Pengujian substantif terhadap aktiva tetap
diarahkan untuk mencapai salah satu tujuan membuktikan apakah unsur aktiva
tetap telah disajikan dan diungkapkan oleh klien di neracanya sesuai dengan
prinsip akuntansi berterima umum. Satu-satunya pengujian substantif untuk
membuktikan asersi penyajian dan pengungkapan aktiva tetap di neraca adalah
dengan membandingkan penyajian dan pengungkapan aktiva tetap di neraca yang
diaudit dengan prinsip akuntansi berterima umum.
PROGRAM PENGUJIAN
SUBSTANTIF TERHADAP SALDO AKTIVA TETAP
Program
pengujian substantif terhadap aktiva tetap berisi prosedur audit yang dirancang
untuk mencapai tujuan audit seperti yang telah diuraikan diatas.
Prosedur Audit Awal
Sebelum
membuktikan apakah saldo aktiva tetap yang dicantumkan oleh klien di dalam
neracanya sesuai dengan aktiva tetap yang benar-benar ada pada tanggal neraca,
auditor melakukan rekonsiliasi antara
informasi aktiva tetap yang dicantumkan di neraca dengan catatan
akuntansi yang mendukungnya. Rekonsiliasi ini perlu dilakukan agar auditor
memperoleh keyakinan bahwa informasi aktiva tetap yang dicantumkan di neraca
didukung dengan catatan akuntansi yang dapat dipercaya. Oleh karena itu,
auditor melakukan enam prosedur audit berikut ini dalam melakukan rekonsiliasi
informasi aktiva tetap di neraca dengan catatan akuntansi yang bersangkutan :
1. Usut
saldo aktiva tetap yang tercantum di neraca ke saldo akun Aktiva Tetap yang
bersangkutan di dalam buku besar.
2. Hitung
kembali saldo akun Aktiva Tetap di buku besar.
3. Usut
saldo awal akun Aktiva Tetap ke kertas kerja tahun yang lalu.
4. Lakukan
review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting dalam akun
Aktiva Tetap dan Depresiasi Akumulasinya.
5. Usut
posting pendebitan dan pengkreditan akun Aktiva Tetap ke jurnal yang
bersangkutan.
6. Lakukan
rekonsiliasi buku pembantu Aktiva Tetap dengan akun control Aktiva Tetap di buku besar.
Berikut
ini uraikan lebih rinci prosedur audit awal dalam pengujian substantive
terhadap aktiva tetap :
Usut saldo aktiva tetap
yang tercantum di neraca ke saldo akun Aktiva Tetap dan Depresiasi Akumulasian
yang bersangkutan di buku besar. Untuk memperoleh keyakinan bahwa saldo aktiva tetap yang
tercantum di neraca didukung dengan catatan akuntansi yang dapat dipercaya
kebenaran mekanisme pencatatannya, maka saldo aktiva tetap yang dicantumkan di
neraca diusut ke akun buku besar berikut ini :
Aktiva Tetap
Akun
ini digunakan untuk menampung transaksi timbulnya dan berkurangnya aktiva tetap
dari transaksi pembelian, pembuatan/pembangunan dan penghentian pemakaian
aktiva tetap serta pengeluaran modal (capital expenditure) yang bersangkutan
dengan aktiva tetap. Dalam perusahaan manufaktur, umumnya akun aktiva tetap ini
digolongkan menjadi : tanah dan perbaikan tanah, gedung dan perbaikan gedung,
mesin dan equipment pabrik, mebel dan kendaraan.
Depresiasi
Akumulasian
Akun
ini merupakan akun penilai yang digunakan untuk mengurangi kos aktiva tetap
bruto menjadi nilai buku aktiva tetap. Akun ini dibentuk untuk setiap golongan
aktiva tetap yang didepresiasi (depreciable fixed assets). Akun ini digunakan
untuk menampung transaksi pencatatan depresiasi aktiva tetap dan berkurangnya
depresiasi akumulasian karena transaksi : penjualan, penghentian pemakaian dan
pertukaran.
Hitung kembali saldo
akun Aktiva Tetap dan Depresiasi Akumulasian yang bersangkutan di buku besar.
