WINBIE GENESIS: AUDIT TERHADAP SIKLUS PENGELUARAN winbie genesis

Pages

Thursday, May 7, 2015

AUDIT TERHADAP SIKLUS PENGELUARAN



PENGERTIAN AKTIVA TETAP
Aktiva tetap adalah kekayaan perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai manfaat ekonomis lebih dari satu tahun dan diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan perusahaan, bukan untuk dijual kembali. Aktiva tetap dalam perusahaan manufaktur, umumnya digolongkan menjadi :
1.      Tanah dan perbaikan tanah (land and land improvement)
2.      Gedung dan perbaikan gedung (building and building improvement)
3.      Mesin dan equipment pabrik
4.      Mebel
5.      Kendaraan

Perbedaan Karakteristik Aktiva Tetap dengan Aktiva Lancar
Perbedaan karakteristik aktiva tetap dan aktiva lancar berdampak terhadap pengujian substantif, jika auditor tidak menyadari dampak perbedaan karakteristrik aktiva lancar dengan aktiva tetap, ia tidak akan dapat melakukan pengujian substantif dengan efektif terhadap kedua golongan aktiva tersebut.
Perbedaan karakteristik aktiva tetap dibanding dengan aktiva lancar adalah sebagai berikut :
1.      Akun aktiva tetap mempunyai saldo yang besar di dalam neraca, transaksi perubahannya relatif sangat sedikit namun umumnya menyangkut jumlah rupiah yang besar.
2.      Kesalahan pisah batas transaksi yang bersangkutan dengan aktiva tetap mempunyai pengaruh kecil terhadap perhitungan rugi-laba, sedangkan kesalahan pisah batas transaksi yang bersangkutan dengan aktiva lancar berpengaruh langsung terhadap perhitungan rugi-laba tahun yang diaudit.
3.      Aktiva tetap disajikan di neraca pada kosnya dikurangi dengan akumulasian, sedangkan aktiva lancar disajikan di neraca pada nilai bersih yang dapat direalisasikan pada tanggal neraca.
Perbedaan Pengujian Substantif terhadap Aktiva Tetap dengan Aktiva Lancar
Perbedaan karakteristik aktiva tetap dengan aktiva lancar dapat mengakibatkan perbedaan pengujian substantif, antara lain :
1.      Karena frekuensi transaksi yang menyangkut aktiva tetap relatif sedikit, maka jumlah waktu yang dikonsumsi untuk pengujian substantif terhadapa aktiva tetap relatif lebih sedikit bila dibandingkan dengan waktu yang digunakan untuk pengujian substantif terhadap aktiva lancar.
2.      Karena ketepatan pisah batas transaksi yang bersangkutan dengan aktiva tetap sedikit pengaruhnya terhadap perhitungan rugi-laba, maka auditor tidak tidak mengarahkan perhatiannya terhadap masalah ketelitian pisah batas transaksi yang bersangkutan dengan aktiva tetap pada akhir tahun. Dalam pengujian substantif terhadap aktiva lancar, auditor memusatkan perhatiannya terhadap ketepatan pisah bats transaksi yang bersangkutan dengan aktiva lancar, karena kesalahan atau ketidaktelitian penentuan pisah batas transaksi yang bersangkutan dengan aktiva lancar berdampak langsung terhadap perhitungan rugi-laba tahun yang diaudit.
3.      Pengujian substantif terhadap aktiva tetap dititikberatkan pada verifikasi mutasi aktiva tetap yang terjadi dalam tahun yang diaudit. Verifikasi saldo aktiva tetap pada tanggal neraca tidak mendapat perhatian audit, karena aktiva tetap disajikan pada kosnya, bukan nilai bersih yang dapat direalisasikan pada tanggal neraca seperti halnya dengan aktiva lancar. Di lain pihak, pengujian substantif terhadap aktiva lancar, dititikberatkan pada saldo aktiva lancar tersebut pada tanggal neraca, karena aktiva lancar harus disajikan di neraca sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan pada tanggal tersebut.


Pengujian Substantif terhadap Aktiva Tetap dalam Audit yang Pertama Kalinya
Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam audit terhadap aktiva tetap pada audit yang pertama kalinya :
1.      Apakah laporan keuangan tahun sebelumnya telah diaudit oleh auditor independen lain ?
2.      Apakah klien menyelenggarakan catatan rinci untuk aktiva tetapnya ?
3.      Apakah klien mengarsipkan dokumen-dokumen yang mendukung transaksi yang bersangkutan dengan pemerolehan dan mutasi aktiva tetap sampai dengan saat audit yang pertama dilaksanakan ?