Untuk memperoleh keyakinan mengenai ketelitian penghitungan saldo akun Aktiva
Tetap dan Depresiasi Akumulasian yang bersangkutan, auditor menghitung kembali
saldo akun Aktiva Tetap dan Depresiasi Akumulasian yang bersangkutan dengan
cara menambah saldo awal dengan jumlah pengkreditan dan menguranginya dengan
jumlah pendebitan tiap-tiap akun tersebut.
Usut saldo awal akun
Aktiva Tetap dan Depresiasi Akumulasian yang bersangkutan ke kertas kerja tahun
yang lalu. Sebelum auditor melakukan pengujian
terhadap transaksi rinci yang menyangkut akun Aktiva Tetap dan Depresiasi
Akumulasian yang bersangkutan, ia perlu memperoleh keyakinan atas kebenaran
saldo awal akun tersebut. Untuk mencapai tujuan ini, auditor melakukan
pengusutan saldo awal akun Aktiva Tetap dan Depresiasi Akumulasian yang
bersangkutan ke kertas kerja tahun yang lalu. Kertas kerja tahun lalu dapat
menyediakan informasi tentang berbagai koreksi yang diajukan oleh auditor dalam
audit tahun yang lalu, sehingga auditor dapat mengevaluasi tindak lanjut yang
telah ditempuh oleh klien dalam menanggapi koreksi yang diajukan oleh auditor.
Lakukan review terhadap
mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting dalam akun Aktiva Tetap dan
Depresiasi Akumulasinya. Kecurangan dalam
transaksi pemerolehan, pertukaran penghentian pemakaian, depresiasi aktiva
tetap dapat ditemukan melalui review atas mutasi luar biasa, baik dalam jumlah maupun sumber posting dalam
akun Aktiva Tetap dan Depresiasi Akumulasian dan Akun Pendapatan dan Rugi Luar
Biasa.
Usut posting pendebitan
dan pengkreditan akun Aktiva Tetap dan Depresiasi Akumulasian yang bersangkutan
ke jurnal yang bersangkutan. Untuk memperoleh
keyakinan bahwa mutasi penambahan dan pengurangan aktiva tetap berasal dari
jurnal-jurnal yang bersangkutan, pendebitan di dalam akun aktiva tetap diusut
ke register bukti kas keluar dan jurnal umum sedangkan pengkreditan ke dalam
akun tersebut diusut ke jurnal umum.
Lakukan rekonsiliasi
buku pembantu aktiva tetap dengan akun kontrol Aktiva Tetap dan Depresiasi
Akumulasian yang bersangkutan di buku besar. Saldo kontrol Aktiva Tetap dan
Depresiasi Akumulasian yang bersangkutan di buku besar tersebut kemudian
dicocokkan dengan jumlah saldo akun pembantu aktiva tetap untuk memperoleh
keyakinan bahwa catatan akuntansi klien yang bersangkutan dengan aktiva tetap
dapat dipercaya ketelitiannya.
Prosedur Analitik
Ratio
berikut ini seringkali digunakan oleh auditor dalam pengujian analitik terhadap
aktiva tetap :
Ratio
|
Formula
|
1. Tingkat
perputaran aktiva tetap
|
Hasil penjualan bersih / Rerata
saldo aktiva tetap
|
2. Ratio
laba bersih dengan aktiva tetap
|
Hasil penjualan bersih / Rerata
saldo aktiva tetap
|
3. Ratio
aktiva tetap dengan modal saham
|
Aktiva tetap / modal saham
|
4. Ratio
biaya reparasi dan pemeliharaan dengan aktiva tetap
|
Biaya reparasi dan pemeliharaan /
hasil penjualan bersih
|
Berbagai
ratio tersebut jika dihitung oleh auditor dan kemudian dibandingkan dengan
angka harapan (ratio yang sama dari data masa lalu, data industri, jumlah yang
dianggarkan atau data lain) akan dapat memberikan indikasi bagi auditor ke
fokus mana perhatian auditor perlu diarahkan dalam pelaksanaan pengujian
transaksi rinci dan saldo akun rinci.
Pengujian terhadap
Transaksi Rinci
Periksa Tambahan Aktiva
Tetap ke Dokumen yang Mendukung Transaksi Pemerolehan Aktiva Tetap Tersebut
Pemeriksaan
dokumen yang mendukung tambahan aktiva tetap yang terjadi dalam tahun yang
diaudit memberikan bukti tentang :
1. Asersi
keberadaan aktiva tetap dan keterjadian transaksi yang menambah aktiva tetap
2. Asersi
kelengkapan unsur yang membentuk kos aktiva tetap
3. Asersi
kepemilikan klien atas tambahan aktiva tetap
4. Asersi
penilaian aktiva tetap
Untuk
menilai kewajaran kos aktiva tetap, auditor harus memeriksa dokumen sumber dan
dokumen pendukung pemerolehan. Dalam memverifikasi pemerolehan aktiva tetap
auditor memeriksa otorisasi penambahan aktiva tetap dalam notulen rapat direksi
dan dewan komisaris, anggaran modal dan bukti kas keluar. Disamping itu,
auditor juga melakukan pemeriksaan terhadap dokumen pendukung bukti kas keluar,
untuk memastikan bahwa aktiva tersebut dicatat sebesar kosnya, yaitu harga yang
tercantum di dalam faktur dari pemasok ditambah biaya-biaya yang dikeluarkan
sampai dengan aktiva tetap tersebut siap untuk digunakan. Dalam memverifikasi
aktiva tetap yang diperoleh dengan capital lease, kos aktiva tetap ditentukan
sebesar nilai tunai pembayaran sewa. Karena penghitungan nilai tunai ini
menggunakan imputed interest rate, maka auditor harus mengevaluasi kewajaran
tarif bunga yang diperhitungkan dalam penentuan nilai tunai pembayaran sewa
tersebut. Dalam hal aktiva tetap diperoleh dari pertukaran, auditor harus
memperhatikan penentuan kos aktiva yang diperoleh klien dan kemungkinan adanya
transaksi di antara pihak yang memiliki hubungan istimewa.
Periksa Berkurangnya
Aktiva Tetap ke Dokumen yang Mendukung Transaksi Tersebut
Pemeriksaan
terhadap dokumen yang mendukung transaksi berkurangnya aktiva tetap yang
terjadi dalam tahun yang diaudit memberikan bukti tentang :
1. Asersi
keberadaan aktiva tetap dan keterjadian transaksi berkurangnya aktiva tetap
2. Asersi
kelengkapan unsur yang mengurangi kos aktiva tetap
3. Asersi
hak kepemilikan klien atas aktiva tetap yang dikurangi
4. Asersi
penilaian aktiva tetap
Bukti-bukti
penjualan aktiva tetap, penghentian pemakaian aktiva tetap dan pertukaran harus
diperoleh auditor untuk memverifikasi pengkreditan akun aktiva tetap. Dalam hal
ini, auditor perlu melaksanakan prosedur audit untuk menemukan kemungkinan
klien tidak mencatat transaksi penghentian aktiva tetapnya. Prosedur audit yang
biasanya digunakan oleh auditor untuk menemukan adanya penghentian pemakaian
aktiva tetap yang tidak dicatat (unrecorded retirement) adalah sebagai berikut
:
1. Carilah
informasi mengenai adanya tambahan aktiva tetap yang jumlahnya material di
dalam tahun yang diaudit untuk menentukan apakah aktiva tetap yang lama telah
ditukarkan dan telah diganti dengan aktiva tetap yang baru tersebut.
2. Lakukan
analisis terhadap akun Pendapatan di Luar Usaha untuk menemukan adanya
penerimaan kas dari penjualan aktiva tetap. Jika klien tidak mencatat
penghentian pemakaian aktiva tetapnya, jurnal yang biasanya dibuat oleh klien
hanyalah jurnal penerimaan kas dari penjualan aktiva tetap yang telah
dihentikan pemakaiannya.
3. Jika
dalam tahun yang diaudit terhadap penghentian produksi produk tertentu,
selidikilah perlakuan terhadap aktiva tetap yang semula digunakan untuk
memproduksi produk tersebut.
4. Periksa
perintah kerja atau dokumen lain yang menunjukkan adanya otorisasi penghentian
pemakaian aktiva tetap.
5. Selidikilah
adanya penurunan jumlah pertanggungan asuransi untuk menentukan kemungkinan
adanya penghentian pemakaian aktiva tetap.