Jika laporan keuangan klien belum pernah diaudit oleh auditor independen lain dan audit yang sekarang ini merupakan audit yang pertama kalinya, auditor mempunyai kewajiban untuk memverifikasi saldo awal aktiva tetap untuk memperoleh keyakinan mengenai kewajaran saldo tersebut. Verifikasi tersebut dilakukan oleh auditor meliputi periode sejak saat aktiva tetap tersebut diperoleh sampai dengan awal tahun yang diaudit. Semua bukti yang mendukung transaksi mutasi aktiva tetap harus diverifikasi oleh auditor. Oleh karena itu, tersedianya catatan aktiva tetap yang rinci dan dokumen yang mendukung transaksi pemerolehan dan mutasi aktiva tetap yang dicatat di dalam catatan aktiva tetap tersebut diperlukan oelh auditor dalam audit yang pertama.
Jika laporan keuangan klien tahun sebelumnya telah diaudit oleh auditor independen lain, kewajiban memverifikasi saldo awal aktiva tetap bagi auditor yang baru menjadi lebih ringan. Jika laporan keuangan klien diberi pendapat wajar tanpa pengecualian dari auditor independen sebelumnya, auditor yang baru dapat langsung menggunakan saldo awal aktiva tetap sebagai saldo awal yang wajar. Bagi auditor yang baru tersebut, titik berat pengujian substantifnya terhadap aktiva tetap kemudian hanya dipusatkan pada transaksi mutasi aktiva tetap yang terjadi dalam tahun yang diaudit.
PRINSIP AKUNTANSI BERTERIMA UMUM DALAM PENYAJIAN AKTIVA TETAP DI NERACA
Sebelum membahas pengujian substantif terhadap saldo aktiva tetap, perlu diketahui lebih dahulu prinsip akuntansi berterima umum dalam penyajian aktiva tetap di neraca, antara lain :
1.      Dasar penilaian aktiva tetap harus dicantumkan di dalam neraca.
2.      Aktiva tetap yang digadaikan harus dijelaskan.
3.      Jumlah depresiasi akumulasian dan biaya depresiasi untuk tahun kini harus ditunjukkan di dalam laporan keuangan.
4.      Metode yang digunakan dalam penghitungan depresiasi golongan besar aktiva tetap harus diungkapkan di dalam laporan keuangan.
5.      Aktiva tetap harus dipecah ke dalam golongan yang terpisah jika jumlahnya material.
6.      Aktiva tetap yang telah habis didepresiasi namun masih digunakan untuk beroperasi, jika jumlahnya material, harus dijelaskan.
TUJUAN PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP SALDO AKTIVA TETAP
Tujuan pengujian substantif terhadap saldo aktiva tetap adalah :
1.      Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan aktiva tetap.
2.      Membuktikan keberadaan aktiva tetap dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan aktiva tetap yang dicantumkan di neraca.
3.      Membuktikan hak kepemilikan klien atas aktiva tetap yang dicantumkan di neraca.
4.      Membuktikan kewajaran penilaian aktiva tetap yang dicantumkan di neraca.
5.      Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan aktiva tetap di neraca.
Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan aktiva tetap. Sebelum auditor melakukan pengujian mengenai kewajaran saldo aktiva tetap yang dicantumkan di neraca dan mutasinya selama tahun yang diaudit, ia harus memperoleh keyakinan mengenai ketelitian dan keandalan catatan akuntansi yang mendukung informasi saldo dan mutasi aktiva tetap tersebut. Untuk itu auditor melakukan rekonsiliasi antara saldo aktiva tetap yang dicantumkan di dalam neraca dengan akun aktiva tetap yang bersangkutan di dalam buku besar dan selanjutnya ke jurnal pengeluaran kas, jurnal umum dan buku pembantu aktiva tetap.
Membuktikan asersi keberadaan aktiva tetap dan asersi keterjadian transaksi yang berkaitan dengan aktiva tetap dicantumkan di neraca. Seperti dalam audit terhadap pada umumnya, pengujian substantif ditujukan untuk membuktikan apakah aktiva yang dicantumkan di dalam neraca sesuai dengan aktiva sesungguhnya ada pada tanggal neraca tersebut. Untuk tujuan ini, auditor melakukan berbagai prosedur audit guna membuktikan : keberadaan aktiva yang bersangkutan dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan aktiva tersebut, kelengkapan, hak kepemilikan atas aktiva tersebut, kewajaran penilaian aktiva tersebut pada tanggal neraca, kewajaran penyajian dan pengungkapan aktiva tersebut di dalam laporan keuangan. Dalam hubungannya dengan pengujian substantif terhadap aktiva tetap, pengujian diarahkan untuk mencapai salah satu tujuannya yaitu membuktikan keberadaan aktiva tetap dan keterjadian transaksi yang bersangkutan dengan aktiva tersebut, auditor melakuakn berbagai pengujian substantif berikut ini :
1.      Pengujian analitik.
2.      Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan aktiva tetap.