Periksa Ketepatan Pisah
Batas Transaksi Aktiva Tetap
Verifikasi
pisah batas dalam pengujian substantif terhadap aktiva tetap tidak sepenting
verifikasi pisah batas yang dilaksanakan oleh auditor dalam pengujian
substantif terhadap aktiva lancar. Verifikasi pisah batas transaksi mutasi
aktiva tetap dimaksudkan untuk menemukan kemungkinan terjadinya pencatatan
transaksi mutasi aktiva tetap yang tidak dalam periode akuntansi yang
seharusnya. Ketidaktepatan pisah batas ini akan mempunyai akibat penentuan laba
dan rugi di luar usaha (akibat penjualan, pertukaran atau penghentian pemakaian
aktiva tetap) dan modal kerja.
Untuk
membuktikan bahwa klien menggunakan pisah batas yang konsisten terhadap
transaksi pemerolehan aktiva tetap, auditor memeriksa bukti kas keluar dan dokumen
laporan penerimaan barang yang dibuat dan dicatat oleh klien dalam periode
sebelum dan sesudah tanggal neraca. Dengan membandingkan tanggal bukti kas
keluar, tanggal laporan penerimaan barang dan tanggal pencatatan transaksi
pemerolehan di dalam register bukti kas keluar, auditor dapat membuktikan
apakah transaksi bertambahnya aktiva tetap yang terjadi dalam periode sebelum
dan sesudah tanggal neraca, telah dicatat dalam periode akuntansi yang
seharusnya. Untuk membuktikan apakah klien menggunakan pisah batas yang
konsisten terhadap transaksi penghentian pemakaian aktiva tetap, auditor
memeriksa bukti memorial (jurnal voucher) dan dokumen laporan penerimaan barang
yang dibuat dan dicatat oleh klien dalam periode sebelum dan sesudah tanggal
neraca. Dengan membandingkan tanggal bukti memorial, tanggal laporan penerimaan
barang dan tanggal pencatatan transaksi pemerolehan di dalam jurnal umum,
auditor dapat membuktikan apakah transaksi berkurangnya aktiva tetap yang
terjadi karena penghentian pemakaian aktiva tetap dalam periode sebelum dan
sesudah tanggal neraca, telah dicatat dalam periode akuntansi yang seharusnya.
Lakukan Review terhadap
Akun Biaya Reparasi dan Pemeliharaan Aktiva Tetap
Kos
aktiva tetap dalam tahun yang diaudit dapat bertambah dengan adanya pengeluaran
modal yang bersangkutan dengan aktiva tetap. Auditor harus memperoleh informasi
mengenai pembedaan pengeluaran modal dan pengeluaran pendapatan (revenue
expenditures) yang dilakukan oleh klien. Atas dasar kebijakan akuntansi
mengenai pengeluaran modal dan pengeluaran pendapatan tersebut auditor
melakukan analisis terhadap akun biaya reparasi dan pemeliharaan untuk
menemukan transaksi pengeluaran modal yang diperlakukan oleh klien sebagai
pengeluaran pendapatan (dicatat di dalam akun Biaya Reparasi dan Pemeliharaan).
Pengujian terhadap
Saldo Akun Rinci
Lakukan Inspeksi
terhadap Tambahan Aktiva Tetap dalam Tahun Yang Diaudit
Informasi
mengenai tambahan aktiva tetap dalam tahun yang diaudit diperoleh dari notulen
rapat dewan komisaris atau direksi dan anggaran modal yang dibuat oleh klien.
Atas dasar informasi tersebut auditor kemudian menganalisis pendebitan akun
aktiva tetap dalam tahun yang diaudit untuk memperoleh informasi lebih rinci
mengenai tambahan aktiva tetap dalam tahun yang diaudit ke dalam dokumen
authorization for expenditure (AFE) dan bukti kas keluar beserta dokumen
pendukungnya (surat order pembelian, laporan penerimaan barang dan faktur dari
pemasok). Informasi tambahan aktiva tetap tersebut kemudian diinspeksi fisik
aktiva tetapnya oleh auditor untuk memverifikasi eksistensi tambahan aktiva
tetap tersebut.
Periksa Dokumen Kontrak
dan Dokumen Hak Kepemilikan Klien atas Aktiva Tetap
Aktiva
tetap yang berada di tangan klien pada tanggal neraca perlu diverifikasi hak
kepemilikannya, karena di antara aktiva tersebut kemungkinan diperoleh klien
dengan menyewa dari perusahaan lain. Pihak yang berwenang mengeluarkan sertifikat
sebagai bukti pemilikan aktiva tetap seperti tanah, bangunan dan kendaraan
bermotor. Oleh karena itu, untuk jenis aktiva tetap tersebut, pembuktian hak
kepemilikannya dilakukan dengan meminta sertifikat tanah atau bukti pembayaran
pajak bumi dan bangunan (PBB), sertifikat izin membangun bangunan dan bukti
pemilikan kendaraan bermotor (BPKB). Pembuktian hak pemilikan atas aktiva tetap
klien dilakukan oleh auditor dengan :
1. Memeriksa
dokumen yang mendukung pemerolehan dan penghentian pemakaian aktiva tetap
2. Memeriksa
dokumen yang mendukung transaksi pembayaran sewa
3. Memeriksa
polis asuransi aktiva tetap
4. Meminta
informasi mengenai aktiva tetap yang dijaminkan dalam penarikan uang
5. Melakukan
inspeksi terhadap perjanjian persewaan
Periksa dokumen yang
mendukung pemerolehan dan penghentian pemakaian aktiva tetap. Untuk
memverifikasi hak kepemilikan atas aktiva tetap yang dicantumkan di dalam
neraca, auditor pertama kali harus memeriksa dokumen yang mendukung transaksi
timbulnya aktiva tetap seperti bukti kas keluar, surat permintaan otorisasi
investasi, surat permintaan otorisasi reparasi, laporan penerimaan barang,
faktur dari pemasok, bukti pembayaran pajak (misalnya pajak balik nama) dan
bukti pengeluaran kas lain untuk menjadikan aktiva tetap siap untuk dipakai.
Dari dokumen yang mendukung transaksi pemerolehan, auditor dapat memperoleh
informasi apakah faktur dari pemasok berisi nama klien. Penghentian pemakaian
aktiva tetap dapat menyebabkan aktiva tetap berkurang dan aktiva tetap tersebut
harus dikeluarkan dari catatan aktiva tetap klien. Prosedur audit untuk
menemukan unrecorded retirement dapat memberikan informasi bagi auditor dalam
menentukan hak kepemilikan klien atas aktiva tetap.
Periksalah dokumen yang
bersangkutan dengan biaya sewa. Untuk memverifikasi hak
pemilikan klien atas aktiva tetap, auditor menganalisis akun Biaya Sewa. Dari
analisis akun ini, auditor dapat memperoleh informasi mengenai aktiva tetap
yang digunakan oleh klien yang bukan merupakan milik klien.
Lakukan inspeksi
terhadap polis asuransi aktiva tetap. Pengendalian
intern yang baik mengharuskan klien mengasuransikan aktiva tetapnya dari
kemungkinan kerugian akibat kebakaran atau bencana yang lain. Di dalam polis
asuransi dapat dijumpai nama pemilik dan penerima manfaat asuransi tersebut,
sehingga untuk memverifikasi hak kepemilikan aktiva tetap klien, auditor
melakukan inspeksi terhadap polis asuransi aktiva tetap.
Mintalah informasi
mengenai aktiva tetap yang dijadikan jaminan dalam penarikan utang. Jika
klien menarik kredit dari bank dengan jaminan aktiva tetap, informasi mengenai
aktiva tetap yang dijaminkan dalam penarikan utang dapat diperoleh auditor dari
jawaban konfirmasi bank.
Lakukan inspeksi
terhadap perjanjian leasing. Jika klien menggunakan
aktiva tetap yang diperoleh dari transaksi leasing, auditor perlu mempelajari
pasal-pasal yang tercantum dalam perjanjian leasing tersebut untuk menentukan
apakah aktiva tersebut harus diakui sebagai aktiva tetap klien atau hanya
sebagai sewa biasa saja.
Lakukan Review terhadap
Perhitungan Depresiasi dan Deplesi Aktiva Tetap
Penilaian
terhadap aktiva tetap yang didepresiasi atau dideplesi mengharuskan auditor
melakukan penghitungan kembali biaya depresiasi atau biaya deplesi aktiva tetap
dengan menggunakan metode depresiasi atau deplesi yang dipakai oleh klien dan
berdasarkan kos aktiva yang telah mengalami penambahan karena transaksi
pemerolehan dan pengeluaran modal serta pengurangan karena transaksi
penghentian pemakaian aktiva tetap dalam tahun yang diaudit.