3.      Inspeksi terhadap aktiva tetap.
4.      Pemeriksaan terhadap dokumen hak milik dan kontrak.
5.      Review terhadap pembentukan depresiasi akumulasian.
Membuktikan asersi kelengkapan aktiva tetap yang dicantumkan di neraca. Untuk membuktikan bahwa aktiva tetap yang dicantumkan di neraca mencakup semua aktiva tetap klien pada tanggal neraca dan mencakup semua transaksi yang berkaitan dengan aktiva tetap dalam tahun yang diaudit, auditor melakukan berbagai pengujian substantif berikut ini :
1.      Pengujian analitik.
2.      Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan aktiva tetap.
3.      Inspeksi terhadap aktiva tetap.
4.      Pemeriksaan terhadap dokumen hak milik dan kontrak.
5.      Review terhadap pembentukan depresiasi akumulasian.
Membuktikan asersi hak kepemilikan klien atas aktiva tetap yang dicantumkan di neraca. Untuk membuktikan hak kepemilikan klien atas aktiva tetap yang dicantumkan di neraca, auditor melakukan pengujian substantif berikut ini :
1.      Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan aktiva tetap.
2.      Inspeksi terhadap aktiva tetap.
3.      Pemeriksaan terhadap dokumen hak milik dan kontrak.
Membuktikan asersi penilaian aktiva tetap yang dicantumkan di neraca. Seperti tersebut dalam prinsip akuntansi berterima umum, aktiva tetap harus disajikan di neraca pada nilai buku (book value) pada tanggal neraca atau dengan kata lain sebesar kos aktiva tetap dikurangi dengan depresiasi akumulasian sampai dengan tanggal neraca. Dengan demikian akun Depresiasi Akumulasian Aktiva Tetap merupakan akun penilaian (valuation account) untuk mengurangi saldo aktiva tetap menjadi sebesar nilai bukunya pada tanggal neraca. Untuk membuktikan kewajaran penentuan jumlah akun Depresiasi Akumulasian Aktiva Tetap yang dicantumkan di neraca, auditor melakukan pengujian substantif berikut ini :
1.      Prosedur audit awal.
2.      Pengujian analitik.
3.      Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan aktiva tetap.
4.      Inspeksi terhadap aktiva tetap.
5.      Pemeriksaan terhadap dokumen hak milik dan kontrak.
6.      Review terhadap pembentukan depresiasi akumulasian.
Rounded Rectangle: Keberadaan atau keterjadianMembuktikan asersi penyajian dan pengungkapan aktiva tetap di neraca. Penyajian dan pengungkapan unsur-unsur laporan keuangan harus didasarkan pada prinsip akuntansi berterima umum. Pengujian substantif terhadap aktiva tetap diarahkan untuk mencapai salah satu tujuan membuktikan apakah unsur aktiva tetap telah disajikan dan diungkapkan oleh klien di neracanya sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum. Satu-satunya pengujian substantif untuk membuktikan asersi penyajian dan pengungkapan aktiva tetap di neraca adalah dengan membandingkan penyajian dan pengungkapan aktiva tetap di neraca yang diaudit dengan prinsip akuntansi berterima umum.
Rounded Rectangle: Penyajian dan PengungkapanRounded Rectangle: Hak KepemilikanRounded Rectangle: PenilaianRounded Rectangle: Kelengkapan                                                                                                                    


 




                                                                                                                
Rounded Rectangle: Verifikasi Penyajian dan PengungkapanRounded Rectangle: Pengujian terhadap saldo akun rinciRounded Rectangle: Pengujian Terhadap Transaksi Rinci  Rounded Rectangle: Prosedur AnalitikRounded Rectangle: Prosedur Audit Awal                                                                                        
                                                                                                                      


PROGRAM PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP SALDO AKTIVA TETAP
Program pengujian substantif terhadap aktiva tetap berisi prosedur audit yang dirancang untuk mencapai tujuan audit seperti yang telah diuraikan diatas.
Prosedur Audit Awal
Sebelum membuktikan apakah saldo aktiva tetap yang dicantumkan oleh klien di dalam neracanya sesuai dengan aktiva tetap yang benar-benar ada pada tanggal neraca, auditor melakukan rekonsiliasi antara  informasi aktiva tetap yang dicantumkan di neraca dengan catatan akuntansi yang mendukungnya. Rekonsiliasi ini perlu dilakukan agar auditor memperoleh keyakinan bahwa informasi aktiva tetap yang dicantumkan di neraca didukung dengan catatan akuntansi yang dapat dipercaya. Oleh karena itu, auditor melakukan enam prosedur audit berikut ini dalam melakukan rekonsiliasi informasi aktiva tetap di neraca dengan catatan akuntansi yang bersangkutan :
1.      Usut saldo aktiva tetap yang tercantum di neraca ke saldo akun Aktiva Tetap yang bersangkutan di dalam buku besar.
2.      Hitung kembali saldo akun Aktiva Tetap di buku besar.
3.      Usut saldo awal akun Aktiva Tetap ke kertas kerja tahun yang lalu.
4.      Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting dalam akun Aktiva Tetap dan Depresiasi Akumulasinya.
5.      Usut posting pendebitan dan pengkreditan akun Aktiva Tetap ke jurnal yang bersangkutan.
6.      Lakukan rekonsiliasi buku pembantu Aktiva Tetap dengan akun control Aktiva Tetap di buku besar.
Berikut ini uraikan lebih rinci prosedur audit awal dalam pengujian substantive terhadap aktiva tetap :
Usut saldo aktiva tetap yang tercantum di neraca ke saldo akun Aktiva Tetap dan Depresiasi Akumulasian yang bersangkutan di buku besar. Untuk memperoleh keyakinan bahwa saldo aktiva tetap yang tercantum di neraca didukung dengan catatan akuntansi yang dapat dipercaya kebenaran mekanisme pencatatannya, maka saldo aktiva tetap yang dicantumkan di neraca diusut ke akun buku besar berikut ini :
            Aktiva Tetap
Akun ini digunakan untuk menampung transaksi timbulnya dan berkurangnya aktiva tetap dari transaksi pembelian, pembuatan/pembangunan dan penghentian pemakaian aktiva tetap serta pengeluaran modal (capital expenditure) yang bersangkutan dengan aktiva tetap. Dalam perusahaan manufaktur, umumnya akun aktiva tetap ini digolongkan menjadi : tanah dan perbaikan tanah, gedung dan perbaikan gedung, mesin dan equipment pabrik, mebel dan kendaraan.
Depresiasi Akumulasian
Akun ini merupakan akun penilai yang digunakan untuk mengurangi kos aktiva tetap bruto menjadi nilai buku aktiva tetap. Akun ini dibentuk untuk setiap golongan aktiva tetap yang didepresiasi (depreciable fixed assets). Akun ini digunakan untuk menampung transaksi pencatatan depresiasi aktiva tetap dan berkurangnya depresiasi akumulasian karena transaksi : penjualan, penghentian pemakaian dan pertukaran.
Hitung kembali saldo akun Aktiva Tetap dan Depresiasi Akumulasian yang bersangkutan di buku besar. Untuk memperoleh keyakinan mengenai ketelitian penghitungan saldo akun Aktiva Tetap dan Depresiasi Akumulasian yang bersangkutan, auditor menghitung kembali saldo akun Aktiva Tetap dan Depresiasi Akumulasian yang bersangkutan dengan cara menambah saldo awal dengan jumlah pengkreditan dan menguranginya dengan jumlah pendebitan tiap-tiap akun tersebut.
Usut saldo awal akun Aktiva Tetap dan Depresiasi Akumulasian yang bersangkutan ke kertas kerja tahun yang lalu. Sebelum auditor melakukan pengujian terhadap transaksi rinci yang menyangkut akun Aktiva Tetap dan Depresiasi Akumulasian yang bersangkutan, ia perlu memperoleh keyakinan atas kebenaran saldo awal akun tersebut. Untuk mencapai tujuan ini, auditor melakukan pengusutan saldo awal akun Aktiva Tetap dan Depresiasi Akumulasian yang bersangkutan ke kertas kerja tahun yang lalu. Kertas kerja tahun lalu dapat menyediakan informasi tentang berbagai koreksi yang diajukan oleh auditor dalam audit tahun yang lalu, sehingga auditor dapat mengevaluasi tindak lanjut yang telah ditempuh oleh klien dalam menanggapi koreksi yang diajukan oleh auditor.
Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting dalam akun Aktiva Tetap dan Depresiasi Akumulasinya. Kecurangan dalam transaksi pemerolehan, pertukaran penghentian pemakaian, depresiasi aktiva tetap dapat ditemukan melalui review atas mutasi luar biasa,  baik dalam jumlah maupun sumber posting dalam akun Aktiva Tetap dan Depresiasi Akumulasian dan Akun Pendapatan dan Rugi Luar Biasa.