Lakukan rekonsiliasi
aktiva tetap tertentu ke dalam buku pembantu aktiva tetap.
Akuntansi aktiva tetap yang baik mensyaratkan agar semua aktiva tetap diberi
nomor identifikasi sehingga memudahkan rekonsiliasi periodik antara fisik
aktiva tetap dengan catatan akuntansinya. Untuk membuktikan eksistensi aktiva
tetap, auditor memilih bebrapa aktiva tetap tertentu, mencatat nomor
identifikasinya dan kemudian mengusut aktiva tetap tersebut ke dalam buku
pembantu aktiva tetap.
Hitung kembali jumlah
rupiah yang dicatat di dalam akun-akun yang terkait dalam transaksi penghentian
pemakaian aktiva tetap. Penghentian pemakaian
aktiva tetap dicatat dengan mendebit akun Depresiasi Akumulasian Aktiva Tetap,
mengkredit akun aktiva tetap yang bersangkutan dan mendebit akun Rugi
Penghentian Pemakaian Aktiva Tetap atau mengkredit akun Laba Penghentian
Pemakaian Aktiva Tetap. Karena transaksi penghentian aktiva tetap menyangkut
baik akun aktiva tetap maupun akun penilainya, maka auditor perlu menghitung
kembali jumlah rupiah yang dicatat di dalam akun yang terkait dengan transaksi
penghentian pemakaian aktiva tetap.
Verifikasi Penyajian
dan Pengungkapan
Periksa Klasifikasi
Aktiva Tetap di dalam Neraca
Aktiva
tetap harus disajikan di dalam neraca dalam kelompok aktiva tidak lancar pada
kosnya dikurangi dengan depresiasi akumulasian atau deplesi. Auditor melakukan
pemeriksaan terhadap klasifikasi aktiva tetap di dalam neraca berdasarkan
prinsip akuntansi berterima umum dalam penyajian aktiva tetap di neraca.
Periksa Pengungkapan
yang Bersangkutan dengan Aktiva Tetap
Menurut
prinsip akuntansi berterima umum dalam penyajian aktiva tetap di neraca, klien
berkewajiban mencantumkan pengungkapan yang memadai mengenai metode depresiasi
atau deplesi yang dipakainya, aktiva tetap yang dijaminkan atau digadaikan
dalam penarikan utang dan aktiva tetap yang telah habis didepresiasi namun
masih digunakan dalam kegiatan perusahaan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Aktiva tetap adalah kekayaan
perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai manfaatekonomis lebih dari satu
tahun, dan diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan perusahaan,
bukan untuk dijual kembali.
Aktiva tetap memiliki karakteristik
yang berbeda dengan aktiva lancar. Perbedaankarakteristik ini berdampak
terhadap pengujian substantif kedua golongan aktiva tersebut.
Jika auditor tidak menyadari dampak
perbedaan karakteristik aktiva lancar dengan aktivatetap, ia tidak akan dapat
melakukan pengujian substantif dengan efektif terhadap keduagolongan tersebut.
Perbedaan karakteristik aktiva tetap dengan aktiva lancar tersebutmengakibatkan
perbedaan pengujian substantif terhadap kedua macam aktiva tersebut.
Tujuan pengujian substantif terhadap
saldo aktiva tetap adalah :
1. Memperoleh
keyakinantentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan aktiva
tetap,
2.
Membuktikankeberadaan aktiva tetap
dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan aktiva tetap yangdicantumkan di
neraca,
3.
Membuktikan hak kepemilikan klien
atas aktiva tetap yangdicantumkan di neraca,
4.
Membuktikan kewajaran penilaian
aktiva tetap yang dicantumkan dineraca, dan
5. Membuktikan
kewajaran penyajian dan pengungkapan aktiva tetap di neraca.
Prosedur Audit Aktiva Tetap dibagi menjadi dua yaitu
prosedur audit awal dan prosedur analitik.
DAFTAR
PUSTAKA
Mulyadi. 2008. Auditing. Edisi ke 6. Jakarta: Salemba
Empat
0 comments:
Post a Comment