Usut posting pendebitan dan pengkreditan akun Aktiva Tetap dan Depresiasi Akumulasian yang bersangkutan ke jurnal yang bersangkutan. Untuk memperoleh keyakinan bahwa mutasi penambahan dan pengurangan aktiva tetap berasal dari jurnal-jurnal yang bersangkutan, pendebitan di dalam akun aktiva tetap diusut ke register bukti kas keluar dan jurnal umum sedangkan pengkreditan ke dalam akun tersebut diusut ke jurnal umum.
Lakukan rekonsiliasi buku pembantu aktiva tetap dengan akun kontrol Aktiva Tetap dan Depresiasi Akumulasian yang bersangkutan di buku besar. Saldo kontrol Aktiva Tetap dan Depresiasi Akumulasian yang bersangkutan di buku besar tersebut kemudian dicocokkan dengan jumlah saldo akun pembantu aktiva tetap untuk memperoleh keyakinan bahwa catatan akuntansi klien yang bersangkutan dengan aktiva tetap dapat dipercaya ketelitiannya.
Prosedur Analitik
Ratio berikut ini seringkali digunakan oleh auditor dalam pengujian analitik terhadap aktiva tetap :
Ratio
Formula
1.      Tingkat perputaran aktiva tetap
Hasil penjualan bersih / Rerata saldo aktiva tetap
2.      Ratio laba bersih dengan aktiva tetap
Hasil penjualan bersih / Rerata saldo aktiva tetap
3.      Ratio aktiva tetap dengan modal saham
Aktiva tetap /  modal saham
4.      Ratio biaya reparasi dan pemeliharaan dengan aktiva tetap
Biaya reparasi dan pemeliharaan / hasil penjualan bersih

Berbagai ratio tersebut jika dihitung oleh auditor dan kemudian dibandingkan dengan angka harapan (ratio yang sama dari data masa lalu, data industri, jumlah yang dianggarkan atau data lain) akan dapat memberikan indikasi bagi auditor ke fokus mana perhatian auditor perlu diarahkan dalam pelaksanaan pengujian transaksi rinci dan saldo akun rinci.
Pengujian terhadap Transaksi Rinci
Periksa Tambahan Aktiva Tetap ke Dokumen yang Mendukung Transaksi Pemerolehan Aktiva Tetap Tersebut
Pemeriksaan dokumen yang mendukung tambahan aktiva tetap yang terjadi dalam tahun yang diaudit memberikan bukti tentang :
1.      Asersi keberadaan aktiva tetap dan keterjadian transaksi yang menambah aktiva tetap
2.      Asersi kelengkapan unsur yang membentuk kos aktiva tetap
3.      Asersi kepemilikan klien atas tambahan aktiva tetap
4.      Asersi penilaian aktiva tetap
Untuk menilai kewajaran kos aktiva tetap, auditor harus memeriksa dokumen sumber dan dokumen pendukung pemerolehan. Dalam memverifikasi pemerolehan aktiva tetap auditor memeriksa otorisasi penambahan aktiva tetap dalam notulen rapat direksi dan dewan komisaris, anggaran modal dan bukti kas keluar. Disamping itu, auditor juga melakukan pemeriksaan terhadap dokumen pendukung bukti kas keluar, untuk memastikan bahwa aktiva tersebut dicatat sebesar kosnya, yaitu harga yang tercantum di dalam faktur dari pemasok ditambah biaya-biaya yang dikeluarkan sampai dengan aktiva tetap tersebut siap untuk digunakan. Dalam memverifikasi aktiva tetap yang diperoleh dengan capital lease, kos aktiva tetap ditentukan sebesar nilai tunai pembayaran sewa. Karena penghitungan nilai tunai ini menggunakan imputed interest rate, maka auditor harus mengevaluasi kewajaran tarif bunga yang diperhitungkan dalam penentuan nilai tunai pembayaran sewa tersebut. Dalam hal aktiva tetap diperoleh dari pertukaran, auditor harus memperhatikan penentuan kos aktiva yang diperoleh klien dan kemungkinan adanya transaksi di antara pihak yang memiliki hubungan istimewa.
Periksa Berkurangnya Aktiva Tetap ke Dokumen yang Mendukung Transaksi Tersebut
Pemeriksaan terhadap dokumen yang mendukung transaksi berkurangnya aktiva tetap yang terjadi dalam tahun yang diaudit memberikan bukti tentang :
1.      Asersi keberadaan aktiva tetap dan keterjadian transaksi berkurangnya aktiva tetap
2.      Asersi kelengkapan unsur yang mengurangi kos aktiva tetap
3.      Asersi hak kepemilikan klien atas aktiva tetap yang dikurangi
4.      Asersi penilaian aktiva tetap
Bukti-bukti penjualan aktiva tetap, penghentian pemakaian aktiva tetap dan pertukaran harus diperoleh auditor untuk memverifikasi pengkreditan akun aktiva tetap. Dalam hal ini, auditor perlu melaksanakan prosedur audit untuk menemukan kemungkinan klien tidak mencatat transaksi penghentian aktiva tetapnya. Prosedur audit yang biasanya digunakan oleh auditor untuk menemukan adanya penghentian pemakaian aktiva tetap yang tidak dicatat (unrecorded retirement) adalah sebagai berikut :
1.      Carilah informasi mengenai adanya tambahan aktiva tetap yang jumlahnya material di dalam tahun yang diaudit untuk menentukan apakah aktiva tetap yang lama telah ditukarkan dan telah diganti dengan aktiva tetap yang baru tersebut.
2.      Lakukan analisis terhadap akun Pendapatan di Luar Usaha untuk menemukan adanya penerimaan kas dari penjualan aktiva tetap. Jika klien tidak mencatat penghentian pemakaian aktiva tetapnya, jurnal yang biasanya dibuat oleh klien hanyalah jurnal penerimaan kas dari penjualan aktiva tetap yang telah dihentikan pemakaiannya.
3.      Jika dalam tahun yang diaudit terhadap penghentian produksi produk tertentu, selidikilah perlakuan terhadap aktiva tetap yang semula digunakan untuk memproduksi produk tersebut.
4.      Periksa perintah kerja atau dokumen lain yang menunjukkan adanya otorisasi penghentian pemakaian aktiva tetap.
5.      Selidikilah adanya penurunan jumlah pertanggungan asuransi untuk menentukan kemungkinan adanya penghentian pemakaian aktiva tetap.
Periksa Ketepatan Pisah Batas Transaksi Aktiva Tetap
Verifikasi pisah batas dalam pengujian substantif terhadap aktiva tetap tidak sepenting verifikasi pisah batas yang dilaksanakan oleh auditor dalam pengujian substantif terhadap aktiva lancar. Verifikasi pisah batas transaksi mutasi aktiva tetap dimaksudkan untuk menemukan kemungkinan terjadinya pencatatan transaksi mutasi aktiva tetap yang tidak dalam periode akuntansi yang seharusnya. Ketidaktepatan pisah batas ini akan mempunyai akibat penentuan laba dan rugi di luar usaha (akibat penjualan, pertukaran atau penghentian pemakaian aktiva tetap) dan modal kerja.
Untuk membuktikan bahwa klien menggunakan pisah batas yang konsisten terhadap transaksi pemerolehan aktiva tetap, auditor memeriksa bukti kas keluar dan dokumen laporan penerimaan barang yang dibuat dan dicatat oleh klien dalam periode sebelum dan sesudah tanggal neraca. Dengan membandingkan tanggal bukti kas keluar, tanggal laporan penerimaan barang dan tanggal pencatatan transaksi pemerolehan di dalam register bukti kas keluar, auditor dapat membuktikan apakah transaksi bertambahnya aktiva tetap yang terjadi dalam periode sebelum dan sesudah tanggal neraca, telah dicatat dalam periode akuntansi yang seharusnya. Untuk membuktikan apakah klien menggunakan pisah batas yang konsisten terhadap transaksi penghentian pemakaian aktiva tetap, auditor memeriksa bukti memorial (jurnal voucher) dan dokumen laporan penerimaan barang yang dibuat dan dicatat oleh klien dalam periode sebelum dan sesudah tanggal neraca. Dengan membandingkan tanggal bukti memorial, tanggal laporan penerimaan barang dan tanggal pencatatan transaksi pemerolehan di dalam jurnal umum, auditor dapat membuktikan apakah transaksi berkurangnya aktiva tetap yang terjadi karena penghentian pemakaian aktiva tetap dalam periode sebelum dan sesudah tanggal neraca, telah dicatat dalam periode akuntansi yang seharusnya.
Lakukan Review terhadap Akun Biaya Reparasi dan Pemeliharaan Aktiva Tetap
Kos aktiva tetap dalam tahun yang diaudit dapat bertambah dengan adanya pengeluaran modal yang bersangkutan dengan aktiva tetap. Auditor harus memperoleh informasi mengenai pembedaan pengeluaran modal dan pengeluaran pendapatan (revenue expenditures) yang dilakukan oleh klien. Atas dasar kebijakan akuntansi mengenai pengeluaran modal dan pengeluaran pendapatan tersebut auditor melakukan analisis terhadap akun biaya reparasi dan pemeliharaan untuk menemukan transaksi pengeluaran modal yang diperlakukan oleh klien sebagai pengeluaran pendapatan (dicatat di dalam akun Biaya Reparasi dan Pemeliharaan).
Pengujian terhadap Saldo Akun Rinci
Lakukan Inspeksi terhadap Tambahan Aktiva Tetap dalam Tahun Yang Diaudit
Informasi mengenai tambahan aktiva tetap dalam tahun yang diaudit diperoleh dari notulen rapat dewan komisaris atau direksi dan anggaran modal yang dibuat oleh klien. Atas dasar informasi tersebut auditor kemudian menganalisis pendebitan akun aktiva tetap dalam tahun yang diaudit untuk memperoleh informasi lebih rinci mengenai tambahan aktiva tetap dalam tahun yang diaudit ke dalam dokumen authorization for expenditure (AFE) dan bukti kas keluar beserta dokumen pendukungnya (surat order pembelian, laporan penerimaan barang dan faktur dari pemasok). Informasi tambahan aktiva tetap tersebut kemudian diinspeksi fisik aktiva tetapnya oleh auditor untuk memverifikasi eksistensi tambahan aktiva tetap tersebut.
Periksa Dokumen Kontrak dan Dokumen Hak Kepemilikan Klien atas Aktiva Tetap
Aktiva tetap yang berada di tangan klien pada tanggal neraca perlu diverifikasi hak kepemilikannya, karena di antara aktiva tersebut kemungkinan diperoleh klien dengan menyewa dari perusahaan lain. Pihak yang berwenang mengeluarkan sertifikat sebagai bukti pemilikan aktiva tetap seperti tanah, bangunan dan kendaraan bermotor. Oleh karena itu, untuk jenis aktiva tetap tersebut, pembuktian hak kepemilikannya dilakukan dengan meminta sertifikat tanah atau bukti pembayaran pajak bumi dan bangunan (PBB), sertifikat izin membangun bangunan dan bukti pemilikan kendaraan bermotor (BPKB). Pembuktian hak pemilikan atas aktiva tetap klien dilakukan oleh auditor dengan :
1.      Memeriksa dokumen yang mendukung pemerolehan dan penghentian pemakaian aktiva tetap
2.      Memeriksa dokumen yang mendukung transaksi pembayaran sewa
3.      Memeriksa polis asuransi aktiva tetap
4.      Meminta informasi mengenai aktiva tetap yang dijaminkan dalam penarikan uang
5.      Melakukan inspeksi terhadap perjanjian persewaan
Periksa dokumen yang mendukung pemerolehan dan penghentian pemakaian aktiva tetap. Untuk memverifikasi hak kepemilikan atas aktiva tetap yang dicantumkan di dalam neraca, auditor pertama kali harus memeriksa dokumen yang mendukung transaksi timbulnya aktiva tetap seperti bukti kas keluar, surat permintaan otorisasi investasi, surat permintaan otorisasi reparasi, laporan penerimaan barang, faktur dari pemasok, bukti pembayaran pajak (misalnya pajak balik nama) dan bukti pengeluaran kas lain untuk menjadikan aktiva tetap siap untuk dipakai. Dari dokumen yang mendukung transaksi pemerolehan, auditor dapat memperoleh informasi apakah faktur dari pemasok berisi nama klien. Penghentian pemakaian aktiva tetap dapat menyebabkan aktiva tetap berkurang dan aktiva tetap tersebut harus dikeluarkan dari catatan aktiva tetap klien. Prosedur audit untuk menemukan unrecorded retirement dapat memberikan informasi bagi auditor dalam menentukan hak kepemilikan klien atas aktiva tetap.
Periksalah dokumen yang bersangkutan dengan biaya sewa. Untuk memverifikasi hak pemilikan klien atas aktiva tetap, auditor menganalisis akun Biaya Sewa. Dari analisis akun ini, auditor dapat memperoleh informasi mengenai aktiva tetap yang digunakan oleh klien yang bukan merupakan milik klien.
Lakukan inspeksi terhadap polis asuransi aktiva tetap. Pengendalian intern yang baik mengharuskan klien mengasuransikan aktiva tetapnya dari kemungkinan kerugian akibat kebakaran atau bencana yang lain. Di dalam polis asuransi dapat dijumpai nama pemilik dan penerima manfaat asuransi tersebut, sehingga untuk memverifikasi hak kepemilikan aktiva tetap klien, auditor melakukan inspeksi terhadap polis asuransi aktiva tetap.
Mintalah informasi mengenai aktiva tetap yang dijadikan jaminan dalam penarikan utang. Jika klien menarik kredit dari bank dengan jaminan aktiva tetap, informasi mengenai aktiva tetap yang dijaminkan dalam penarikan utang dapat diperoleh auditor dari jawaban konfirmasi bank.   
Lakukan inspeksi terhadap perjanjian leasing. Jika klien menggunakan aktiva tetap yang diperoleh dari transaksi leasing, auditor perlu mempelajari pasal-pasal yang tercantum dalam perjanjian leasing tersebut untuk menentukan apakah aktiva tersebut harus diakui sebagai aktiva tetap klien atau hanya sebagai sewa biasa saja.
Lakukan Review terhadap Perhitungan Depresiasi dan Deplesi Aktiva Tetap
Penilaian terhadap aktiva tetap yang didepresiasi atau dideplesi mengharuskan auditor melakukan penghitungan kembali biaya depresiasi atau biaya deplesi aktiva tetap dengan menggunakan metode depresiasi atau deplesi yang dipakai oleh klien dan berdasarkan kos aktiva yang telah mengalami penambahan karena transaksi pemerolehan dan pengeluaran modal serta pengurangan karena transaksi penghentian pemakaian aktiva tetap dalam tahun yang diaudit.
Lakukan rekonsiliasi aktiva tetap tertentu ke dalam buku pembantu aktiva tetap. Akuntansi aktiva tetap yang baik mensyaratkan agar semua aktiva tetap diberi nomor identifikasi sehingga memudahkan rekonsiliasi periodik antara fisik aktiva tetap dengan catatan akuntansinya. Untuk membuktikan eksistensi aktiva tetap, auditor memilih bebrapa aktiva tetap tertentu, mencatat nomor identifikasinya dan kemudian mengusut aktiva tetap tersebut ke dalam buku pembantu aktiva tetap.
Hitung kembali jumlah rupiah yang dicatat di dalam akun-akun yang terkait dalam transaksi penghentian pemakaian aktiva tetap. Penghentian pemakaian aktiva tetap dicatat dengan mendebit akun Depresiasi Akumulasian Aktiva Tetap, mengkredit akun aktiva tetap yang bersangkutan dan mendebit akun Rugi Penghentian Pemakaian Aktiva Tetap atau mengkredit akun Laba Penghentian Pemakaian Aktiva Tetap. Karena transaksi penghentian aktiva tetap menyangkut baik akun aktiva tetap maupun akun penilainya, maka auditor perlu menghitung kembali jumlah rupiah yang dicatat di dalam akun yang terkait dengan transaksi penghentian pemakaian aktiva tetap.
Verifikasi Penyajian dan Pengungkapan
Periksa Klasifikasi Aktiva Tetap di dalam Neraca
Aktiva tetap harus disajikan di dalam neraca dalam kelompok aktiva tidak lancar pada kosnya dikurangi dengan depresiasi akumulasian atau deplesi. Auditor melakukan pemeriksaan terhadap klasifikasi aktiva tetap di dalam neraca berdasarkan prinsip akuntansi berterima umum dalam penyajian aktiva tetap di neraca.
Periksa Pengungkapan yang Bersangkutan dengan Aktiva Tetap
Menurut prinsip akuntansi berterima umum dalam penyajian aktiva tetap di neraca, klien berkewajiban mencantumkan pengungkapan yang memadai mengenai metode depresiasi atau deplesi yang dipakainya, aktiva tetap yang dijaminkan atau digadaikan dalam penarikan utang dan aktiva tetap yang telah habis didepresiasi namun masih digunakan dalam kegiatan perusahaan.



 



BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Aktiva tetap adalah kekayaan perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai manfaatekonomis lebih dari satu tahun, dan diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan perusahaan, bukan untuk dijual kembali.
Aktiva tetap memiliki karakteristik yang berbeda dengan aktiva lancar. Perbedaankarakteristik ini berdampak terhadap pengujian substantif kedua golongan aktiva tersebut.
Jika auditor tidak menyadari dampak perbedaan karakteristik aktiva lancar dengan aktivatetap, ia tidak akan dapat melakukan pengujian substantif dengan efektif terhadap keduagolongan tersebut. Perbedaan karakteristik aktiva tetap dengan aktiva lancar tersebutmengakibatkan perbedaan pengujian substantif terhadap kedua macam aktiva tersebut.
Tujuan pengujian substantif terhadap saldo aktiva tetap adalah :
1.      Memperoleh keyakinantentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan aktiva tetap,
2.      Membuktikankeberadaan aktiva tetap dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan aktiva tetap yangdicantumkan di neraca,
3.      Membuktikan hak kepemilikan klien atas aktiva tetap yangdicantumkan di neraca,
4.      Membuktikan kewajaran penilaian aktiva tetap yang dicantumkan dineraca, dan
5.      Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan aktiva tetap di neraca.
Prosedur Audit Aktiva Tetap dibagi menjadi dua yaitu prosedur audit awal dan prosedur analitik.









DAFTAR PUSTAKA
Mulyadi. 2008. Auditing. Edisi ke 6. Jakarta: Salemba Empat




0 comments:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com